Panel pemerintah Korea Selatan menyimpulkan bahwa gempa berkekuatan M 5,4 yang melanda Kota Pohang pada 15 November 2017 disebabkan oleh pembangkit listrik tenaga panas bumi eksperimental. Panel ini dibentuk atas perintah Presiden Korea Selatan.
Tidak seperti pembangkit panas bumi konvensional, yang mengekstraksi energi langsung dari air bawah tanah panas atau batuan, pembangkit listrik Pohang menyuntikkan cairan bertekanan tinggi ke tanah untuk memecah batu dan melepaskan panas. Teknologi ini dikenal sebagai sistem panas bumi yang ditingkatkan.
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA–Pekerja berada di sumur instalasi panas bumi milik PT Geo Dipa Energi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Jumat (15/3/2019). PLTP Dieng yang telah menghasilkan 60 megawatt akan ditambah kapasitasnya sebesar 10 megawatt. Pengembangan tersebut merupakan bagian dari eksplorasi energi terbarukan yang ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Tekanan ini menyebabkan gempa bumi kecil yang mempengaruhi patahan di dekatnya, dan akhirnya memicu gempa 2017 yang lebih besar,” sebut panel pemerintah Korea Selatan tersebut, seperti ditulis dalam Nature.Com, pada Jumat (22/3/2019).
Gempa pada 2017 itu merupakan yang terkuat kedua di Korea Selatan dan yang paling merusak pada catatan modern. Gempa itu melukai 135 orang dan menyebabkan kerusakan senilai 300 miliar won (290 juta dollar AS).
Menerima temuan
Kementerian Perdagangan, Industri, dan Energi Korea Selatan dalam pernyataan resmi menyatakan menerima temuan panel dan mengungkapkan penyesalan mendalam kepada warga Pohang yang dirugikan oleh peristiwa tersebut.
Kementerian mengumumkan bahwa mereka akan membongkar pembangkit listrik, mengembalikan situs ke kondisi semula, dan berinvestasi 225,7 miliar won untuk memperbaiki infrastruktur di daerah yang paling terdampak. Ini hasil mendukung temuan dari sepasang studi yang diterbitkan dalam Science dua tahun lalu.
Gempa bumi telah dikaitkan dengan pembangkit listrik tenaga panas bumi di bagian lain dunia. Namun gempa Pohang sejauh ini merupakan yang terkuat yang pernah terjadi akibat pembangkit listrik eksperimental ini. Kekuatan gempanya 1.000 kali lebih besar daripada gempa berkekuatan M 3,4 yang dipicu oleh pembangkit panas bumi di Basel, Swiss, pada tahun 2006.
Berbeda dengan Korea Selatan, Indonesia sangat kaya dengan potensi panas bumi konvensional. Bahkan, potensi panas bumi Indonesia merupakan yang terbesar di dunia. Data Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), dari potensi energi panas bumi Indonesia yang mencapai 1.924,5 MW, baru 11 persen yang dimanfaatkan.
Oleh AHMAD ARIF
Sumber: Kompas, 23 Maret 2019