Mutu Dosen Jadi Tantangan

- Editor

Senin, 22 Desember 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jumlah Doktor Baru 13 Persen
Pengembangan mutu dosen dengan membangun iklim untuk menempuh studi lanjutan ataupun pengembangan kompetensi dan spesialisasi di bidangnya masih harus dibangun di perguruan tinggi. Pengembangan dosen mesti dianggap sebagai kebutuhan, baik bagi dosen maupun lembaganya.


”Pengembangan dosen memang bukan hanya pendidikan formal, melainkan juga berbagai pelatihan yang bisa meningkatkan kompetensi dan spesialisasi di bidangnya,” kata Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia Edy Suandi Hamid dalam orasi ilmiah upacara wisuda Sekolah Tinggi Teknologi Mutu Muhammadiyah dan STIMIK Muhammadiyah Banten, di Tangerang, akhir pekan lalu.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, jenjang pendidikan dosen ditetapkan minimal S-2. Kenyataannya, berdasarkan data Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dari sekitar 186.000 dosen di perguruan tinggi negeri dan swasta, hingga tahun 2014, masih 23,8 persen yang berpendidikan S-1. Dosen yang sudah S-2 sebesar 62,9 persen dan S-3 baru sekitar 13,3 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Edy menambahkan, peningkatan daya saing dosen untuk menguasai bidangnya dapat lewat berbagai pelatihan, kursus, seminar, riset, dan mendialogkan pemikirannya dengan memublikasikan karya ilmiah dalam jurnal ilmiah, baik nasional maupun internasional. Selain itu, dosen juga bisa menulis buku teks dan buku referensi. Untuk itu, lembaga pendidikan tinggi perlu memfasilitasi para dosen.

”Persoalannya, perguruan tinggi terkadang terbatas menganggarkan untuk kegiatan-kegiatan tersebut. Di sisi lain, sebagian besar dosen terbatas kemampuan finansialnya,” ujar Edy yang juga Wakil Ketua Majelis Pendidikan Tinggi Pengurus Pusat Muhammadiyah.

Kemampuan riset
Menurut Edy, pengembangan dosen di sebagian besar perguruan tinggi masih terbatas dan sekadar memenuhi kaidah formal saja. Jika itu terus terjadi, kualitas dosen dan perguruan tingginya rendah.

Situasi itu juga bisa memengaruhi kesiapan Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. Itu karena lulusan perguruan tinggi kurang cakap dan tidak kompetitif berhadapan dengan tenaga kerja terdidik lulusan perguruan tinggi ASEAN lainnya.

Pengembangan kemampuan riset para dosen di Indonesia juga rendah dan butuh dukungan. Menurut Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Agus Subekti, dukungan untuk mengembangkan kompetensi penelitian dosen dimulai dari tingkat pemula hingga yang potensial menghasilkan inovasi.

Pendanaan penelitian, penulisan karya ilmiah, hingga seminar internasional disediakan pemerintah. Hal itu berguna untuk merangsang dosen agar meneliti dan menghasilkan publikasi ilmiah, hak kekayaan intelektual, hingga inovasi. (ELN)

Sumber: Kompas, 22 Desember 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 6 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB