Pemerintah berencana mengembangkan riset mobil listrik tenaga matahari dari segi kapasitas baterai, pembenahan sistem, dan tampilannya. Pengembangan ini dilakukan untuk meningkatkan level mobil listrik menuju tahap prototipe industri pada 2017.
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir, Senin (17/8), di Jakarta, menjelaskan, pengembangan mobil listrik di Indonesia masih pada tahapan uji coba karena terkendala terbatasnya inovasi dan dana.
Untuk inovasi, lanjut Nasir, ada beberapa hal yang perlu dibenahi, seperti peningkatan kapasitas baterai agar mampu digunakan untuk perjalanan jarak jauh serta tampilan interior dan eksterior mobil yang semula fiber diubah menjadi aluminium. Untuk merealisasikan ini, pihaknya berencana menggandeng perusahaan asal Finlandia untuk kerja sama pengembangan riset baterai, publikasi, dan segi bisnis. “Jika sudah mencapai level itu, mobil akan lebih mudah masuk ke pasaran,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
RHAMA PURNA JATI–Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir meresmikan tur mobil listrik tenaga surya Widya Wahana V ke Jawa dan Bali, di Jakarta, Senin (17/8). Persiapan itu dilakukan menjelang World Solar Challenge 2015, di Australia, Oktober.
Direktur Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Jumain Appe mengatakan, kemampuan peneliti Indonesia tidak kalah dari peneliti asing. Sejumlah komponen mampu diciptakan oleh peneliti lokal, seperti sistem pengendalian, mesin listrik, dan bodi.
Saat pembuatan sel surya, untuk mengubahnya dari rangkaian, wafer, dan berakhir menjadi modul butuh biaya hingga Rp 3 triliun. Adapun anggaran penelitian perguruan tinggi sekitar Rp 1,7 triliun.
Peneliti diharapkan memberi nilai tambah pada produknya agar perusahaan tertarik membiayai hingga tercapai nilai ekonomis bagi peneliti dan perusahaan. Saat ini, peneliti dari ITS, Surabaya, telah mengembangkan mobil listrik tenaga surya, Widya Wahana V, yang hemat energi dan ramah lingkungan.
Mobil tersebut akan ikut kompetisi World Solar Challenge 2015 di Australia, Oktober. Pembina riset, Muhammad Nur Yuniarto, mengatakan, keunggulan mobil tersebut adalah mampu membawa dua penumpang, lebih banyak daripada generasi sebelumnya pada 2013. (B12)
——————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 18 Agustus 2015, di halaman 14 dengan judul “Ditargetkan Menjadi Prototipe Industri”.