Keberadaan mikrobioma berperan penting dalam adaptasi manusia pada lingkungan dan memengaruhi kesehatan. Namun, riset tentang jasad renik itu di Indonesia masih minim.
Kajian mikrobioma atau jasad renik di usus perlu dikembangkan. Hal itu karena mikrobioma berperan penting dalam adaptasi manusia pada lingkungan dan komposisinya memengaruhi terjadinya obesitas, diabetes, dan penyakit lain.
Bahkan, dalam studi terhadap lalat buah disebutkan, dengan mengubah komposisi mikrobioma lewat pemberian probiotik dan herbal, hal itu bisa memperpanjang usia sampai 60 persen. Manfaat lain adalah, pemberian mikrobioma bisa melindungi mereka dari penyakit kronis terkait penuaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut peneliti senior Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Safarina Malik, Selasa (5/6/2018), di Jakarta, tim Eijkman mengkaji komposisi mikrobioma pada orang Punan di Kalimantan Utara. Harapannya, mikrobioma masyarakat tradisional yang transisi dari berburu meramu ke gaya hidup modern bisa diketahui.
Sebelumnya, kajian oleh tim Eijkman di Denpasar, Bali, menemukan bahwa warga yang gemuk cenderung memiliki keragaman mikrobioma lebih rendah. Sebaliknya, penduduk yang langsing lebih tinggi keragamannya.
–Eksperimen terbaru pada lalat buah membuktikan bahwa dengan mengubah komposisi mikrobioma melalui pemberian probiotik dan herbal bisa memperpanjang umur hingga 60 persen dan melindungi mereka dari penyakit kronis yang terkait dengan penuaan. Sumber: nature.com
Untuk mengetahui mikrobioma seseorang, perlu analisis sampel feses. Peneliti juga perlu melakukan wawancara panjang terkait pola makan. ”Risetnya mahal sehingga di Indonesia riset tentang ini amat jarang meski di luar negeri populer,” ujarnya.
Menurut Safarina, diperkirakan ada lebih dari 100 triliun sel mikroorganisme berupa bakteri, fungi, dan virus yang tinggal di saluran cerna manusia. Semua mikroorganisme di saluran cerna manusia disebut mikrobioma saluran cerna. Mikrobioma ada sejak bayi yang didapatkan dari ibu lewat persalinan dan menyusui. Tambahan mikrobioma berasal dari makanan dan lingkungan.
?Jumlah dan variasi mikrobioma ini cenderung berbeda di etnis berbeda. Contohnya, penelitian Yuan-Kun Lee dari National University of Singapore dan tim menemukan adanya perbedaan mikrobiota jenis Prevotella dan Bifidobacterium pada anak-anak di Yogyakarta dan Bali dengan Tokyo, Bangkok, Beijing dan lima kota lain di Asia.
Penelitian yang telah dipublikasikan di jurnal Nature pada 2015 ini menyebutkan, anak-anak di Bali, Yogyakarta, dan Khong Kaen di Thailand sama-sama memiliki Prevotella yang tinggi. Sementara anak-anak di kota-kota lain cenderung memiliki Prevotella yang rendah.
–Penelitian Yuan-Kun Lee dari National University of Singapore dan tim menemukan adanya perbedaan mikrobiota jenis Prevotella dan Bifidobacterium pada anak-anak di Yogyakarta dan Bali dengan Tokyo, Bangkok, Beijing dan lima kota lain di Asia. Penelitian yang telah dipublikasikan di jurnal Nature pada 2015 ini menyebutkan, anak-anak di Bali, Yogyakarta, dan Khong Kaen di Thailand sama-sama memiliki Prevotella yang tinggi, sedangkan di kota-kota lain cenderung rendah. Sumber: Nature.com
”Banyak riset membuktikan mikrobioma berperan penting dalam adaptasi manusia pada lingkungan. Komposisi mikrobioma pun memengaruhi terjadi obesitas, diabetes, dan penyakit lain,” ungkap Safarina.
Komposisi mikrobioma memengaruhi terjadi obesitas, diabetes, dan penyakit lain.
Umur panjang
Sementara rahasia umur panjang kemungkinan terletak pada mikrobioma. Eksperimen terbaru pada lalat buah membuktikan bahwa dengan mengubah komposisi mikrobioma lewat pemberian probiotik dan herbal memperpanjang usia sampai 60 persen dan melindungi mereka dari penyakit kronis terkait penuaan.
Hasil eksperimen yang dipublikasikan di Scientific Report jurnal Nature edisi 30 Mei 2018 ini dilakukan para peneliti dari McGill University, Kanada. Kajian ini menyingkap kian pentingnya peran mikrobioma dalam usus.
Para peneliti memberi probiotik dan suplemen herbal Triphala pada lalat buah. Hasilnya, lalat buah hidup 66 hari atau 26 hari lebih lama dari biasanya. Mereka tak kena penyakit kronis karena penuaan, seperti resistensi insulin naik dan radang, serta stres oksidatif.
”Probiotik secara dramatis mengubah arsitektur mikrobiota usus, komposisinya, dan metabolisme pada makanan,” kata Satya Prakash, profesor teknik biomedis McGill University yang juga penulis kajian ini di laman McGill University.
Lalat buah memiliki 70 persen kemiripan dalam hal biokimia dengan mamalia sehingga menjadi indikator baik untuk mengkaji dampak perlakuan ini pada manusia. ” Dampak pada manusia mungkin tak sebesar pada lalat buah, tetapi pemberian Triphala bersama probiotik meningkatkan kesehatan,” ujarnya.
Sementara Triphala merupakan formula yang dibuat dari buah-buahan dan tanaman dalam pengobata tradisional India di Ayurveda. Susan Westfall, penulis utama paper ini, mengatakan, gagasan untuk mengombinasikan Triphala dan probiotik datang dari ketertarikannya terhadap manfaat obat-obatan tradisional India terhadap penyakit penuaan.–AHMAD ARIF
Sumber: Kompas, 6 Juni 2018