Alat ukur memengaruhi kualitas produk dan daya saing sebuah negara. Untuk itu, alat ukur yang dimanfaatkan di berbagai bidang perlu dikalibrasi berkala.
Di Indonesia, transaksi perdagangan yang terkait pengukuran mencapai Rp 9.084 triliun per tahun. “Metrologi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi bangsa,” kata Direktur Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Kementerian Perdagangan Widodo dalam Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Kalibrasi Instrumentasi dan Metrologi Ke-41, Selasa (19/5), di Jakarta. Kegiatan digelar Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bertepatan dengan Hari Metrologi Dunia 2015.
Mekanisme pengukuran diatur Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal. Di sana, pengukuran meliputi alat-alat ukur, takar, timbang, dan perlengkapannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam aktivitas ekspor-impor, hasil timbangan komoditas saat dikirim dan diterima haruslah sama. Jika ada selisih antara hasil timbangan saat pengiriman dan penerimaan, keluhan bisa berdampak panjang.
“Jika terjadi, Indonesia bisa dianggap tidak jujur dan memperburuk citra bangsa. Oleh karena itu, alat timbang harus dipastikan bagus,” kata Widodo.
Saat ini, Indonesia telah menandatangani perjanjian internasional konvensi meter untuk menyeragamkan satuan ukuran timbangan. Dengan begitu, berat barang di Indonesia harus sama saat ditimbang di luar negeri.
Anggota Dewan Energi Nasional, Syamsir Abduh, menyatakan, di bidang energi, ketidaktepatan pengukuran dapat merugikan negara. Kekeliruan mengukur berdampak pada kompensasi finansial.
Kepala Pusat Penelitian Metrologi LIPI Mego Pinandito mengatakan, peningkatan infrastruktur metrologi nasional erat kaitannya dengan perbaikan mutu dan inovasi produk. LIPI sebagai pelaksana fungsi lembaga metrologi nasional berkomitmen menjamin pengukuran yang dapat ditelusuri.
Dalam konteks pasar bebas, persaingan produk global terkait mutu produk dari sebuah negara yang setara dengan negara lain. Hal itu, di antaranya, terkait dengan pengukuran. (B04)
—————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 21 Mei 2015, di halaman 14 dengan judul “Alat Ukur Terkait Daya Saing Global”.