Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) mengembangkan metode penanaman baru untuk mengurangi keberadaan lahan kritis. Metode yang dinamai metode Miyawaki itu menggunakan cara penanaman antarbibit pohon yang sangat rapat, sekitar 70 sentimeter. Dengan konsep itu, dalam 1 hektar, dapat ditanam 20.000-30.000 pohon.
Metode yang dikembangkan Profesor Miyawaki dari Jepang itu bertujuan mempercepat restorasi areal kritis. Penanaman berjarak dekat memungkinkan persaingan alamiah antarpohon. ”Dalam dua uji coba yang kami lakukan di Situ Sangiang dan Argamukti, tingkat keberhasilannya ialah 70 persen,” ujar Kepala Balai TNGC Dulhadi, Senin (5/5). TNGC adalah kawasan kedua yang menerapkan metode itu setelah TN Gunung Gede Pangrango. Mufti Ginanjar, Pengendali Ekosistem Hutan TNGC, menjelaskan, sejak awal tahun ini sudah 60.000 bibit pohon yang ditanam di kawasan TNGC menggunakan metode Miyawaki. Saat ini, dari total 15.500 hektar luasan wilayah TNGC di Kabupaten Kuningan dan Majalengka, sekitar 3.500 hektar di antaranya adalah lahan kritis. (REK/DMU)
Sumber: Kompas, 7 Mei 2014
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT