Menyusuri Jejak Kampus UGM Tjabang Magelang

- Editor

Senin, 4 September 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Selama ini orang mengenal kampus Universitas Gadjah Mada yang berada di Bulaksumur, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Namun, ternyata kampus itu pernah memiliki cabang di Magelang, beberapa dekade lalu.

Bangunan eks UGM Tjabang Magelang ini berada di kompleks eks Karesidenan Kedu di Jalan Pangeran Diponegoro, Cacaban, Kota Magelang. Keberadaan eks kampus negeri pertama di Magelang itu kini sangat memprihatinkan.

Tembok bangunan ini penuh coretan, sedangkan kaca jendela banyak yang pecah. Terkesan kondisi bangunan ini tak terurus sama sekali.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kaver buku eks mahasiswa UGM Tjabang Magelang. Foto: Eko Susanto/detikJateng

Beruntung, saat detikJateng berkunjung ke tempat itu, rumput di halaman baru saja dipotong sehingga terlihat sedikit rapi.

Di kompleks ini ada bangunan Monumen Memorial Universitas Gadjah Mada Cabang Magelang. Selain logo UGM, ada pula tulisan Universitas Gadjah Mada Tjabang Magelang. Salah satu prasasti di taman tersebut kondisinya sudah terbelah.

Monumen itu juga mencatat bahwa UGM Tjabang Magelang dibuka pada tanggal 18 Desember 1964 berdasarkan surat keputusan Menteri PTIP No 181/1964. Adapun susunan pengurus universitas, Koordinator GPH S Harjomataram SH, Pembantu I Slamet Dwiraharjo SH, Pembantu II Drs RA Bagus Panuntun dan Pembantu III Drs Warsito.

Kemudian berdasarkan surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No 0267/1978 tertanggal 12 Agustus 1978, UGM Cabang Magelang dilikwidir. Hasil yang dicapai dari tahun 1963 sampai dengan tahun 1978, mahasiswa yang terdaftar 1855 orang, sarjana lengkap pria 265 orang, wanita 56 orang. Untuk sarjana muda pria 545 orang dan wanita 99 orang.

Pegiat Komunitas Kota Toea Magelang, Bagus Priyana menyimpan koleksi berupa buku Pedoman Masa Pra Mahasiswa Universitas Gadjah Mada. Buku ini dikeluarkan pada tahun 1967 oleh sekretariat panitia pelaksana Mapram UGM Magelang.

Jejak UGM Tjabang Magelang. Foto diunggah Rabu (30/8/2023). Foto: Eko Susanto/detikJateng

“Ini (buku) atas nama Sardjono, tercatat mahasiswa tahun 1967. Di sini ada susunan dewan penyantun UGM yang berisi jenderal-jenderal seperti Mayor Jenderal Achmad Tahir, waktu itu Gubernur Akabri dan lainnya,” ujar Bagus.

Menurut Bagus, UGM Tjabang Magelang kala itu memiliki beberapa fakultas, seperti Fakultas Hukum, Ekonomi dan Teknik. Awalnya, tempat perkuliahan menggunakan beberapa ruang di Gedung Residen Kedu.

“Kemudian karena semakin banyaknya mahasiswa didirikan kampus baru yang kita kenal eks kampus UGM TM yang sekarang mangkrak itu,” tuturnya.

Eko Susanto –

Sumber: detikJateng, Sabtu, 02 Sep 2023
———————

UGM Tjabang Magelang Menyimpan Jejak Pergolakan Politik ’65

Jejak UGM Tjabang Magelang. Foto diunggah Rabu (30/8/2023). Foto: Eko Susanto/detikJateng

Universitas Gadjah Mada (UGM) ternyata pernah membuka kampus cabang di Magelang sekitar enam dekade silam. Pembukaan UGM Tjabang Magelang itu ternyata tidak terlepas dari imbas pergolakan politik di era 1965.

Hal itu diungkap oleh salah satu pegiat sejarah yang tergabung dalam Sejarah dan Walking Tour Magelang, Chandra Gusta Wisnuwardana.

Saat ditemui, Chandra menuturkan bahwa saat itu Wali Kota Magelang yang berhaluan kiri tengah berusaha membuka kampus swasta. Situasi itu menjadi salah satu alasan UGM akhirnya merasa harus membuka cabang di Magelang sebagai pesaing.

“(UGM) Juga merasa harus membuka, selain untuk memajukan pendidikan juga menanggulangi ideologi-ideologi yang mungkin masuk di universitas dibangun kaum kiri,” kata Chandra saat ditemui, Selasa (29/8/2023).

Selain diprakarsai oleh kalangan sipil, pembukaan UGM Tjabang Magelang ini juga mendapat dukungan militer.

“Jajarannya kalangan sipil dan beberapa militer, konteksnya di tahun-tahun 1960-an itu memang panasnya pergolakan politik antara yang kiri dan bukan kiri,” ujar Gusta.

Chandra juga mengungkap bahwa UGM Tjabang Magelang dulunya merupakan kampus swasta. Kampus tersebut milik Yayasan Perguruan Tinggi Magelang yang diketuai oleh Bupati Magelang yang berbeda haluan dengan Wali Kota Magelang.

“Perguruan Rakyat Borobudur didirikan oleh Wali Kota, sedangkan universitas swasta yang menjadi UGM Cabang Magelang ini adalah Ketua Yayasannya PTM adalah Bupati Magelang bukan orang kiri, Wali Kota Magelang orang kiri (saat itu),” katanya.

Jejak UGM Tjabang Magelang. Foto diunggah Rabu (30/8/2023). Foto: Eko Susanto/detikJateng

Namun, setelah pergolakan politik berhenti dengan tumbangnya pemerintahan Orde Lama, UGM Tjabang Magelang kemudian juga ditutup. Bangunan bekas kampus itu kini terbengkalai.

Chandra mengaku sangat prihatin dengan kondisi bekas kampus tersebut. Menurutnya, bangunan itu sebenarnya memiliki nilai sejarah yang cukup tinggi.

“Ya cukup memprihatinkan melihat bangunan yang notabene adalah memiliki nilai sejarah kaitannya dengan sejarah pendidikan dan ada juga tarik ulur politik, itu cukup memprihatinkan,” tegasnya.

Eko Susanto –

Sumber: detikJateng, Minggu, 03 Sep 2023
—————————

Kesaksian Alumus UGM Tjabang Magelang, Belum Lulus saat Kampus Ditutup

Badri, salah satu alumnus UGM Tjabang Magelang. Foto diunggah Rabu (30/8/2023). Foto: Eko Susanto/detikJateng

Universitas Gadjah Mada (UGM) Tjabang Magelang dibuka sejak 1963 hingga akhirnya tamat riwayatnya pada 1978. Selama itu kampus tersebut sudah meluluskan 321 sarjana.
Salah satunya adalah Badri (71) warga Grabag, Magelang, yang pernah menjadi mahasiswa Fakultas Teknik di UGM Tjabang Magelang.

“Saya dulu cita-cita masuk Arsitektur. Setelah lulus SMA 1 Teladan Jogja, saya daftar di Gadjah Mada (UGM) ambil Arsitek tidak diterima,” kata Badri saat ditemui di rumahnya, Selasa (29/8/2023).

Dia lantas sempat mendaftar di salah satu kampus swasta di Jogja. Beruntung, dia lantas mendengar informasi pembukaan UGM Tjabang Magelang.

“Paklik (paman) saya bilang di Magelang ada cabang UGM Fakultas Teknik Sipil, wis tak daftarke (sudah didaftarkan), tinggal nanti tes. Saya tes diterima,” kata Badri mengisahkan.

Dia masuk di UGM Tjabang Magelang tahun 1966 dengan mengambil Teknik Sipil. Ketika itu, satu angkatan ada sekitar 80-an mahasiswa, di mana hanya ada 5 di antaranya perempuan.

Jejak UGM Tjabang Magelang. Foto diunggah Rabu (30/8/2023). Foto: Eko Susanto/detikJateng

Di tengah-tengah pendidikannya, muncul aturan dari pemerintah pusat bahwa universitas tidak boleh membuka cabang. UGM Tjabang Magelang terkena imbas aturan itu dan memindahkan mahasiswanya ke Jogja secara bertahap.

Badri mengaku mulai ikut kuliah di FT UGM di Jogja sekitar 1971. Karena kuliah sambil bekerja, dia menjadi salah satu ‘mahasiswa abadi’ di UGM. Badri baru lulus pada 1980.

Setelah lulus dia pun terakhir bekerja di Kementerian PUPR sebagai perencana jalan raya dan pengawas di Bina Marga.

Bahkan saat dilakukan pembangunan Monumen Memorial UGM Tjabang Magelang, dia dipercaya sebagai pelaksana. Bahkan, baru saja para alumni urunan untuk membersihkan rerumputan di eks kampus UGM TM.

“(kondisi sekarang) Saya nggrantes, eman-eman ( sedih dan sayang). Sudah dulu ada kenang-kenangan begitu, kok sekarang tidak digunakan,” pungkasnya.

Eko Susanto –

Sumber: detikJateng, Minggu, 03 Sep 2023

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 28 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB