Tanggal 9 Maret 2016 jadi momentum bagi masyarakat di sejumlah daerah di Tanah Air untuk merayakan fenomena alam langka, yakni gerhana matahari total. Masyarakat yang ada di luar daerah lintasan gerhana matahari total, seperti Jakarta dan kota-kota lain, bisa menyaksikan gerhana matahari sebagian.
Fenomena alam itu jadi daya tarik bagi masyarakat di dalam negeri dan ribuan wisatawan asing. Pemerintah dan masyarakat di sejumlah daerah yang dilintasi gerhana pun menyiapkan berbagai acara untuk melengkapi keriangan menyambut fenomena alam yang langka itu.
TIPS MELIHAT GERHANA MATAHARI
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN SAAT MELIHAT GERHANA MATAHARI AGAR TIDAK MENGGANGGU KESEHATAN MATA:
- Tidak disarankan melihat gerhana secara langsung dengan mata telanjang
Gunakanlah kacamata yang mampu menyaring sinar ultraviolet dengan panjang gelombang 100-400 nanometer - Ingat! Tidak semua kacamata hitam mampu menyaring sinar ultraviolet
- Penggunaan kacamata hitam yang tidak memiliki kemampuan menyaring sinar ultraviolet justru bisa meningkatkan risiko gangguan penglihatan
- Jika melihat gerhana matahari dengan kamera atau teleskop/binokular, gunakanlah filter neutral density 5 (ND 5)
- Tidak disarankan melihat gerhana melalui negatif film
- Melihat gerhana melalui pantulan pada air tanpa kacamata yang mampu menyaring sinar ultraviolet juga bisa berisiko menyebabkan gangguan penglihatan
- Jangan menatap gerhana tanpa henti dari awal hingga akhir. Selama melihat gerhana, istirahatkan mata, alihkan pandangan dari melihat gerhana beberapa saat
Namun, perlu diingat, gerhana matahari bisa berubah jadi bencana jika penglihatan terganggu akibat terpapar sinar matahari dalam waktu lama. Cara melihat gerhana matahari total, gerhana matahari sebagian, ataupun gerhana matahari cincin, tidak jauh berbeda.
Meski sinar matahari tertutup bulan, radiasi sinar ultraviolet dari matahari tetap ada dan bisa merusak mata. Awan juga tak mengurangi intensitas sinar ultraviolet. Kerusakan retina akibat melihat sinar matahari langsung tidak menimbulkan nyeri sehingga kerusakan mata terjadi tanpa disadari. (ADH)
————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 8 Maret 2016, di halaman 13 dengan judul “Menyaksikan Gerhana Matahari dengan Aman”.