Para mahasiswa antusias mengikuti kegiatan Mandiri Edukasi, Risk Management Goes to Campus, 20 April 2011 lalu.
Sebagai upaya menjembatani dunia pendidikan ke dunia kerja, Bank Mandiri, melalui program corporate social responsibility (CSR), menggelar kegiatan pelatihan di bidang statistik terkait risk management untuk mahasiswa, bertajuk ”Mandiri Edukasi, Risk Management Goes to Campus”pada 20 April 2011 lalu.
Menurut Senior Vice President Credit Risk & Portofolio Management Group Bank Mandiri, Tedi Nurhikmat, saat ini kebutuhan penerapan risk management menjadi mutlak di setiap perusahaan, khususnya perbankan. Peningkatan jumlah dan jenis transaksi yang semakin banyak dan beragam, kemajuan teknologi informasi perbankan (e-banking), ketidakpastian situasi politik dan ekonomi global yang berimbas pada perekonomian domestik, serta meningkatnya intensitas bencana alam, membutuhkan pengelolaan risiko yang memadai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kebutuhan risk management tools yang sangat tinggi di satu sisi, langkanya ketersediaan tenaga kerja siap pakai di bidang analisis statistik/ kuantitatif di sisi lain,telah menciptakan jurangpemenuhan expertise domestik di bidang ini secara luas.Akibatnya, perkembangan implementasi risk management di industri perbankan nasional menjadi tidak optimal dan menimbulkan ketergantungan pada beberapa tenaga ekspatriat yang memiliki keahlian di bidang analisis kuantitatif sangat spesifik. Kegiatan ”Mandiri Edukasi, Risk Management Goes to Campus” merupakan upaya mengurangi gap juga sebagai wujud tanggung jawab sosial yang berangkat dari keprihatinan terhadap kelangkaan tenaga analisis statistik/ kuantitatif tersebut.Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas mahasiswa Indonesia agar lebih siap memasuki wilayah pekerjaan spesifik.
Pada tahap pertama kegiatan ini melibatkan peserta 100 mahasiswa dari empat perguruan tinggi, Universitas Indonesia (UI), Universitas Padjadjaran (Unpad), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Institut Pertanian Bogor (IPB). Kegiatan berlangsung dua bulan, meliputi tiga kali pertemuan, mulai 20 April hingga 25 Mei 2011 yang akan datang. Tedi Nurhikmat menambahkan, tujuan utama dari kegiatan ”Mandiri Edukasi, Risk Management Goes to Campus” adalah untuk sharing knowledge di bidang permodelan kuantitatif pada mahasiswa statistik/matematik dari keempat perguruan tinggi yang dipilih tersebut. ”Diharapkan dengan kegiatan ini mahasiswa akan lebih mengetahui aplikasi ilmu statistik/matematik dalam pengelolaan risiko di perbankan, sekaligus dapat menjembatani dunia pendidikan dengan dunia kerja,khususnya industri perbankan,” papar Tedi.
Melalui kegiatan ini para mahasiswa akan memperoleh pengalaman menerapkan teori yang diperoleh secara akademik dengan praktik di bidang kuantitatif yang dibutuhkan industri perbankan,baik untuk level domestik maupun global. Mengurangi Gap Seperti dipaparkan Tedi,risk management merupakan salah satu kata kunci dalam dunia bisnis perbankan. Naik turunnya bisnis perbankan sangat ditentukan oleh faktor kepercayaan masyarakat.Tak mengherankan apabila bisnis perbankan merupakan bisnis yang highly regulated,mengingat baik buruknya pengelolaan akan berdampak langsung bagi perekonomian suatu bangsa. Jika dikelola baik, perekonomian suatu bangsa turut menjadi baik.Demikian pula sebaliknya.
”Fluktuasi situasi ekonomi, sosial, dan politik, baik domestik maupun global,serta kondisi alam yang tidak menentu menimbulkan risiko bisnis di bidang perbankan. Seluruh faktor tersebut harus dimitigasi melalui pengelolaan risiko secara komprehensif dan bersifat forward looking dengan menggunakan beberapa risk managementtools terkait model analisis statistik/ kuantitatif,” kata Tedi. Praktik kegiatan ”Mandiri Edukasi, Risk Management Goes to Campus” dimulai dari penjelasan mengenai Bank Mandiri secara umum dan praktik risk management yang diimplementasikan di Bank Mandiri mengacu kepada ketentuan Bank Indonesia dan best practices internasional.
Dilanjutkan dengan penjelasan mengenai risk management tools(credit,market dan operational risk), khususnya terkait credit risk modelling yang dihubungkan dengan teori statistik secara akademik. Selanjutnya latihan atau case study pembuatan model statistik/kuantitatif menggunakan data (dummy) oleh mahasiswa, sehingga mereka akan memilikipengalamannyataterkaitmodelling agar merasa lebih siap untuk masuk ke dunia kerja. Ke-100 peserta dibagi menjadi beberapa tim, satu tim terdiri atas 4-5 orang, yang akan melakukan kajian model dan menyampaikan hasilnya kepada Bank Mandiri. Selama masa pembuatan model masing-masing, tim dapat melakukan konsultasi dengan tim Bank Mandiri melalui telepon dan surat elektronik (email) guna memperoleh sharing knowlede yang memadai.
Sesuai jadwal yang telah ditentukan, tim Bank Mandiri akan mendatangi masingmasing kampus untuk melihat presentasi hasil model yang dibuat oleh setiap tim.Kemudian tim penilai yang terdiri atas internal Bank Mandiri dan masing-masing perguruan tinggi akan memilih satu tim sebagai yang terbaik berdasarkan penilaian hasil laporan kajian case study dan penguasaan materi presentasi,pendalaman materi,dan kerja sama tim. Tim yang dianggap terbaik akan mendapat Beasiswa Mandiri Prestasi.
Berarti total akan ada empat tim terbaik yang kajian modelnya terpilih mewakili masing-masing perguruan tinggi. ”Ke depan, apabila dianggap berhasil dan dapat memberikan manfaat yang baik bagi mahasiswa dan dunia pendidikan, kegiatan ini akan melibatkan lebih banyak peserta dari perguruan tinggi lain di seluruh Indonesia,”kata Tedi. aris kurniawan/info
Sumber: harian Seputar Indonesia, 6 Mei 2011