Menguak Rahasia Daya Penciuman Anjing

- Editor

Jumat, 22 Juni 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Indera penciuman anjing sangat terkenal, baik dalam mencari orang atau barang selundupan. Namun, pertanyaan tentang bagaimana anjing memahami apa yang mereka rasakan dengan indera penciuman mereka sebagian besar belum dijelajahi. Rahasianya ternyata ada pada kemampuan ekspektasi tentang apa yang akan mereka temukan.

KOMPAS/BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA–Anjing pelacak narkoba Unit K9 Badan Narkotika Nasional (BNN) sedang berlatih simulasi pencarian narkoba di Pusat Pelatihan Anjing Pelacak BNN, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Senin (21/5). Anjing pelacak diandalkan untuk menemukan narkoba yang disembunyikan dalam barang bawaan pelaku.

Tentang kemampuan anjing mencium yang terkenal ini juga dilaporkan dari hasil penelitian terbaru yang dimuat dalam jurnal HortTechnology. Penelitian tersebut juga disiarkan sciencedaily.com edisi 8 Juni 2018.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

ELSA EMIRIA LEBA UNTUK KOMPAS–Alpukat mentega hasil petani Soe, Nusa Tenggara Timur, yang dipamerkan pada peluncuran program ”Untukmu Perempuan Indonesia” oleh PT 8villages Indonesia, di Jakarta, Jumat (6/4/2018).

Dalam penelitian yang dilakukan tim peneliti Universitas Internasional Florida, anjing terbukti mampu mendeteksi penyakit jamur pada pohon laurel atau sejenis pohon buni di Amerika Serikat. Penyakit jamur ini menyebabkan kematian 300 juta pohon laurel di AS saja. Penyakit ini juga berdampak pada pertanian alpukat.

Julian Mendel, Kenneth G Furton, dan DeEtta Mills dari Universitas Internasional Florida berusaha mencari solusi atas deteksi dini penyakit jamur pada pohon laurel tersebut. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mencegah dampak buruk penyakit jamur tersebut terhadap pertanian alpukat di AS.

KOMPAS/WAWAN H PRABOWO–Seorang anggota Disaster Assistance and Rescue Team dari Singapura mencari korban gempa di reruntuhan dengan bantuan seekor anjing di Desa Bawuran, Pleret, Bantul, DI Yogyakarta, Senin (29/5/2006).

Mills dan kawan-kawan meneliti tiga ekor anjing untuk keperluan industri alpukat ini. Selama penelitian, 229 percobaan dilakukan terhadap ketiga anjing, dan hanya ada 12 peringatan palsu dari anjing-anjing tersebut. Sebagian besar anjing tepat mendeteksi penyakit jamur pada pohon laurel.

Dari hasil penelitian diamati bahwa anjing memang mampu memiliki kinerja tinggi, bahkan dalam kondisi cuaca yang keras seperti panas tinggi dan lembab. Penelitian ini memberikan bukti bahwa anjing dapat mendeteksi penyakit pertanian dan dapat menjadi alat manajemen pertanian yang kuat jika penyakit pada pohon laurel ini terdeteksi pada tahap awal.

”Ini adalah teknologi terbaik sejauh ini yang dapat mendeteksi pohon yang sakit sebelum gejala eksternal terlihat. Pepatah lama bahwa anjing adalah sahabat terbaik manusia terbukti. Sahabat terbaik mungkin bahkan dapat membantu menyelamatkan industri (alpukat),” kata Mills.

Terhadap bagaimana anjing dapat meningkatkan kemampuan penciumannya dilakukan para ilmuwan di Institut Max Planck Universitas Jena, Jerman. Hasil penelitian dimuat dalam Journal of Comparative Psychology edisi 5 Juni 2018. Hasil penelitian ini juga disiarkan sciencedaily.com.

Tim peneliti menemukan bukti bahwa anjing menciptakan apa yang disebut ”representasi mental” dari target ketika mereka melacak jejak aroma. Dengan kata lain, mereka memiliki ekspektasi tentang apa yang akan mereka temukan di ujung jalan.

KOMPAS/LUCKY PRANSISKA–Alberthine Endah bersama suami dan temannya bermain dengan anjing kesayangan di halaman rumahnya di Jakarta Selatan, Rabu (11/5/2016). Ia memiliki 10 ekor anjing yang sebagian besar diperoleh dari anjing liar yang terlantar.

Direktur penelitian ini, Dr Juliane Bräuer, dan stafnya menguji 48 anjing, 25 di antaranya anjing yang telah terlatih oleh polisi atau tim pencarian dan penyelamatan (SAR) dan 23 sisanya adalah anjing keluarga tanpa pelatihan khusus.

Anjing-anjing diuji dengan cara mendeteksi obyek berupa aroma yang ditempelkan pada mainan. Mereka diminta mengambil mainan-mainan itu.

Menurut penilaian Bräuer, hasil dari putaran pertama pengujian menunjukkan indikasi bahwa anjing memiliki representasi mental dari obyek target ketika melacak aroma, yang berarti bahwa mereka memiliki harapan konkret dari target.

Perbandingan antara anjing pekerja dan anjing keluarga juga menarik. Menurut Bräuer, meskipun anjing polisi dan tim SAR mengambil obyek lebih cepat daripada anjing keluarga pada putaran pertama penilitan, dalam empat putaran kelompok anjing keluarga mengambil kembali mainan dengan cepat.

Penelitian lebih lanjut, katanya, harus membantu untuk memperjelas hubungan yang tepat antara persepsi bau, perilaku pencarian, dan kognisi.–SUBUR TJAHJONO

Sumber: Kompas, 11 Juni 2018
—————-
Anjing Bisa Mendeteksi Dini Gejala Penyakit Tanaman

DEETTA MILLS–Cobra, anjing jenis Belgian Malinois berumur tiga tahun, dilatih untuk mendeteksi dini penyakit laurel pada tanaman alpukat. Saat mendeteksi keberadaan penyakit pada tanaman, anjing ini memberi tanda dengan mengambil posisi.

Penyakit laurel yang menyebabkan layu pada tanaman alpukat saat musim panen menimbulkan permasalahan serius pada bisnis alpukat di Florida Selatan. Deteksi dini pada penyakit ini menjadi instrumen penting untuk mendeteksi perluasan infeksi penyakit tersebut.

Hal tersebut dilakukan dengan memanfaatkan indera penciuman anjing. Harapan ini muncul dari studi dari Florida International University yang dilakukan Julian Mendel, Kenneth G Furton, dan DeEtta Mills. Hasil penelitian ini dipublikasikan dalam American Society for Horticultural Science seperti dikutip Sciencedaily, 8 Juni 2018.

Penyakit laurel mengakibatkan 300 juta pohon yang sebagian besar adalah tanaman alpukat menjadi layu dan mati. Alpukat merupakan bisnis perkebunan terbesar kedua setelah jeruk di Florida Selatan. Tahun lalu, laurel menyebabkan kerugian besar pada industri alpukat karena sifanya yang menyebar dengan cepat.

Sekali terkena laurel dan layu, tak berapa lama tanaman ini mati. Penyakit ini sulit dikendalikan karena pathogen menyebar antarakar pohon. Sampai saat ini belum ada metode diagnosis dini dan pengobatan yang efektif untuk mengatasi laurel.

Kemunculan laurel adalah konsekuensi dari spesies invasif – kumbang ambrosia redbay – yang berasal dari Asia. Serangga ini secara tidak sengaja diperkenalkan ke Amerika Serikat dalam bahan pengepakan dari kayu.

Temuan para peneliti, penyakit ini bisa dikendalikan apabila terdeteksi lebih dini. Untuk mengetahui secara dini, mereka menjajal penggunaan tiga anjing terlatih dalam hal penciuman. Pemanfaatan ini meniru fungsi anjing tertentu yang banyak dipakai dalam mendeteksi lokasi orang hilang, bahan peledak, obat-obatan terlarang, senjata, dan amunisi. Dari sisi pemanfaatan biologi, anjing juga telah digunakan untuk mendeteksi keberadaan ular pohon, kura-kura gurun, hingga kanker.

Selama penelitian, 229 percobaan dilakukan, dan hanya 12 dari mereka yang menghasilkan peringatan palsu atau tidak benar. Hasil pengamatan, anjing memang mampu memiliki kinerja yang relevan tingkat tinggi, bahkan dalam kondisi cuaca yang keras seperti panas tinggi dan lembab. Penelitian ini memberikan bukti bahwa anjing dapat mendeteksi penyakit pertanian seperti laurel layu dan dapat menjadi alat manajemen yang kuat jika penyakit ini terungkap pada tahap awal.

Tentang layanan berharga yang diberikan oleh anjing-anjing ini, Mills menambahkan, “Ini adalah ‘teknologi’ terbaik sejauh ini yang dapat mendeteksi pohon yang sakit sebelum gejala eksternal terlihat”.–ICHWAN SUSANTO ‘

Sumber: Kompas, 12 Juni 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 8 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB