Mencari Bibit-bibit Pemasar Unggul dari SMK

- Editor

Jumat, 12 Mei 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Afit Piago bersama rekan setimnya, Noviana Adesty, siswa kelas III SMK Negeri 14 Jakarta, bersemangat mempresentasikan sebuah produk telepon pintar merek Advan seri G1. Mereka bergantian memaparkan keunggulan teknologi telepon pintar itu.

Afit pun tanpa canggung turun dari panggung presentasi, menjajal kemampuan kamera telepon itu untuk swafoto maupun berfoto bersama audiens pada ajang final kompetisi Advan SMK Sales Awards 2017 di Solo, Jawa Tengah, Selasa (16/5). Keduanya ceriwis merayu audiens seperti layaknya tenaga penjual profesional. Penampilan meyakinkan keduanya diganjar Juara I Advan SMK Sales Awards 2017.

“Saya ingin jadi pengusaha bidang makanan. Untuk itu, saya perlu belajar banyak tentang bagaimana menjual produk dan menimba pengalaman sebagai sales,” ujar Afit.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Tak kalah bersemangat, Natalia dan Putri, siswa kelas III SMKN 2 Jayapura, Papua, mempresentasikan kain batik Papua. Kekhasan motif batik, seperti komoro, burung cendrawasih, dan honai (rumah tradisional) diangkat sebagai keunggulan produk yang tidak ada di daerah lain sehingga layak dibeli. “Kualitas batik asal Papua tidak kalah dengan batik-batik lain. Motifnya menggambarkan budaya dan alam Papua,” kata Natalia.

Natalia dan Putri juga menawarkan tas perempuan berbahan kain batik asal Papua. Seusai presentasi, beberapa orang membeli produk yang mereka tawarkan seharga Rp 175.000-Rp 240.000. SMKN 2 Jayapura berhasil menyabet juara kedua.

Sebanyak 10 tim SMK negeri ataupun swasta dari 10 provinsi berkompetisi dalam babak final Advan SMK Sales Awards di Solo. Mereka adalah tim SMKN 14 Jakarta, SMKN 2 Jayapura, SMK Bina Cipta Palembang (Sumatera Selatan), SMKN 1 Pekanbaru (Riau), SMKN 7 Medan (Sumatera Utara), SMKN 1 Pengasih (Kulon Progo, DI Yogyakarta), SMKN 1 Surabaya (Jawa Timur), SMK Motivasi Insani (Jawa Barat), SMK Batik 2 Solo (Jateng), dan SMKN 1 Padang Panjang (Sumatera Barat).

Kreativitas
Dedy Budiman, Ketua Panitia Advan SMK Sales Award 2017, yang juga pendiri Komunitas Sales Indonesia (Komisi), mengatakan, kompetisi ini diikuti 135 tim SMK dari sejumlah daerah. Tiap tim beranggotakan lima siswa SMK kelas III. Dalam kompetisi ini kreativitas menjual dari siswa diuji.

Mereka diberi tugas menjual produk sponsor, yaitu produk Advan, baik tablet maupun telepon pintar, produk-produk Stabilo, dan produk lokal setempat di daerah masing-masing. Sebelum memulai kompetisi penjualan, mereka mengikuti kelas pelatihan secara daring, kemudian didampingi mentor.

Dedy mengatakan, peserta dipilih kelas III SMK. Harapannya, setelah mengikuti pelatihan dan memiliki pengalaman dari kompetisi ini, mereka lebih mudah diserap dunia kerja sebagai tenaga penjualan yang andal.

“Kami ingin mendukung kebijakan Presiden melaksanakan program revitalisasi SMK. Ini menjadi upaya mendekatkan SMK dengan dunia industri,” kata Dedy.

Ketua Sales Director Indonesia Sally Taher mengatakan, sales merupakan tulang punggung perusahaan. Semua industri, apa pun bidangnya, dipastikan memerlukan tim penjualan. Tanpa tim penjualan, produk-produk yang dibuat bagian produksi tidak akan bisa dijual kepada konsumen sehingga perusahaan itu pun tidak dapat memperoleh keuntungan.

Meskipun begitu, selama ini telanjur terbangun citra profesi sales kurang menjanjikan dibandingkan bidang pekerjaan lainnya. Tak heran, kata Dedy, di SMK, jurusan pemasaran bukanlah jurusan favorit dibandingkan jurusan lain, seperti jurusan bidang keahlian teknologi.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2016, jumlah siswa SMK terbanyak di bidang keahlian teknologi dan rekayasa, yaitu 1.513.713 siswa. Kedua, bidang keahlian bisnis dan manajemen di mana ada bidang pemasaran, sebanyak 1.172.091 siswa. (RWN)
——————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 20 Mei 2017, di halaman 12 dengan judul “Mencari Bibit-bibit Pemasar Unggul dari SMK”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Berita ini 5 kali dibaca

Informasi terkait

Kamis, 10 Juli 2025 - 17:54 WIB

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Berita Terbaru

fiksi

Pohon yang Menolak Berbunga

Sabtu, 12 Jul 2025 - 06:37 WIB

Artikel

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:54 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tamu dalam Dirimu

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:09 WIB

Artikel

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Jul 2025 - 12:48 WIB

fiksi

Cerpen: Bahasa Cahaya

Rabu, 9 Jul 2025 - 11:11 WIB