Memburu Tengkorak Mona Lisa

- Editor

Kamis, 26 Mei 2011

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dari sebuah tengkorak di biara St. Ursula, ilmuwan akan merekonstruksi senyum Mona Lisa.

Tak ada yang istimewa dari seonggok tengkorak berbalut tanah di biara St. Ursula, Florence, Italia. Tapi ukurannya yang menyerupai rata-rata tengkorak wanita umumnya justru membuat tim penggali antusias.

Sebab, tengkorak itu ditemukan dalam makam yang diyakini adalah tempat peristirahatan terakhir Lisa Gherardini del Giocondo. Ia adalah model hidup karya masterpiece Leonardo da Vinci: Mona Lisa.

Tengkorak itu ditemukan pada akhir pekan lalu sekitar satu setengah meter di bawah lantai asli biara. Selain itu, ditemukan beberapa potongan tulang rusuk dan tulang punggung manusia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Para ilmuwan akan membandingkan deoxyribonucleic acid atau DNA dalam tulang tersebut dengan DNA dua putra Gherardini untuk menguji keaslian penemuan tersebut.

“Kami belum tahu apakah tulang itu berasal dari satu kerangka atau lebih dari satu,” kata Silvano Vinceti, Kepala Komite Nasional untuk Promosi Warisan Sejarah dan Budaya Italia.

Sejak April lalu, Vinceti dan timnya mulai mencari jenazah perempuan yang mungkin telah menjadi model bagi Da Vinci di biara itu. Mereka berharap dapat mengungkap misteri di balik senyum, yang membuat bingung para sejarawan selama lebih dari lima abad.

Tim pakar arkeologi, yang bersenjatakan sebuah perangkat radar khusus, menuruni biara tua tersebut. Biara itu diduga merupakan tempat pemakaman Gherardini, sekitar 500 tahun silam.

Sejarawan Italia yakin bahwa Mona Lisa adalah Lisa Gherardini, istri pedagang sutera Florentine bernama Francesco del Giocondo. Pria kaya itu diperkirakan memesan lukisan potret istrinya. Namun tak ada bukti kuat tentang hal itu.

Para ilmuwan menyatakan bahwa bila mereka dapat menemukan tengkorak wanita tersebut, akan lebih mudah untuk merekonstruksi wajahnya dan membandingkannya dengan lukisan itu.

Menurut Museum Louvre di Paris, tempat Mona Lisa dipamerkan, lukisan wanita dengan senyum penuh misterius itu ada kemungkinan dibuat di Florence pada 1503-1506.

Lukisan yang dikenal sebagai La Gioconda di Italia atau La Joconde di Prancis itu tampaknya dipesan untuk memperingati salah satu dari dua peristiwa, entah ketika Gherardini dan suaminya membeli rumah mereka atau ketika putra kedua mereka lahir.

Kunci untuk memecahkan misteri itu ada kemungkinan terletak di biara St. Ursula (Sant’Orsola), sebuah bangunan yang hampir runtuh di jantung Kota Florence.

Menggunakan radar yang dapat mengidentifikasi obyek yang terkubur beberapa meter di bawah tanah, peneliti dapat memindai lantai di gereja kecil itu untuk mencari titik di mana mereka harus mulai menggali kuburan Gherardini.

“Kami mempunyai sebuah dokumen yang mengkonfirmasi pemakaman Gherardini pada 1542 di biara ini,” kata Vinceti.

Radar penetrasi tanah yang digunakan dalam survei pendahuluan mengungkapkan adanya makam yang terkubur di bawah gereja biara. “Kami yakin Lisa Gherardini dikubur di sana,” ucap Vinceti.

Para sejarawan yakin bahwa perempuan itu adalah Mona Lisa. “Kehidupannya bukan lagi sebuah misteri,” kata Giuseppe Pallanti, yang melakukan riset ekstensif tentang wanita Renaissance itu.

Pallanti telah menelusuri kehidupan Gherardini sejak wanita itu dilahirkan pada 15 Juni 1479 hingga kematiannya pada usia 63 tahun. Dia menemukan bahwa Gherardini meninggal di biara Sant’Orsola.

Sejarawan itu mengatakan Gherardini menghabiskan tahun-tahun terakhir semasa hidupnya di biara itu dan dirawat oleh dua putrinya yang menjadi biarawati. Setelah itu ia dikuburkan di sana.

Salah satu dokumen yang ditemukan Pallanti adalah surat wasiat Francesco del Giocondo, yang meminta putri bungsunya, Marietta, untuk merawat istri tercintanya, Lisa. Pada saat itu, Marietta, satu dari lima anak Lisa dan Francesco, menjadi biarawati dan membawa ibunya ke biara Sant’Orsola.

Berdasarkan dokumen yang dikenal sebagai “Buku Orang Mati”, yang ditemukan oleh Pallanti dalam arsip gereja, Lisa wafat empat tahun setelah kematian suaminya. “Lisa Di Francesco del Giocondo meninggal pada 15 Juli 1542 dan dimakamkan di Sant’Orsola,” demikian bunyi dokumen itu.

Catatan itu juga menerangkan bahwa seluruh umat di gereja itu menghadiri upacara pemakamannya. Ini menunjukkan bahwa dia cukup terkenal di kalangan penduduk Florence. Dokumen yang ditemukan Pallanti inilah yang digunakan Vinceti untuk memulai proyeknya.

Proyek itu bertujuan menemukan tulang Mona Lisa dan merekonstruksi wajahnya dengan menggunakan teknik forensik, analisis DNA, dan penanggalan karbon.

“Untuk memastikannya, kami harus menemukan DNA dalam tulangnya. Lalu akan kami bandingkan dengan DNA anak-anaknya, Bartolomeo dan Piero, yang dikubur di biara Santissima Annunziata,” kata Profesor Francesco Mallegni, pakar paleoantropologi dari Universitas Pisa.

Jika patahan tulang tengkorak yang ditemukan cukup, Mallegni akan mencoba merekonstruksi fitur wajah perempuan itu untuk melihat apakah wajahnya cocok dengan lukisan yang tergantung di museum Louvre Paris.

Perbandingan itu mungkin dapat memecahkan teka-teki senyum Mona Lisa yang masyhur itu. Begitu pula identitasnya.

Ada begitu banyak spekulasi tentang jati diri wanita dalam lukisan itu. Beberapa di antaranya menyebutkan bahwa itu sebenarnya adalah wajah ibunda Da Vinci, atau seorang bangsawan, atau seorang pelacur, atau bahkan seorang pria.

Ada teori lain bahwa perempuan dalam lukisan itu tersenyum karena dia tengah mengandung. Tetapi teori berbeda mengatakan bahwa senyum tipis itu dipengaruhi oleh beragam penyakit, mulai kelumpuhan wajah hingga gerakan kompulsif mengatupkan rahang atas dan bawah.

Belum jelas berapa lama waktu yang dibutuhkan bagi proyek itu untuk mempelajari kerangka perempuan keluarga bangsawan dari daerah pinggiran Italia itu untuk mencapai kesimpulan. Tapi keturunan Gherardini ragu akan keberhasilan Vinceti dan timnya.

“Biarkan dia beristirahat dalam damai,” kata aktris dan penulis Natalia Strozzi, salah satu keturunan Gherardini. “Apakah penemuan jenazahnya dapat mengubah daya pikat lukisan Leonardo? Menurut saya pencarian tulang kerangkanya adalah pencemaran.” TJANDRA | REUTERS | LIVESCIENCE | DAILY MAIL


Satu dari Dua Kuburan

Biara St. Ursula di Florence, tempat Lisa Gherardini meninggal dan dimakamkan, dibangun pada 1309. Bangunan yang kini telah bobrok itu digunakan oleh gereja sampai 1810, kemudian dirombak menjadi sebuah pabrik tembakau. Pada masa Perang Dunia II, bangunan bekas biara itu sempat digunakan sebagai tempat pengungsian, sebelum diubah menjadi ruang kelas universitas. Namun gedung tua itu dibiarkan kosong, sejak gagal diubah menjadi sebuah barak pada 1980-an.

April lalu, bangunan yang nyaris roboh itu mendadak kembali dipenuhi manusia. Arkeolog Silvano Vinceti dan timnya yakin gedung tua itu menyimpan tubuh perempuan yang menjadi model bagi Leonardo da Vinci.

Sebelum melakukan penggalian pada 9 Mei, tim itu memindai seluruh lantai yang pernah menjadi tempat tinggal para biarawati itu menggunakan radar penetrasi tanah. Alat tersebut dapat melihat menembus lantai semen yang dipasang ketika bangunan itu direnovasi pada 1980-an. Mereka menggunakan data itu untuk mengidentifikasi lokasi makam di antara gereja dan biara.

Berbekal peta tua, dokumen dan radar penetrasi, tim penggali menemukan apa yang mereka cari setelah menyingkirkan beton setebal 30 sentimeter dan menggali selapis batu bata kuno selebar 90 sentimeter. “Temuan itu serupa dengan catatan kami,” kata Vinceti. “Kami harus mencari tempat altar semula berada, dan pintu menuju makam yang kami lihat pada pemindai georadar.”

Dalam makam itu mereka menemukan tengkorak dan beberapa potong tulang manusia. “Ini adalah perkembangan yang sangat menarik dan konsisten dengan catatan dan riset awal kami,” kata Vinceti. “Makam itu adalah salah satu yang disebutkan dalam catatan gereja dari 1495 dan dapat dicapai lewat sebuah pagar besi dan tangga. Catatan tersebut juga menyebutkan adanya makam kedua pada 1625. Inilah yang kami temukan.” LIVESCIENCE

Sumber: Koran Tempo, 26 Mei 2011

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 5 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB