Mantan Direktur Keuangan Telkom Meluncurkan PayPro

- Editor

Rabu, 18 April 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Heri Sunaryadi, mantan Direktur Keuangan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk, merilis layanan keuangan mobile berbasis uang elektronik dengan merek dagang PayPro. PT Solusi Pasti Indonesia (SPI), demikian nama perusahaan yang menaungi PayPro, mulai bermain di segmen layanan transaksi digital sejak April 2017.

Heri adalah pendiri dan Komisaris Utama SPI. Adapun, PayPro disiapkan untuk mampu bersaing dalam era transaksi non-tunai. Untuk mendukung tujuan tersebut, PayPro hadir dalam bentuk aplikasi agar mudah diakses masyarakat serta dapat digunakan untuk beragam transaksi sehari-hari. “”PayPro hadir untuk mendukung cashless movement yang diinisiasi pemerintah,” ujar Heri dalam peluncuran PayPro di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, pada Rabu (17/5/2015).

Penggunaan PayPro sangat praktis, misalnya sebagai piranti untuk membayar transaksi untuk transportasi konvesional dan online, seperti KRL Commuter Line dan Grab yang juga menawarkan program menarik bagi penggunanya, seperti cash back. Tidak hanya memberikan layanan untuk pembayaran kebutuhan sehari-hari, PayPro semakin menarik dengan adanya fitur pembayaran menggunakan “QR code”. Fitur ini dapat digunakan di gerai terkemuka antara lain The Coffee Bean, Gramedia, Haagen Dazs, dan Puyo. Hal ini menunjukkan kesiapan PayPro untuk bersaing dalam pembayaran digital.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Selain itu,PayPro menyediakan layanann membayar berbagai tagihan, mulai dari listrik, air, dan telepon, sampai berbelanja Untuk kebutuhan berbelanja, PayPro telah menjalin kerjasama dengan beberapa merchant terkemuka, seperti: Indomaret dan Alfamart. “PayPro bisa digunakan di banyak tempat, di antaranya di 12 ribu jaringan toko Alfamart dan 15 ribu toko Indomaret,” ucap Chief Marketing Officer PayPro, Heidi Bokau. Kebutuhan masyarakat untuk membayar pinjaman, difasilitasi bersama dengan Bank DBS; sementara untuk pembayaran asuransi premium, juga tersedia dengan adanya kerjasama dengan BPJS, Jiwasraya, dan Tokio Marine.

–Heri Sunaryadi, pendiri dan Komisaris Utama PayPro (kanan) dan Syamsul Hidayat, Direktur Penilaian Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia (kiri) saat peluncuran PayPro di Gedung BEI, Jakarta, Rabu, 17/5/2017. (Foto : Dokumen PayPro).

Sudah menjadi komitmen PayPro untuk menjadi aplikasi terdepan dalam memberikan solusi bertransaksi untuk beragam keperluan masyarakat. Salah satu wujud untuk merealisasikan komitmen tersebut, adalah menjadikan PayPro layanan transaksi digital yang terbuka untuk semua, dengan cukup mendaftarkan nomor ponsel apapun operatornya tanpa harus memiliki rekening bank. Ini membuat transaksi-transaksi yang dilakukan dengan PayPro bisa dikatakan independen.

Heidi mengemukakan pihaknya bersama Indosat Ooredoo merupakan mitra strategis penjualan dan pemegang lisensi uang elektronik. “Setiap pengguna PayPro dipastikan akan memiliki fasilitas untuk membayar transaksi apapun, dengan cara yang sangat mudah, hanya dengan satu aplikasi dari smartphone,” kata Heidi. Semua hal tersebut, diyakini PayPro perlahan tapi pasti, akan terealisasi di tengah banyaknya kompetitor untuk layanan transaksi digital saat ini.

Optimisme ini juga didasari, karena PayPro melihat peluang pasar masih terbuka lebar lantaran belum ada penguasa pasar yang sangat kuat mendominasi industri ini. Selain itu, PayPro juga diperkuat dengan tim manajemen yang berpengalaman di berbagai industri seperti telekomunikasi, digital, perbankan serta transportasi. (*)

by Vicky Rachman

Sumber: Swa.co.id, May 18, 2017
——————-

Nasib Dompetku Pasca Melebur dengan PayPro

Kendali bisnis dan pemeliharaan Dompetku akan dialihkan ke PT Solusi Pasti Indonesia, tanpa menjual lisensi uang elektronik yang kini masih dipegang Indosat Ooredoo

Indosat Ooredoo mengumumkan dalam situs resminya yang sebenarnya sudah terpampang kurang lebih sebulan lalu, mengenai perubahan nama Dompetku menjadi aplikasi alat pembayaran PayPro. Ternyata perubahan ini tidak hanya sekedar rebranding, sebab PayPro rupanya memiliki bendera badan hukum yang berbeda dengan Indosat dan tidak memiliki afiliasi sama sekali dengan perusahaan.

Lewat surel yang diterima DailySocial, pihak Indosat Ooredoo yang diwakili oleh M Adimas selaku Head of Integrated Marketing Communications mengungkapkan bahwa strategi peleburan Dompetku ke PayPro adalah hasil kerja sama strategis antara perusahaan dengan PT Solusi Pasti Indonesia (SPI) sebagai pengembang over the top (OTT) platform.

Dirinya berharap meleburnya Dompetku bisa memberikan pengalaman layanan keuangan digital yang lebih baik. Independensi ini akan memberikan kemampuan bagi Indosat Ooredoo untuk melayani pelanggan lebih luas dan menggarap pasar baru yang sebelumnya belum dijangkau oleh Dompetku.

“PayPro juga bisa lebih fokus memperluas dan menambah fitur serta layanan [..], hasilnya secara tidak langsung akan membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan dan membangun nilai-nilai berkelanjutan. Pada akhirnya ekosistem jadi lebih luas, PayPro menjadi lebih bersaing di industri fintech yang makin kompetitif,” katanya.

Dengan adanya peleburan ini, sambung Adimas, PT SPI akan menjadi pihak yang bertanggung jawab untuk pemeliharaan aplikasi PayPro. Akan tetapi, lisensi uang elektronik Dompetku masih sepenuhnya dimiliki Indosat Ooredoo.

Sekadar informasi, Indosat Ooredoo dinyatakan sebagai pemilik lisensi uang elektronik oleh Bank Indonesia sejak 3 Juli 2009.

Pengguna Dompetku masih bisa menggunakan akun Dompetku melalui UMB *789# atau melalui aplikasi Dompetku hingga 30 Juni 2017. Setelah tanggal tersebut, pelanggan hanya bisa mengaksesnya lewat menu PayPro di *123*4# atau melalui aplikasi MyIM3 dan aplikasi Paypro.

Komitmen Indosat Ooredoo berikutnya untuk layanan fintech
Indosat Dompetku kini dapat menerima transfer uang dari seluruh dunia / Indosat Ooredoo

Ketika ditanya mengenai langkah Indosat Ooredoo berikutnya untuk pengembangan layanan fintech, pihak Indosat tidak bersedia memberikan jawaban yang rinci. Adimas hanya menyebutkan bahwa mereka berkomitmen untuk terus menghadirkan inovasi yang memudahkan pelanggan, termasuk di dalamnya layanan fintech.

“Jadi Indosat akan terus mengembangkan layanan fintech lainnya, yang memang dibutuhkan pelanggan.”

Dompetku merupakan salah satu unit bisnis digital yang dimiliki Indosat Ooredoo, setelah Cipika Apps, Cipika, Ideabox, Indonesia Mobile Exchange (IMX), dan Ondego (layanan perbankan via SMS).

Pihak Indosat Ooredoo mengklaim Dompetku adalah satu-satunya uang elektronik yang menganut model bisnis telco agnostic dan bank agnostic. Artinya, layanan uang independen tanpa terikat oleh operator telekomunikasi dan tidak membutuhkan rekening bank.

Pengguna aktif Dompetku diklaim mencapai 4 juta orang pada September 2016 atau naik 6 kali lipat secara year-on-year (yoy) dengan tingkat transaksi per hari sebesar 800 ribu. Ditargetkan jumlah pengguna pada tahun ini bisa tembus di angka 10 juta.

Sejauh ini, Dompetku telah bekerja sama dengan 70 mitra e-commerce dan merangkul 82 bank untuk layanan transfer dana.

PayPro bertekad sebagai one stop payment
CMO PayPro Adelheid Helena Bokau menjelaskan dengan menggandeng Indosat Ooredoo sebagai mitra eksklusif, pihaknya membidik penggunaan PayPro untuk masyarakat yang ingin melakukan transaksi pembayaran dari multi sektor, tidak hanya difasilitasi oleh perbankan, online shop, atau operator telekomunikasi saja.

Saat ini PayPro telah bekerja sama dengan KAI Commuter Jabodetabek (KCJ), Alfamart Group, Indomaret, Grab.

“Kami terus berkomitmen untuk menghadirkan layanan mobile yang dapat melayani transaksi keuangan sehari-hari dengan tingkat keamanan yang tinggi, user friendly, dan terbuka untuk semua pelanggan operator telekomunikasi,” ucap Heidi, panggilan akrab Adelheid.

Heidi melanjutkan, nantinya seluruh produk dan layanan yang tersedia di Dompetku akan tersedia di PayPro. Mulai dari layanan remitansi, investasi reksa dana, pinjaman, kirim uang tunai, dan lainnya.

Secara resmi, SPI lewat PayPro baru memulai pelayanannya pada Maret 2017. Aplikasi PayPro baru bisa diunduh untuk pengguna Android, sedangkan untuk versi iOS akan menyusul beberapa pekan mendatang.

“Akan ada perluasan produk dan layanan dari Dompetku setelah melebur ke PayPro. Kami ingin buat PayPro jadi alat pembayaran yang sesimpel mungkin. Sehingga, orang tidak perlu bawa dompet mereka tinggal membayar semuanya lewat smartphone.”
—————–
PayPro Siap Bersaing dalam Era Transaksi Digital

Sejak April 2017 lalu, PayPro telah menegaskan kehadirannya sebagai salah satu penyedia layanan transaksi digital.

PayPro, disiapkan untuk mampu bersaing dalam era transaksi non-tunai.

Untuk mendukung tujuan tersebut, PayPro hadir dalam bentuk aplikasi, sehingga mudah diakses oleh masyarakat, serta dapat digunakan untuk beragam transaksi sehari-hari.

PayPro dapat digunakan sebagai solusi praktis membayar transaksi untuk transportasi sehari-hari seperti KRL Commuter Line dan Grab, dengan penawaran-penawaran menarik, seperti cash back spesial bagi pengguna PayPro.

Tidak hanya memberikan layanan untuk pembayaran kebutuhan sehari-hari, PayPro semakin menarik dengan adanya fitur pembayaran menggunakan “QR code”.

Fitur ini dapat digunakan di merchant-merchant terkemuka antara lain The Coffee Bean, Gramedia, Haagen Dazs, dan Puyo.

Selain itu, keperluan masyarakat untuk membayar berbagai tagihan mulai dari listrik, air, dan telepon, sampai berbelanja, akan dapat dilakukan hanya dengan menggunakan aplikasi digital ini.

Untuk kebutuhan berbelanja, PayPro telah menjalin kerjasama dengan beberapa merchant terkemuka, seperti: Indomaret dan Alfamart.

Kebutuhan masyarakat untuk membayar pinjaman, difasilitasi bersama dengan Bank DBS; sementara untuk pembayaran asuransi premium, juga tersedia dengan adanya kerjasama dengan BPJS, Jiwasraya, dan Tokio Marine.

PayPro menjadi aplikasi terdepan dalam memberikan solusi bertransaksi untuk beragam keperluan masyarakat.

Salah satu wujud untuk merealisasikan komitmen tersebut, adalah menjadikan PayPro layanan transaksi digital yang terbuka untuk semua, dengan cukup mendaftarkan nomor ponsel apapun operatornya tanpa harus memiliki rekening bank. Ini membuat transaksi-transaksi yang dilakukan dengan PayPro bisa dikatakan independen.

Menurut Chief Marketing Officer (CMO) PayPro, Heidi Bokau, bersama Indosat sebagai mitra strategis penjualan dan pemegang lisensi uang elektronik, setiap pengguna PayPro dipastikan akan memiliki fasilitas untuk membayar transaksi apapun, dengan cara yang sangat mudah, hanya dengan satu aplikasi dari smartphone.

Semua hal tersebut, diyakini PayPro perlahan tapi pasti, akan terealisasi di tengah banyaknya kompetitor untuk layanan transaksi digital saat ini.

Optimisme ini juga didasari, karena PayPro melihat peluang pasar masih terbuka dimana belum ada strong leadership di industri ini.

“Selain itu, PayPro juga diperkuat dengan tim manajemen yang berpengalaman di berbagai industri seperti telekomunikasi, digital, perbankan serta transportasi,” katanya.

Warta Kota/Lilis Setyaningsih

Editor: Eko Sutriyanto

Sumber: TRIBUNNEWS.COM, Kamis, 18 Mei 2017
——————-
PayPro, Solusi Pembayaran Nontunai di Era Digital

Foto Berita PayPro, Solusi Pembayaran Nontunai di Era Digital

Satu lagi pilihan pembayaran digital. PayPro solusi pembayaran digital dengan dua pilihan online dan offline, siap memberikan layanan pembayaran yang mudah, cepat dan aman dalam transaksi sehari-hari.

PayPro tersedia dalam dua jenis, pertama, online dalam bentuk aplikasi yang dapat diunduh dan dipasang di Smartphone, kedua offline dalam bentuk kartu yang bisa ditempel di belakang smartphone. Aplikasi PayPro, memiliki fitur pembayaran online seperti online store, Grab, pengisian pulsa, pembayaran atau pengisian token listrik, pembayaran kredit dan asuransi, pembayaran BPJS Kesehatan, serta pembayaran nontunai di merchant terkemuka melalui metode QR Code. Sementara untuk versi offline menawarkan akses cepat saat akan menaiki transportasi umum Kereta Listrik (KCJ).

Chief Marketing Officer PayPro, Adelheid Helena Bokau, mengatakan, sejak April 2017 lalu, PayPro telah menegaskan kehadirannya sebagai salah satu penyedia layanan transaksi digital. PayPro, disiapkan untuk mampu bersaing dalam era transaksi nontunai.

Beberapa online store yang telah menjalin kerjasama dengan PayPro antara lain Bukalapak, AlfaOnline, Grab dan elevenia. Untuk pembayaran tagihan yang dapat dilayani antara lain, Adira, pegadaian, Telkom Indonesia, Allianz, dan Pos Indonesia. Untuk Merchant, pembayaran menggunakan PayPro dapat dilakukan di Indomart, Alfamart, 7Eleven, Circle K dan lain-lain. Pembayaran melalui PayPro, tentu dapat diterima di seluruh gerai dan outlet merchant tersebut.

“Untuk transportasi umum sendiri saat ini baru di Commuter Line, nanti kedepannya sedang kami usahakan bisa di transportasi yang lain seperti Trans Jakarta,” ujar Helena.

Ada beberapa keuntungan menggunakan PayPro, antara lain Cashback 20% untuk pembayaran tiket KRL, Cashback 20% untuk belanja harian di Indomart dan Alfamart. Cashback 20% untuk tagihan dan pembelian token listrik dan BPJS Kesehatan. Serta Hemat 40% saat naik Grabbike dan Grabcar.

Helena menambahkan, kemudahan yang ditawarkan PayPro bukan hanya dalam penggunaan, tapi juga dalam pengisian saldo atau top up. Untuk PayPro online dapat diisi melalui transfer ATM atau dilakukan di Indomart dan Alfamart. Pengisian juga dapat dilakukan melalui transfer sesama pengguna PayPro. Sementara untuk PayPro offline, dapat dilakukan di gerai Indomart, Alfamart dan loket KCJ.

“Kami juga menggandeng Indosat sebagai mitra strategis penjualan dan pemegang lisensi uang elektronik, setiap pengguna PayPro dipastikan akan memiliki fasilitas untuk membayar transaksi apapun, dengan cara yang sangat mudah, hanya dengan satu aplikasi dari smartphone,” urai Helena.

Semua hal tersebut, diyakini PayPro perlahan tapi pasti, akan terealisasi di tengah banyaknya kompetitor untuk layanan transaksi digital saat ini. Optimisme ini juga didasari, karena PayPro melihat peluang pasar masih terbuka dimana belum ada strong leadership di industri ini. Selain itu, PayPro juga diperkuat dengan tim manajemen yang berpengalaman di berbagai industri seperti telekomunikasi, digital, perbankan serta transportasi.

Direktur PayPro, David Santoso menambahkan, dengan berbagai kelebihan yang ditawarkan, PayPro siap bersaing dengan berbagai layanan pembayaran non tunai lainnya. PayPro juga ingin menjadi pilihan pembayaran nontunai bagi masyarakat dan membantu pemerintah dalam mengkampanyekan cashless society. PayPro sendiri di tahun pertamanya ini mentargetkan sebanyak 7 juta pengguna.

Dukungan pemerintah akan pembayaran nontunai lanjut David sangat tinggi, dengan dikeluarkannya aturan pengisial maksimal saldo uang digital sebesar Rp10 juta. Saldo tersebut, menurutnya memberikan keleluasaan kepada masyarakat dalam melakukan berbagai transaksi online, terutama di online store dengan harga barang yang cukup mahal.

“Untuk mencapai target tersebut, kami akan terus mengkampanyekan penggunaan PayPro dan menjalin kerjasama dengan mitra strategis yang lebih banyak lagi,”ujar David.

Tag: Digital, PayPro, Adelheid Helena Bokau

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Vicky Fadil
Foto: Sufri Yuliardi

Sumber: Warta Ekonomi.co.id, Rabu, 17 Mei 2017

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 8 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB