Danau Satonda. Danau ini menyimpan begitu banyak misteri dan keindahan memukau yang mungkin belum banyak orang ketahui. Danau ini terletak di tengah Pulau Satonda dan termasuk wilayah Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat.
Danau Satonda memiliki luas sekitar 2,5 kilometer persegi dan belum diketahui jenis habitat yang ada di dalamnya. Danau ini mempunyai keunikan karena airnya asin dan kadar garam danau ini lebih tinggi daripada kadar garam air laut. Diperkirakan air danau ini asin karena tercampur dengan air laut yang meluap dan terperangkap di danau pada saat Gunung Tambora meletus 200 tahun lalu.
Di atas barisan bukit yang melingkari danau, hutan yang tak terjamah tampak hijau dengan pohon-pohonnya yang tinggi menjulang. Di sisi lainnya, terbentang padang rumput yang indah. Dari sisi inilah kita bisa melihat pemandangan yang sungguh menakjubkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ada legenda yang dituturkan masyarakat sekitar mengenai danau yang berada di sisi utara Gunung Tambora itu. Air asin dari danau itu dipercaya berasal dari air mata seorang raja yang mendapat murka dari Sang Kuasa karena ingin memperistri ibu kandungnya sendiri. Air matanya mengalir dan menggenang, yang lalu dikenal sebagai danau air asin Satonda.
ARSIP SEPTI ARINI–Proses pemindahan sampel air ke dalam media pertumbuhan bakteri.
Dari sudut pandang ilmiah, basin Satonda muncul bersamaan dengan terbentuknya kawah lebih dari 10.000 tahun lalu. Semula air danau itu tawar, yang dibuktikan dari gambut di bawah endapan menyerupai mineral laut di pinggir danau. Danau itu lalu dibanjiri air laut yang merembes melalui celah dinding kawah yang runtuh. Pada waktu itu, permukaan air laut lebih tinggi dibandingkan saat ini.
Meneliti jenis organisme
Keunikan air asin Danau Satonda menarik mahasiswa dari Universitas Teknologi Sumbawa Fakultas Teknobiologi untuk meneliti lebih lanjut. Mereka hendak mengetahui jenis organisme apa saja yang masih bertahan hidup di dalam danau tersebut.
Setelah mengambil sampel air danau, mahasiswa pun langsung melakukan penelitian sederhana yang didampingi instruktur laboratorium. Penelitian berlangsung selama dua minggu.
Hasilnya, ditemukan suatu mikroorganisme yang hidup di dalam sampel air tersebut. Setelah diamati, mikroorganisme itu adalah bakteri halofilik, jenis bakteri yang hanya dapat hidup di daerah dengan kadar garam sangat tinggi.
Danau Satonda terletak di tengah Pulau Satonda di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Keunikan danau ini karena airnya asin. Diperkirakan air danau ini tercampur dengan air laut yang meluap dan terperangkap di danau pada saat Gunung Tambora meletus.–KOMPAS/AGUS SUSANTO
Bakteri halofilik terlihat di bawah mikroskop.–ARSIP SEPTI ARINI
Bakteri halofilik punya banyak peranan penting dalam kehidupan. Bakteri ini dapat merugikan, tetapi juga bisa menguntungkan dengan pengembangan potensi enzimnya.
Bakteri ini dapat merusak makanan yang diawetkan dengan proses penggaraman, misalnya ikan asin, keju, atau medium untuk menumbuhkan mikroorganisme (culture media). Untuk kepentingan industri, enzim ekstraseluler yang dihasilkan bakteri halofilik merupakan produk yang bernilai komersial. Zat itu beraktivitas optimal pada kondisi kadar garam tinggi.
Enzim-enzim tersebut berperan sebagai zat alami untuk mempercepat proses kimiawi. Enzim semacam itu umum dipakai pada industri pembuatan detergen. Zat ini juga dipakai pada industri minim sumber karbon, seperti pembuatan oli, kosmetik, dan obat- obatan.
Bakteri halofilik juga menghasilkan enzim yang dapat menurunkan selulosa. Dalam industri makanan, bakteri Tetragenococcus halophilus dipakai sebagai pemicu pembuatan kecap. Mikroorganisme itu bisa menaikkan kekentalan kecap.
Dalam industri pertanian, rekayasa genetika memanfaatkan gen bakteri halofilik pada tanaman yang akan ditumbuhkan di tanah berkadar garam tinggi atau air payau. Lazimnya, gen bakteri ini dipakai pada tanaman seperti gandum, padi, atau barley.
Gen bakteri halofilik memungkinkan diterapkan dalam rekayasa genetika karena bakteri ini mudah tumbuh dalam lingkungan laboratorium, bahkan laboratorium sederhana sekalipun.
Danau yang konon berasal dari air mata itu rupanya punya banyak manfaat setelah penelitian dan ilmu pengetahuan menguak mitosnya. Lebih dari sekadar memanjakan mata dengan keindahan bentang alamnya tentusaja.
Danau Satonda terletak di tengah Pulau Satonda di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Keunikan danau ini karena airnya asin. Diperkirakan air danau ini tercampur dengan air laut yang meluap dan terperangkap di danau pada saat Gunung Tambora meletus.
SEPTI ARINI, JURUSAN TEKNOBIOLOGI UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA, NUSA TENGGARA BARAT
———————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 18 Agustus 2015, di halaman 35 dengan judul “Manfaat di Balik ”Air Mata” Satonda”.