Pemerintah, lembaga pendidikan, dan perusahaan Malaysia meminati perkembangan SMK di Indonesia. Selain mempelajari proses pendidikan SMK yang menghasilkan tenaga terdidik dan terampil, tawaran kerja sama pendidikan dan tenaga kerja pun deras.
Tingginya minat Malaysia itu diungkapkan sejumlah pemimpin SMK di Bandung, Sabtu (12/5). Perhatian Malaysia mulai dari bidang teknik, teknologi komunikasi dan informasi, pariwisata, hingga seni budaya.
Ontohari, Kepala SMKN 10 Bandung, mengatakan, kunjungan ke sekolah berbasis program keahlian seni dan budaya ini dilakukan Kementerian Pendidikan Malaysia hingga perusahaan pariwisata. Ada keinginan Pemerintah Malaysia mempelajari kemampuan SMK di Indonesia yang bisa berkembang meskipun fasilitas pendidikan terbatas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
”Fasilitas pendidikan di Malaysia lebih baik. Namun, kreativitas di Indonesia jauh lebih berkembang. Daya juang sekolah, guru, dan siswa di SMK kami, serta kreativitas berkesenian yang tinggi, ternyata dipelajari agar bisa diterapkan di lembaga pendidikan di Malaysia,” ujar Ontohari.
Sekolah dengan program keahlian seni kerawitan, tari tradisional, teater, dan musik akan digandeng perusahaan pariwisata di Malaysia. Tujuannya, bisa mempertunjukkan seni budaya tradisional Indonesia.
Perusahaan yang berkunjung ke SMKN 10 Bandung sudah menawarkan kerja sama agar menunjukkan seni tradisional Jawa Barat di panggung budaya di Pulau Genting.
”Kami sebagai lembaga pendidikan menyambut baik ajakan ini. Dengan cara ini, barangkali kesalahpahaman Indonesia-Malaysia, terutama dalam kasus caplok-mencaplok budaya tak terjadi lagi,” ujar Ontohari.
Sementara itu, SMKN 12 Bandung yang punya program keahlian dalam industri manufaktur pesawat terbang mendapat tawaran kerja sama dari perusahaan pendidikan dan penerbangan di Malaysia. Itu untuk membantu siswa mendapat lisensi mekanik yang dapat mengangkat nilai tawar lulusan SMK saat bekerja di industri penerbangan, baik dalam industri manufaktur maupun pemeliharaan pesawat terbang.
Selama ini, siswa kesulitan mengantongi lisensi, di antaranya wajib bekerja enam bulan di perusahaan penerbangan.
Magang kerja di Malaysia
Edy Purwanto, Kepala SMKN 10 Bandung, mengatakan, tawaran kerja sama dijajaki dengan salah satu lembaga aviasi di Malaysia.
Alumni SMKN 12 Bandung yang baru lulus akan magang kerja enam bulan di Malaysia, lalu dilanjutkan kerja di perusahaan penerbangan di sana hingga mendapat lisensi.
”Bulan Juni atau Juli ada 25 siswa ke Malaysia. Kerja samanya relatif mudah untuk kepentingan siswa kami. Kami sedang bahas lagi dalam nota kesepahaman supaya siswa bisa dikontrak kerja di sana,” kata Edy.
Selama ini, lulusan SMK penerbangan umumnya masih jarang yang punya lisensi. Lulusan SMK di bidang manufaktur ataupun pemeliharaan pesawat terbang masih berbekal sertifikat saja saat melamar pekerjaan.
Magang kerja juga dilakukan siswa jurusan perhotelan. Wiwi Siti Zawiyah, Kepala SMKN 9 Bandung, mengatakan, magang ke beberapa hotel di Malaysia dilakukan sejak tahun 2004. Siswa juga memperoleh honor. (ELN)
Sumber: Kompas, May 14, 2012: 7:41 AM