Makin Kebal, Satu Bakteri Harus Dikeroyok Antibiotik Kombinasi

- Editor

Selasa, 4 September 2018 - 14:49 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kekebalan bakteri terhadap antibiotik menjadi perhatian global karena obat makin tidak mempan mengobati penyakit bakteri. Saat ini ilmuwan mencari cara mengombinasilkan beberapa jenis antibiotik tanpa interaksi yang saling membatalkan khasiat masing-masing. Penelitian di laboratoriun menunjukkan, kombinasi antibiotik itu berhasil melawan bakteri Escherichia coli penyebab berbagai masalah pencernaan.

KOMPAS/IWAN SETIYAWAN (SET)–Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Yantyati Widyastuti, menunjukkan contoh penyimpanan mikroba Actinomycetes di lemari pendingin di Laboratorium Pusat Penelitian Bioteknologi di Cibinong Science Centre, Kabupaten Bogor, Senin (24/10/2011). Mikroba ini merupakan hasil penelitian bersama lembaga riset Jepang dan dapat dimanfaatkan untuk bahan antibiotik.

Penelitian berjudul ”Prevalensi dan Pola Interaksi Obat Tingkat Tinggi di Escherichia coli” itu dimuat dalam jurnal npj Systems Biology and Applications yang juga dipublikasikan sciencedaily.com 3 September 2018. Penelitian dilakukan tim ilmuwan Universitas California di Los Angeles (UCLA), Amerika Serikat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Resistensi antibiotik membunuh sekitar 25.000 orang per tahun di Eropa dan ini diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 10 juta orang di seluruh dunia pada 2050. Banyak bakteri yang menyebabkan infeksi serius pada manusia, seperti Salmonella, telah mengembangkan resistensi terhadap antibiotik umum.

Ampisilin, antibiotik penisilin spektrum luas pertama untuk pengobatan infeksi karena bakteri Enterobacteria, dirilis di pasar di Inggris pada 1961. Tak lama kemudian, pada 1962-1964 wabah penyakit pertama pada manusia yang disebabkan oleh galur kebal ampisilin dari bakteri yang menyebabkan penyakit hewan dan manusia, yaitu Salmonella enterica var typhimurium (S typhimurium), diidentifikasi di Inggris.

Dengan kekebalan itu, para ilmuwan secara tradisional percaya bahwa menggabungkan lebih dari dua obat untuk melawan bakteri berbahaya akan menghasilkan hasil yang semakin berkurang. Teori yang berlaku adalah bahwa manfaat tambahan menggabungkan tiga atau lebih obat akan menjadi terlalu kecil atau bahwa interaksi di antara obat-obatan akan menyebabkan manfaat mereka untuk membatalkan satu sama lain.

Sekarang, tim ahli biologi UCLA telah menemukan ribuan kombinasi empat-lima obat antibiotik yang lebih efektif dalam membunuh bakteri berbahaya daripada pandangan yang berlaku. Temuan mereka bisa menjadi langkah besar untuk melindungi kesehatan masyarakat pada saat patogen dan infeksi umum semakin menjadi resisten terhadap antibiotik.

”Ada tradisi menggunakan hanya satu obat, mungkin dua. Kami menawarkan alternatif yang terlihat sangat menjanjikan. Kita tidak boleh membatasi diri hanya pada obat tunggal atau kombinasi dua obat di kotak peralatan medis kami. Kami berharap beberapa kombinasi ini, atau lebih, akan bekerja jauh lebih baik daripada antibiotik yang ada,” kata Pamela Yeh, Asisten Guru Besar Ekologi dan Biologi Evolusi UCLA.

Peneliti bekerja dengan delapan antibiotik. Kedelapan antibiotik itu adalah ampisilin, cefoksitin sodium, ciprofloksasin hidrokhlorid, doksisiklin hiklat, erithorimisin, asam fusidik sodium, streptomisin, dan trimethoprim.

NATIONAL INSTITUTES OF HEALTH–Salah satu mikroba usus adalah bakteri Escherichia coli.

Para peneliti menganalisis bagaimana setiap kombinasi empat dan lima obat antibiotik, termasuk banyak dengan berbagai dosis, total 18.278 kombinasi, bekerja melawan satu jenis bakteri E coli. Mereka berharap bahwa beberapa kombinasi akan sangat efektif membunuh bakteri, tetapi mereka dikejutkan oleh berapa banyak kombinasi kuat yang mereka temukan.

Untuk setiap kombinasi yang mereka uji, para peneliti pertama memprediksi seberapa efektif mereka berpikir akan menghentikan pertumbuhan E coli. Di antara kombinasi empat obat, ada 1.676 pengelompokan yang berkinerja lebih baik dari yang mereka duga. Di antara kombinasi lima obat, 6.443 kelompok lebih efektif daripada yang diharapkan.

”Saya terpesona oleh berapa banyak kombinasi efektif yang ada,” kata Van Savage, Guru Besar Ekologi dan Biologi Evolusi UCLA.

DM/AMD/FH–Karyawan pertanian mentimun di Romania membuang produk karena tercemar kuman E coli, 6 Juni 2011.

Elif Tekin, peneliti utama studi tersebut, menambahkan, 2.331 kombinasi empat obat dan 5.199 kombinasi lima obat kurang efektif karena masing-masing obat memiliki mekanisme yang berbeda untuk penargetan E coli.

Delapan antibiotik yang diuji oleh para peneliti UCLA bekerja dalam enam cara unik. ”Beberapa obat menyerang dinding sel, yang lain menyerang DNA di dalam. Ini seperti menyerang kastil atau benteng. Menggabungkan berbagai metode menyerang mungkin lebih efektif daripada hanya pendekatan tunggal,” kata Savage.

Pamela Yeh menambahkan bahwa meskipun hasilnya sangat menjanjikan, kombinasi obat telah diuji hanya dalam pengaturan laboratorium dan kemungkinan paling tidak beberapa tahun lagi dievaluasi sebagai kemungkinan perawatan bagi manusia.

”Penelitian ini akan mempercepat pengujian pada manusia dari kombinasi antibiotik yang menjanjikan untuk infeksi bakteri yang tidak dapat kita tangani hari ini,” ujar Michael Kurilla, Direktur Divisi Inovasi Klinis di Institut Kesehatan Nasional AS.–SUBUR TJAHJONO

Sumber: Kompas, 4 September 2018

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan
UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum
3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum
Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023
Tiga Ilmuwan Penemu Quantum Dots Raih Nobel Kimia 2023
Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023
Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Senin, 13 November 2023 - 13:46 WIB

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 November 2023 - 13:42 WIB

3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum

Senin, 13 November 2023 - 13:37 WIB

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 November 2023 - 05:01 WIB

Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:52 WIB

Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:42 WIB

Teliti Dinamika Elektron, Trio Ilmuwan Menang Hadiah Nobel Fisika

Berita Terbaru

Berita

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 Nov 2023 - 13:46 WIB

Berita

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 Nov 2023 - 13:37 WIB