Lima orang mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Gadjah Mada (UGM) membuat es krim rasa jamu-jamuan. Es krim dengan bahan aneka rempah-rempah itu disebut-sebut sarat kandungan gizi.
Kelima mahasiswa itu adalah Elok Pawening Maharani, Sari Yuslia, Arif Sugianto, Anisa Dian Safitri, dan Aryo Dwi Nugroho. Produk yang mereka hasilkan diberi label, Herbatic, yang merupakan kepanjangan dari Herbal Nabati Ice Cream.
Menurut Elok Pawening, awal mula dibuatnya es krim berbahan nabati dan jamu-jamuan karena prihatin masih rendahnya minat masyarakat Indonesia untuk mengkonsumsi jamu. Jamu dari bahan rempah-rempah itu seringkali hanya digunakan sebagai bumbu masak dan obat herbal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Padahal lanjut Elok, jamu itu minuman menyehatkan, meski dari sisi penyajian kurang praktis dan kurang diminati masyarakat. Bersama teman-teman di FTP UGM, kemudian mencoba mengemas jamu dalam bentuk yang lebih menarik yaitu es krim. “Es krim merupakan produk yang disukai banyak orang,” katanya.
Menurut dia, Herbatic dibuat dengan mengkombinasikan sari kacang merah dan jamu-jamuan. Hal ini menjadi alternatif dan mendukung diversifikasi pangan lokal nabati untuk vegetarian, diabetisi, lactose intolerant, kalangan diet rendah lemak, dan penggemar jamu-jamuan.
Sementara itu es krim, kata Elok, terbuat dari lemak hewani seperti susu sapi sehingga menjadi pantangan dikonsumsi bagi penderita lactose intolerant, yang sedang diet dan vegetarian.
“Dengan diganti sari kacang merah sebagai pengganti susu sapi akan aman dikonsumsi bagai kalangan tersebut,” ungkapnya.
Es krim Herbatic juga bersifat menyehatkan karena ditambah jahe, temulawak, kunyit, kencur mengandung zat aktif minyak atsiri, zingerone, antimikrobia, antioksidan, polifenol, curcumin, shogaol, geraniol, dan alkaloid . “Senyawa tersebut sangat menyehatkan tubuh,” kata Elok didampingi Sari Yuslia.
Sementara itu, Sari menambahkan dalam kacang merah dan jamu-jamuan mengandung indeks glikemik sangat rendah yaitu 22 – 32. Dengan kandungan glikemik yang rendah menjadikan Herbatic sebagai solusi pangan aman untuk penderita diabetes.
“Kacang merah dan jamu dicerna secara lambat sehingga menyebabkan kadar gula darah meningkat perlahan. Jadi insulin yang dibutuhkan lebih sedikit dibandingkan kebanyakan makanan kaya karbohidrat,” kata Sari.
Menurut Sari, dalam membuatnya juga tidak menggunakan telur, mentega, dan gelatin. Mentega diganti margarin dan gelatin diganti maizena.
Dalam satu minggu mereka mampu menjual hingga 90 cup es krim Herbatic yang dijual seharga Rp 3.500/cup. Herbatic baru dipasarkan secara terbatas di kantin FTP, Resto Vegan Somayoga, Vihara Bodhicitta Maitreya, Minimarket Plaza Agro. Rasa yang ditawarkan pun bervariasi, jahe, kunyit asam, kencur, temulawak, dan jahe merah.
“Herbatic juga dibuat tanpa memakai bahan pengawet. Bisa ditambahkan topping dengan meses atau selai seperti bluberry, coklat, dan strawberry,” katanya. (bgs/try)