Lokasi Punahnya Dinosaurus akibat Asteroid Dibor

- Editor

Jumat, 10 April 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tim ilmuwan sejumlah negara menyiapkan pengeboran sedalam 1.500 meter di kawah Chicxulub di Semenanjung Yucatán, Meksiko, pada 2016. Sebagian permukaan kawah yang terbentuk akibat tumbukan asteroid 65,5 juta tahun lalu itu di bawah laut Teluk Meksiko. Tumbukan asteroid itu yang diduga memusnahkan dinosaurus.

Penggalian akan dilakukan di dekat pusat tumbukan untuk mengetahui kondisi batuan di kawah itu 10-15 juta tahun lalu. Menurut pemodelan, saat batuan antariksa menghantam permukaan Bumi berkecepatan tinggi, kerak Bumi berubah jadi kawah. Bagian pusat kawah naik sembari material di pinggiran kawah terlempar keluar. ”Di sekitar pusat tumbukan itu diduga tersimpan materi hasil tumbukan naik dan terdorong keluar,” kata Sean Gulick dari Institut Geofisika Universitas Texas di Austin, AS, Kamis (9/4). Lapisan batuan di atasnya akan memberi informasi seberapa cepat kehidupan muncul seusai tumbukan. (LIVESCIENCE/MZW)
———————–
Tinggi Badan dan Risiko Jantung Koroner

Penelitian yang dipimpin Prof Sir Nilesh Samani dari University of Leicester, Inggris, baru-baru ini menemukan, makin pendek seseorang, risiko terkena penyakit jantung koroner (PJK) akan makin besar. Hasil riset itu dipublikasi New England Journal of Medicine. Pada Rabu (8/4), Nilesh mengatakan, selama lebih dari 60 tahun telah diketahui ada hubungan terbalik antara tinggi badan dan risiko PJK. Namun, tak diketahui apakah tinggi badan menjadi determinan dalam PJK atau ada faktor lain, seperti kondisi sosial ekonomi atau asupan nutrisi. Anggota tim penelitian itu, Christopher Nelson, mengatakan, dengan menganalisis 200.000 orang dan 180 varian genetika pembentuk tinggi badan ditemukan bahwa perubahan tinggi badan 6,5 sentimeter akan berpengaruh pada risiko jantung koroner 13,2 persen. Makin tinggi seseorang, risiko penyakit jantung koroner makin rendah. (SCIENCEDAILY/ADH)
———-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 10 April 2015, di halaman 14 dengan judul “Kilas Iptek”.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB