Tim ilmuwan sejumlah negara menyiapkan pengeboran sedalam 1.500 meter di kawah Chicxulub di Semenanjung Yucatán, Meksiko, pada 2016. Sebagian permukaan kawah yang terbentuk akibat tumbukan asteroid 65,5 juta tahun lalu itu di bawah laut Teluk Meksiko. Tumbukan asteroid itu yang diduga memusnahkan dinosaurus.
Penggalian akan dilakukan di dekat pusat tumbukan untuk mengetahui kondisi batuan di kawah itu 10-15 juta tahun lalu. Menurut pemodelan, saat batuan antariksa menghantam permukaan Bumi berkecepatan tinggi, kerak Bumi berubah jadi kawah. Bagian pusat kawah naik sembari material di pinggiran kawah terlempar keluar. ”Di sekitar pusat tumbukan itu diduga tersimpan materi hasil tumbukan naik dan terdorong keluar,” kata Sean Gulick dari Institut Geofisika Universitas Texas di Austin, AS, Kamis (9/4). Lapisan batuan di atasnya akan memberi informasi seberapa cepat kehidupan muncul seusai tumbukan. (LIVESCIENCE/MZW)
———————–
Tinggi Badan dan Risiko Jantung Koroner
Penelitian yang dipimpin Prof Sir Nilesh Samani dari University of Leicester, Inggris, baru-baru ini menemukan, makin pendek seseorang, risiko terkena penyakit jantung koroner (PJK) akan makin besar. Hasil riset itu dipublikasi New England Journal of Medicine. Pada Rabu (8/4), Nilesh mengatakan, selama lebih dari 60 tahun telah diketahui ada hubungan terbalik antara tinggi badan dan risiko PJK. Namun, tak diketahui apakah tinggi badan menjadi determinan dalam PJK atau ada faktor lain, seperti kondisi sosial ekonomi atau asupan nutrisi. Anggota tim penelitian itu, Christopher Nelson, mengatakan, dengan menganalisis 200.000 orang dan 180 varian genetika pembentuk tinggi badan ditemukan bahwa perubahan tinggi badan 6,5 sentimeter akan berpengaruh pada risiko jantung koroner 13,2 persen. Makin tinggi seseorang, risiko penyakit jantung koroner makin rendah. (SCIENCEDAILY/ADH)
———-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 10 April 2015, di halaman 14 dengan judul “Kilas Iptek”.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT