Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia menyelenggarakan Pekan Ilmiah Remaja Nasional Ke-13 di Kecamatan Wangi-wangi, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, 7-14 September 2014. Acara ditujukan untuk menanamkan budaya meriset kelautan sejak dini terhadap 450 anak SMP dan SMA serta 150 guru dari 30 provinsi di Indonesia.
”Penanaman budaya meneliti sejak dini adalah salah satu komitmen LIPI. Pola pengembangan minat dan pembelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dimulai dengan menanamkan budaya meneliti sejak dini. Ini dukungan terhadap perkembangan inovasi remaja,” tutur Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Lukman Hakim, Jumat (5/9), di Jakarta.
Orientasi pendidikan riset kelautan meliputi bidang Ilmu Pengetahuan Sosial, Ilmu Pengetahuan Alam, dan Ilmu Pengetahuan Teknik (Teknik Rekayasa). Wakatobi dipilih menjadi lokasi Pekan Ilmiah Remaja Nasional (PIRN) karena potensi kelautan yang sangat menarik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kepulauan Wakatobi menjadi pusat segi tiga karang dunia, yang terbentang mencakup enam negara, meliputi Indonesia, Malaysia, Filipina, Papua Niugini, Kepulauan Solomon, dan Timor Leste.
Beberapa lokasi di Waktobi dipilih untuk kegiatan pendidikan riset, antara lain di Mata Air Seratus Molii Sahatu di Desa Patuno, Danau Kapota, sistem kanalisasi dan perkampungan masyarakat Bajo, pantai Coremap, Pantai Sempo, Pantai Cemara, dan lokasi budidaya ikan dengan karamba.
”Peserta akan mengalami kegiatan ilmiah itu dalam suasana belajar yang menyenangkan. Topik penelitian relevan dengan kondisi aktual kita,” ujar Lukman.
Para peserta siswa SMP-SMA akan mendapatkan dasar-dasar metode penelitian. Para peneliti LIPI sesuai bidang masing-masing turut serta membimbing penulisan laporan hasil penelitian. Kepala Biro Kerja Sama, Hukum, dan Hubungan Masyarakat LIPI Nur Tri Aries mengatakan, PIRN berikutnya pada 2015 akan diselenggarakan di Tasikmalaya, Jawa Barat. (NAW)
Sumber: Kompas, 6 September 2014