Letupan Gas Masih Berpotensi Terjadi di Ijen

- Editor

Selasa, 27 Maret 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Letupan gas beracun masih berpotensi terjadi di Gunung Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur. Tim dari Pusat Vulkanologi, Mitigasi, dan Bencana Geologi terus melakukan pemantauan untuk meminimalkan dampak embusan gas beracun terhadap kehidupan manusia.

Kepala Pusat Vulkanologi, Mitigasi, dan Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani mengatakan, potensi terjadinya embusan gas beracun ada karena saat ini masih musim hujan. Gunung Ijen merupakan gunung api yang memiliki danau kawah dan aktif mengeluarkan gas, seperti belerang dan karbon dioksida.

Gas yang bersuhu tinggi ini terkumpul di bawah. Namun, karena hujan dan mendinginkan bagian atas permukaan gas, terjadi perbedaan temperatur. Campuran air dan gas ini terkonveksi dan memicu letupan gas. Hal itu merupakan fenomena wajar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

”Berdasarkan pantauan, aliran gas mengarah ke barat atau mengikuti aliran Sungai Pahit sehingga terhirup oleh warga yang tinggal di permukiman sekitarnya,” kata Kasbani, Senin (26/3/2018).

KOMPAS/ANGGER PUTRANTO–Kawah Ijen mengeluarkan asap dari produksi belerang alami.

PVMBG terus memantau aktivitas vulkanik Gunung Ijen, baik menggunakan metode seismik yang mampu mendeteksi gempa, metode multigas, maupun pengukuran suhu dan gas. Hasil pantauan belum menunjukkan terjadinya peningkatan aktivitas vulkanik di Gunung Ijen.

Selain itu, konsentrasi gas beracun di daerah terdampak juga sudah normal. Namun, masyarakat diimbau waspada, tidak mendaki ke puncak dalam kondisi cuaca mendung dan hujan, apalagi malam hari.

Seperti diberitakan, 200 warga di Desa Watucapil dan Desa Kalianyar, Kecamatan Ijen, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, dievakuasi akibat letupan gas beracun dari kawah Gunung Ijen, Kamis. Bahkan, 27 orang dari dua desa yang berjarak 7 kilometer dari kawah itu dilarikan ke Puskesmas Sempol.–RUNIK SRI ASTUTI

Sumber: Kompas, 26 Maret 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 6 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB