Laut Jawa Kian Tercemar

- Editor

Jumat, 2 Juni 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sampah Plastik Rentan Termakan Ikan
Pencemaran sampah plastik di Laut Jawa amat mengkhawatirkan. Selain sampah plastik berukuran makro, ditemukan plastik ukuran mikro yang bisa termakan dan terakumulasi dalam tubuh ikan. Untuk itu, pencemaran sampah plastik di perairan harus segera diatasi.

Riset terbaru yang dilakukan Noir Primadona Putra dari Departemen Kelautan Universitas Padjadjaran, Bandung, menemukan tingginya volume sampah di sekitar Pulau Biawak, Indramayu, Jawa Barat. Volume sampah yang dikumpulkan mencapai 68 kilogram, dari garis pantai sepanjang 655 meter atau 1 kg per 9,6 meter panjang pantai.

“Dari sampah ini, sebagian besar berupa busa styrofoam dan berikutnya plastik,” ucap Noir, Kamis (8/6), di Jakarta. Volume sampah mikro plastik mencapai 0,08 per 1 kg.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Penelitian di 46 lokasi lain di Laut Jawa, di sekitar Kepulauan Seribu dan perairan Banten, juga ditemukan tingkat pencemaran plastik tinggi. “Hal paling berbahaya sebenarnya cemaran plastik mikro. Sebab, itu bisa di makan ikan, lalu terakumulasi ke jaringan tubuhnya,” ujarnya.

Temuan itu menguatkan riset yang dilakukan Jenna Jambeck, peneliti dari Universitas Georgia, Amerika Serikat, yang dirilis di jurnal Science, tahun 2015, bahwa Indonesia termasuk negara kedua terbesar penyumbang sampah ke lautan setelah China. Total limbah yang telah dibuang Indonesia ke laut 3,2 juta ton.

Noir menjelaskan, untuk sampah plastik ukuran makro (di atas 2,5 cm), banyak yang berasal dari Semarang dan Kalimantan, selain dari Batam, bahkan Singapura dan India. Analisis asal-usul itu berdasarkan asal merek lokal yang tertera pada botol kemasan plastik. “Untuk merek yang ditemui secara nasional, sulit dikenali asal-usulnya,” ucapnya.

Kepala Laboratorium Data Laut dan Pesisir Pusat Riset Kelautan Kementerian Kelautan dan Perikanan Widodo Pranowo menambahkan, berdasarkan pola arus laut, sumber pencemaran sampah plastik makro umumnya dari lokasi daratan di dekatnya.

“Secara kasatmata, kita bisa melihat tingginya pencemaran plastik di Laut Jawa. Jika dari Jakarta mau ke Pulau Seribu, kapal berhenti sampai tiga kali karena tersangkut sampah plastik. Kondisi ini amat mengkhawatirkan,” ujarnya.

Sampah kiriman
Berbeda dengan sampah plastik makro, untuk sampah plastik ukuran mikro, menurut Widodo, diduga kuat adalah kiriman dari perairan lain. Arus laut di sekitar Pulau Biawak amat pelan dan cenderung bolak-balik dalam pola elips akibat pergerakan angin dan perpaduan pasang surut.

“Sampai enam bulan, limbah plastik ini hanya berada di seputar area sama. Padahal, butuh 150 tahunan untuk mengurai plastik jadi ukuran mikro. Jika dihitung ke belakang, kita yang tinggal di pantai utara Jawa dan Kalimantan Selatan pasti belum mengonsumsi plastik banyak. China dan Jepang sudah lebih dulu,” katanya.

Dengan mengukur pola arus laut, kemungkinan besar mikro plastik itu kiriman dari negara-negara di Pasifik dan China Selatan. “Pola arus laut umumnya dari Samudra Pasifik melalui Laut China Selatan, Selat Karimata, baru ke Laut Jawa. Sebagian kecil arus laut dari Samudra Pasifik, Selat Makassar, sebelum ke Selat Lombok dan sebagian ke arah Laut Jawa bagian timur,” ujarnya.

Perairan Indonesia menjadi titik penerobosan massa air laut dari Samudra Pasifik ke Samudra Hindia. Fenomena itu dikenal sebagai “arlindo”.

Meski kuat dugaan sampah mikro plastik ini kiriman dari negara lain pada masa lalu, ke depan itu akan jadi masalah besar seiring tingginya tren pembuangan plastik ke laut. Akumulasi kiriman sampah mikro plastik dari Samudra Pasifik akan bercampur dengan sampah mikro yang terurai dari cemaran plastik dari Indonesia sendiri. (AIK)
——————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 9 Juni 2017, di halaman 14 dengan judul “Laut Jawa Kian Tercemar”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 36 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB