kuliah inaugurasi; ”Solar Cell” Pilihan Terbaik

- Editor

Kamis, 21 November 2013

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Solar cell atau listrik tenaga surya merupakan pilihan tepat energi terbarukan untuk masa depan. Bahkan, tenaga surya dapat dijadikan pengganti energi fosil yang ketersediaannya kian menipis.

Hal tersebut disampaikan Rosari Saleh dalam kuliah inaugurasi berjudul ”Otonomi Energi: Titik Balik bagi Terobosan Energi Terbarukan” yang diselenggarakan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) di Universitas Indonesia, Depok, Rabu (20/11). Kuliah inaugurasi juga disampaikan peneliti Terry Mart. Pada kesempatan itu, keduanya dikukuhkan menjadi anggota AIPI.

”Energi matahari mudah diperoleh dan cocok untuk Indonesia sebagai negara kepulauan. Posisi geografis Indonesia di garis khatulistiwa sangat menguntungkan,” kata Rosari.

Solar cell kini sudah memasuki generasi ketiga. Solar cell generasi pertama menggunakan teknologi berbasis kristal tunggal silikon dengan harga yang cukup mahal, yakni 3,50 dollar AS per watt. Generasi kedua didasarkan pada teknologi lapis tipis (thin film) dengan harga 1,00 dollar AS per watt. Sementara generasi ketiga juga masih menggunakan teknologi thin film, tetapi masih terus dikembangkan agar lebih murah dan efisien.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Perkuat penelitian dasar
Sementara itu, Terry mengatakan, penelitian yang dilakukan keduanya adalah penelitian dasar untuk mendukung penelitian terapan. ”Sebagai peneliti, kami harus menyumbangkan sesuatu pada dunia ilmu pengetahuan dan teknologi. Ini butuh waktu lama,” kata Terry.

Pada kesempatan itu, Terry menyampaikan penelitiannya dengan judul ”Membawa Prinsip Pauli pada Produksi Hyperon dan Hypernucleus serta untuk Memahami Bintang Netron”. Terry lebih memfokuskan pada penelitian fisika nuklir untuk pengembangan ilmu pengetahuan dasar. Hasil penelitiannya akan digunakan untuk penelitian nuklir yang bersifat terapan dan penelitian lain yang relevan.

Wakil Ketua AIPI Satryo Soemantri Brodjonegoro mengingatkan, peneliti harus independen dan tidak boleh melakukan penelitian pesanan. ”Ini untuk menjaga kultur ilmiah dan kewibawaan,” kata Satryo. (FRN)

Sumber: Kompas, 21 November 2013

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 9 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB