Kualitas Air Sungai Semakin Turun

- Editor

Rabu, 26 Maret 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pemerintah Dinilai Tutup Mata pada Pencemaran Industri

Hasil pemantauan lebih dari 500 titik sampel di 57 sungai utama di seluruh Indonesia menunjukkan kecenderungan penurunan kualitas air sungai dari tahun ke tahun. Saat ini, 80 persen titik sampel menunjukkan kualitas sungai tercemar berat. Pemulihan membutuhkan kerja sama multipihak dari hulu ke hilir.

”Sungai-sungai kita sudah sangat tercemar. Sumbernya dari limbah domestik karena temuan bakteri Escherichia coli yang tinggi di air,” kata Balthasar Kambuaya, Menteri Lingkungan Hidup, saat membuka Rapat Kerja Teknis Pemantauan Kualitas Air Sungai di Seluruh Indonesia, Senin (24/3), di Bengkulu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kegiatan itu dihadiri Rachmat Witoelar (Ketua Harian Dewan Nasional Perubahan Iklim), Iskandar Zulkarnaen (Deputi Ilmu Kebumian LIPI), dan Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah.

Temuan itu dinilai mengkhawatirkan. Tahun lalu, 76 persen titik sampel tercemar berat penyebabnya juga limbah domestik. Balthasar mengatakan, perilaku masyarakat yang menjadikan sungai sebagai jamban dan tempat sampah raksasa harus diubah. Ia menyadari, mengubah perilaku perlu ketersediaan fasilitas sanitasi mandi-cuci-kakus memadai.

Secara terpisah, Ahmad Ashov Birry, Pengampanye Detox dari Greenpeace Indonesia, mengatakan, hasil pemantauan ini menunjukkan, pemerintah terus menutup mata terhadap pencemaran sungai dan air oleh bahan kimia berbahaya industri. ”Terus saja salahkan masyarakat ketimbang menghadirkan solusi konkret,” katanya.

Lebih baik mencegah
Ashov mendesak Pemerintah Indonesia menggunakan pendekatan pencegahan polusi dibandingkan dengan mengandalkan pendekatan kontrol polusi. Pendekatan kontrol polusi mendasarkan pada baku mutu, artinya mengizinkan pemasukan bahan berbahaya beracun sampai batas tertentu, bukan mencegah masuk. Sistem itu meliputi parameter dan jenis bahan kimia terbatas; tidak merefleksikan kompleksitas limbah industri dan beragam bahan kimia berbahaya dari industri.

Henry Bastaman, Deputi Pembinaan Sarana Teknis Lingkungan dan Peningkatan Kapasitas KLH, mengatakan, kriteria pemantauan sejak 2008 didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pemantauan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Saat mengukur kualitas sampel, air yang tercemar E coli langsung diklasifikasikan tercemar.

Pemantauan dilakukan mulai dari Kali Krueng Tamiang di Aceh hingga Kali Fly di perbatasan Papua-PNG. Pengambilan contoh dilakukan petugas Badan Lingkungan Hidup Daerah minimal 21 parameter terukur. Parameter di lapangan adalah tingkat keasaman, temperatur, daya hantar listrik, total padatan terlarut, oksigen terlarut, dan debit air. Contoh yang diperiksa di laboratorium adalah total padatan tersuspensi, total fosfor, BOD/COD, nitrit, nitrat, amonia, klorin, fenol, minyak/lemak, detergen, fecal coli, total coli, sianida, dan sulfida.

Hasil pengukuran mineral menunjukkan pencemaran limbah industri. Namun, jumlahnya tak banyak. (ICH)

Sumber: Kompas, 26 Maret 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB