Konferensi Big Data 2018, Saatnya Korporasi Manfaatkan Data Raksasa dan Kecerdasan Buatan

- Editor

Senin, 14 Mei 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Korporasi di Indonesia dinilai perlu terus berinovasi untuk penggunaan big data atau data raksasa dan kecerdasan buatan. Data raksasa dan kecerdasan buatan saat ini telah dimanfaatkan untuk efisiensi bagi para pengguna jasa dan untuk perusahaan besar. Selain itu, sinergi antara perusahaan dan akademisi juga diperlukan dalam pengembangan pemanfaatan data raksasa.

Vice President of Engineering Bukalapak Ibrahim Arief menjelaskan, saat ini perusahaan harus terus berinovasi untuk bisa menangani skala data secara masif. Salah satu contohnya, penggunaan teknologi big data dan kecerdasan buatan untuk mengelola sekitar 18 juta pengguna yang terdaftar di situs Bukalapak.

KOMPAS/DEONISIA ARLINTA–Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif Indonesia Ricky Joseph Pesik saat membuka Konferensi Big Data Indonesia 2018 di Balai Kartini Jakarta, Sabtu (12/5/2018).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

”Sebagai perusahaan e-dagang, dengan menggunakan teknologi big data, proses pengambilan keputusan untuk perusahaan dengan memanfaatkan data para pengguna. Hal ini yang membantu kami membuat fitur baru yang semakin memudahkan pengguna,” ujarnya dalam Konferensi Big Data 2018 di Balai Kartini, Jakarta, Sabtu (12/5/2018).

KOMPAS/DHANANG DAVID ARITONANG–VP of Engineering Bukalapak Ibrahim Arief

Sejak 2013, perusahaan ini membangun pusat data yang dikelola secara pribadi dengan sistem teknologi yang terus dikembangkan. ”Berbeda dengan perusahaan unicorn lain, yang menggunakan sistem Cloud untuk pengelolaan data. Kami menyimpan data ini sendiri, dan semua data pengguna ada di Indonesia,” ujarnya.

Menurut Ibrahim, hal terpenting adalah bagaimana data berskala masif ini dapat dikelola untuk memenuhi kebutuhan pengguna. ”Dengan kecerdasan buatan, kami bisa memberikan rekomendasi kepada para pengguna Bukalapak untuk menemukan barang yang tepat untuk mereka. Hal ini juga berdasarkan behavior (kebiasaan) para pengguna ketika mencari barang yang mereka butuhkan di situs kami,” katanya.

Ibrahim menjelaskan, dengan kecerdasan buatan, sistem keluhan dari pengguna bisa lebih cepat ditangani pelayan pengguna (customer service). ”Sistem ini membuat kerja para customer service lebih cepat enam kali lipat untuk menangani keluhan para pengguna,” ucapnya.

KOMPAS/DHANANG DAVID ARITONANG–Suasana Konferensi Big Data 2018 di Jakarta, Sabtu (12/5/2018).

Sebelumnya, pemerintah sedang menggodok Rancangan Undang-Undang (RUU) Perlindungan Data Pribadi. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel Abrijani mengatakan, nantinya, undang-undang ini tidak hanya untuk melindungi masyarakat atau konsumen, tetapi juga perusahaan yang mengelola data pribadi masyarakat.

”Kita sudah masuk di era digital, di mana perpindahan data sangat cepat, tidak ada pengaturan yang tegas dan sanksi hukum terkait perlindungan data ini,” kata Semuel (Kompas, 29/3/2018).

Terkait perlindungan data pribadi, Ibrahim mengatakan, sejak awal Bukalapak tidak pernah berencana menjual data para penggunanya. ”Kami selalu memprioritaskan perlindungan data pribadi pengguna kami. Oleh sebab itu, kami mengelolanya sendiri dan hanya untuk kebutuhan perusahaan kami,” ujarnya.

Sinergi
Dekan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (UI) Mirna Adriani menjelaskan, diperlukan sinergi antara perusahaan dan para akademisi. ”Saat ini banyak perusahaan yang sebenarnya butuh pola kebiasaan pelanggan, tetapi mereka tidak mengerti caranya. Sementara kami dari akademisi mampu mengelola algoritma untuk mengelola pola kebiasaan orang,” ujarnya.

Namun, saat ini sinergi tersebut belum optimal karena perbedaan kebutuhan antara perusahaan dan akademisi. Menurut Mirna, perusahaan cenderung membutuhkan sistem pengelolaan big data untuk bisa segera menyelesaikan masalah. ”Adapun para akademis memerlukan big data ini untuk riset terlebih dahulu,” katanya.

Mirna menjelaskan, saat ini sudah ada program bagi para mahasiswa di Fakultas Ilmu Komputer UI untuk bisa bekerja sama dengan sejumlah perusahaan. ”Mahasiswa ini melakukan praktik untuk mengelola problem yang diajukan perusahaan sehingga mereka bisa dengan nyata memanfaatkan big data untuk menyelesaikan problem perusahaan tersebut,” katanya.–DHANANG DAVID ARITONANG

Sumber: Kompas, 12 Mei 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB
Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Berita ini 9 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 1 April 2024 - 11:07 WIB

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 3 Januari 2024 - 17:34 WIB

Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB