Ketamin sejatinya adalah obat untuk pembiusan yang digunakan dokter anestesi maupun dokter hewan untuk menurunkan kesadaran pasien selama menjalani operasi.
Sejak 1970-an, ketamin mulai disalahgunakan untuk bersenang-senang guna mendapatkan sensasi ‘high‘ karena menimbulkan efek halusinasi pada penggunanya hingga mereka seolah-olah bisa melihat, membaui, atau merasakan sesuatu yang sebenarnya tidak ada.
Namun, studi terbaru yang dipublikasikan secara daring di American Journal of Psychiatry, Senin (16/4/2018) menunjukkan esketamin (bagian dari molekul ketamin) dapat digunakan untuk mengobati depresi dan pikiran bunuh diri secara cepat. Manfaat ketamin itu diperoleh setelah melalui uji terhadap 68 responden yang berisiko bunuh diri dan sedang menjalani perawatan di rumah sakit serta diberi obat antidepresan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
ADF.ORG.AU–Ketamin
Studi yang dilakukan tim dari Janssen Research and Development, Johnson and Johnson Company dan Sekolah Kedokteran Yale, Amerika Serikat itu menunjukkan ketamin yang diberikan melalui semprotan hidung langsung mengurangi gejala depresi dalam 24 jam pertama sejak diberikan. Selama empat minggu penggunaan, esketamin terbukti memperbaiki gejala depresi. Namun pada hari ke-25, efeknya telah hilang.
Karena itu, tim peneliti yang dipimpin oleh Carla M Canuso dari Johnson and Johnson Company menawarkan ketamin untuk pengobatan depresi dan keinginan bunuh diri pada tahap awal pengobatan. Penggunaan ketamin dinilai lebih menguntungkan karena pemakaian obat antidepresan baru akan efektif mengatasi gejala depresi setelah 4-6 minggu pemakaian.
Besarnya manfaat ketamin itu membuat peneliti sedang menguji pemanfaatan ketamin melalui semprotan agar bisa mendapat lisensi untuk pengobatan.
Penyalahgunaan
Pemakaian ketamin bisa menimbulkan ketagihan. Namun dalam proses uji, tidak ditemukan adanya laporan kecanduan atas penggunaan zat tersebut. Meski demikian, peneliti mengingatkan pentingnya potensi kecanduan atau penyalahgunaan efek pemakaian ketamin dalam penelitian selanjutnya.
WWW.REHABS.COM–Ketamin bisa dikonsumsi dalam berbagai bentuk, mulai di telan, disuntikkan, atau di hirup melalui hidung. Terkadang, ketamin juga dicampurkan pada ganja atau rokok.
Perhimpunan Dokter Jiwa Inggris atau Royal College of Psychiatrists (RCP) menyambut baik hasil studi tersebut karena membuat upaya meresepkan ketamin dalam pengobatan setahap lagi lebih maju.
James Stone dari RCP menilai temuan tim peneliti AS itu mengonfirmasi temuan dari studi pemanfaatan ketamin di Inggris sebelumnya. Ketamin sudah digunakan untuk mengobati depresi di Inggris sejak 2011 secara intravena atau disuntikkan ke pembuluh darah. Meski demikian, ketamin belum masuk dalam sistem peresepan untuk depresi.
“Studi di AS itu dilakukan oleh perusahaan farmasi sehingga berpeluang untuk masuk dalam dalam tata laksana pengobatan depresi NHS (National Health Service, badan layanan publik kesehatan Inggris),” katanya.
Penggunaan ketamin melalui semprotan hidung jauh lebih mudah dilakukan dibanding penggunaan melalui suntikan. Cara itu membuat ketamin bisa lebih cepat diberikan sesuai dosis ke orang hingga mengurangi waktu untuk perawatan.
Mitul Mehta dari King’s College, Inggris menambahkan penggunaan ketamin melalui semprotan hidung itu juga menjadi langkah maju dalam pemanfaatan ketamin. Selama ini, semua studi pemanfaatan ketamin hanya melalui intravena. Sejumlah studi penggunaan ketamin melalui oral belum memberikan hasil yang menggembirakan.
“Dengan sistem semprotan hidung, ketamin masuk ke dalam tubuh relatif lebih cepat, memang tidak secepat jika ketamin dimasukkan dengan cara intravena, namun tidak selambat jika ketamin dimasukkan dengan cara oral,” katanya. Selain itu, metode semprotan hidung membuat dosis pemberian ketamin bisa lebih mudah dikontrol.
Menurut Stone, jika ketamin masuk dalam sistem obat untuk mengatasi depresi, ketamin bisa dijadikan obat lapis kedua atau ketiga jika obat lapis pertama yang biasa digunakan untuk mereka yang mengalami depresi tidak menunjukkan hasil. Bahkan, terapi pengobatan dengan ketamin ini juga bisa digunakan sebagai pengganti terapi elektrokonvulsif (ECT) atau mengalirkan listrik ke tubuh untuk mengobati mereka yang mengalami gangguan jiwa.
Meski menunjukkan hasil menggembirakan, studi lebih lanjut tentang pemanfaatan ketamin untuk mengatasi depresi perlu diteliti lebih lanjut guna melihat efek sampingnya.
Umum diberikan
Ketamin umum diberikan untuk anestesi atau pembiusan. Meski Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di AS dan Inggris belum merekomendasikan atau melegalkan penggunaan ketamin untuk mengobati depresi alias off-label, namun dokter di kedua negara tersebut sudah biasa memberikannya untuk mengobati depresi, khususnya di klinik-klinik swasta.
Kondisi itu bukan berarti penggunaan ketamin untuk mengobati depresi menjadi hal yang ilegal. Badan Pengawas Obat dan Makanan memang merekomendasikan penggunaan obat-obatan yang digunakan di pasaran, namun dokter memiliki wewenang meresepkan obat tertentu meski belum ada aturan dari otoritas negara.
“BPOM AS mengatur obat yang disetujui, namun tidak meresepkan obat. Dokter bebas meresepkan obat sepanjang mereka menilai bermanfaat secara medis,” kata G Caleb Alexander dari Pusat Kedokteran Universitas Chicago, AS seperti dikutip dari webmd.com.
Agar ketamin bisa diresepkan di fasilitas kesehatan pemerintah, maka ketamin harus masuk dalam sistem obat nasional.
Rupert McShane dari Universitas Oxford, Inggris yang melakukan uji penggunaan ketamin untuk depresi di Inggris sejak 2011 mengatakan ketamin dapat membantu penderita depresi yang sebelumnya tidak tertolong melalui berbagai pengobatan yang ada. Bahkan, McShane pada 2017 sudah menyerukan penggunaan ketamin untuk depresi. (BBC, webmd.com, adf.org.au)–M ZAID WAHYUDI
Sumber: Kompas, 17 April 2018