Sejumlah lembaga meteorologi di dunia telah mengeluarkan peringatan dini soal kemungkinan munculnya fenomena alam El Nino. Untuk itu, Indonesia perlu mewaspadai kemungkinan terkena dampak fenomena itu.
Laporan dari berbagai lembaga meteorologi yang dikumpulkan Kompas, Jumat (12/6), menginformasikan potensi El Nino tersebut.
Lembaga Meteorologi Jepang (JMA) dalam laporan terbaru menyebutkan, kondisi lebih hangat dan lebih kering daripada kondisi normal terjadi di Asia Tenggara dan lebih dingin ketimbang kondisi normal terjadi di bagian barat Amerika Serikat. Kondisi ini konsisten dengan pola El Nino yang pernah terjadi beberapa waktu lalu. Biro Meteorologi Australia (BOM) sudah mengonfirmasi tentang ambang batas El Nino telah tercapai sejak bulan lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kepala Subbidang Analisa dan Informasi Iklim BMKG Ardhasena Sopaheluwakan mengatakan, kondisi kurang hujan di sebagian besar wilayah di Indonesia disebabkan kemunculan fenomena El Nino berskala moderat di Samudra Pasifik. BMKG akan menunggu konsistensi kecenderungan penghangatan laut di Pasifik hingga akhir Juni. Meskipun begitu, semua pemodelan yang dibuat beberapa negara menunjukkan gejala peningkatan.
Di tempat terpisah, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman ketika dikonfirmasi hal ini mengatakan, untuk mengantisipasi kemungkinan dampak kekeringan pada musim kemarau mendatang, pihaknya sudah mengantisipasi sejak dini. Upaya yang dilakukan dengan membentuk tim dan melakukan percepatan bantuan pompa air sebanyak 30.000 pompa air.
Sementara itu, Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Gatot Irianto mengatakan, pekan depan pihaknya mengundang kepala dinas pertanian seluruh Indonesia untuk membahas mengenai kekeringan. Beberapa daerah yang diwaspadai antara lain pantai utara Jawa, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, dan Lampung.
Ketua Umum Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) Zulhefi Sikumbang mengatakan, jika benar terjadi, El Nino akan menurunkan produksi 50.000-75.000 ton biji kakao. Produksi biji kakao 2015 sebelumnya diproyeksikan 1 juta ton. Secara terpisah Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia memperkirakan penurunan produksi kopi hingga 50.000 ton.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kelautan dan Perikanan Achmad Poernomo mengatakan, arus hangat perairan di beberapa wilayah yang terdampak El Nino akan meningkatkan produksi ikan hasil tangkapan.(LKT/MAS/HEN/YUN/MAR)
——————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 13 Juni 2015, di halaman 1 dengan judul “Kemungkinan El Nino Makin Kuat, Pemerintah Mulai Bersiap”.