Kejadian Bencana Bulan Januari Menurun

- Editor

Selasa, 3 Februari 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jumlah bencana terkait dengan cuaca pada musim hujan Januari 2015 menurun 6,6 persen dibandingkan dengan Januari tahun 2014. Penyebab utama adalah jumlah curah hujan bulanan yang relatif lebih rendah daripada periode sama tahun lalu. Namun, musim hujan belum usai sehingga kemungkinan bencana masih ada.


Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah bencana sepanjang Januari 2015 ada 239 kejadian, sementara pada Januari 2014 ada 256 kejadian. ”Berkurangnya jumlah bencana dipicu rendahnya jumlah curah hujan,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Senin (2/2).

Pemantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) selama Januari terjadi badai Mekkhala di timur Filipina, atau utara Indonesia. Ini salah satu faktor curah hujan Januari 2015 lebih rendah dibandingkan dengan Januari 2014. Sebagian aliran massa udara dari kawasan Asia ke wilayah Indonesia tersedot ke dalam badai yang bertekanan rendah itu. Aliran massa dari Asia bersifat basah. Karena yang melewati Indonesia berkurang, jumlah curah hujan pun menurun (Kompas, 17/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Secara rinci, bencana sepanjang Januari ini adalah 89 banjir, 86 longsor, 59 puting beliung, 3 gelombang pasang atau abrasi, dan 2 banjir disertai longsor. Total 27 orang meninggal serta sekitar 200.000 korban terdampak dan mengungsi.

Sementara itu, selama Januari 2014, terjadi 256 kejadian bencana, mencakup 126 banjir, 59 longsor, 61 puting beliung, 4 gelombang pasang, dan 6 banjir disertai longsor. Jumlah korban pun jauh lebih tinggi daripada Januari 2015, yakni 197 jiwa meninggal, dengan korban menderita dan mengungsi lebih kurang 1,3 juta orang.

Tetap bersiaga
Meski dari sisi jumlah bencana menurun, Sutopo mengingatkan, kesiapsiagaan mengantisipasi risiko bencana tak boleh kendur. Itu karena musim hujan tahun ini belum usai. Berdasarkan peta prakiraan jumlah curah hujan bulanan pada Februari dari BMKG, sejumlah daerah masih berpotensi menerima curah hujan tinggi antara lain Banten, Jawa Barat bagian barat, Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Bali, Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, dan Papua. Curah hujan dikategorikan tinggi jika 300 milimeter-400 milimeter atau 400 mm-500 mm sebulan.

Untuk seminggu mendatang, BMKG memprediksi hujan berintensitas sedang-lebat berpotensi di Sumatera bagian selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Maluku, Papua Barat, serta Papua bagian selatan.

Kepala Subbidang Informasi Meteorologi BMKG Hary T Djatmiko mengatakan, potensi hujan sedang-lebat di Jawa tak sebesar daerah-daerah di atas. ”Namun, tetap perhatikan variabilitas harian. Cuaca sangat dinamis sehingga prediksi bisa terus diperbarui,” ujarnya. (JOG)

Sumber: Kompas, 3 Februari 2015

Posted from WordPress for Android

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB