Kecakapan Era 4.0

- Editor

Rabu, 14 Februari 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Era 4.0 (revolusi industri keempat) dicirikan oleh kompleksnya persoalan yang akan dihadapi penduduk dunia. Semua jenis pekerjaan akan semakin kompleks. Hal ini disebabkan kombinasi globalisasi dengan teknologi informasi yang kecepatan perkembangannya sangat di luar dugaan. Untuk dapat berkiprah di era 4.0 diperlukan kecakapan menangani persoalan yang kompleks.

Dalam buku The Fourth Industrial Revolution, Klaus Schwab menggambarkan adanya sejumlah jenis pekerjaan yang akan hilang dalam waktu dekat. Juga sejumlah jenis pekerjaan yang akan bertahan terus bahkan makin banyak dibutuhkan.

Jenis pekerjaan yang akan segera hilang antara lain telemarketers (pemasaran jarak jauh), tax preparers (penyiapan dokumen pajak), umpires-referees-other sport officials (wasit-hakim garis-petugas olahraga lainnya), legal secretaries (sekretaris urusan peraturan), real estate brokers (perantara tanah-bangunan), farm labour contractors (kontraktor buruh tani), dan couriers-messengers (kurir). Hilangnya jenis pekerjaan tersebut disebabkan adanya otomatisasi berbasis teknologi informasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

TOTO SIHONO

Sebaliknya, jenis pekerjaan yang akan langgeng antara lain mental health and substance abuse social workers (pekerja sosial yang menangani mereka yang mengalami gangguan kejiwaan atau kekerasan), choreographers (koreografer), physicians-surgeons (dokter-dokter bedah), psychologists (psikolog), human resources managers (manajer sumber daya manusia), computer systems analysts (analis sistem komputer), anthropologists-archeologists (antropolog-arkeolog), marine engineers-naval architectures (ahli teknik perkapalan), sales managers (manajer penjualan), dan chief executives (direktur utama). Jenis pekerjaan ini tidak dapat digantikan fungsinya oleh komputer ataupun teknologi otomasi.

Kecakapan sosial semakin diperlukan
Majalah The Economists edisi 14 Januari 2017 menampilkan laporan khusus yang menggambarkan pentingnya kecakapan sosial (social skills) dalam bekerja. Pola perekrutan tenaga kerja di Amerika Serikat menunjukkan bahwa sejak tahun 1980 yang dibutuhkan adalah mereka dengan kecakapan sosial yang tinggi meskipun keterampilan matematikanya rendah. Mereka dengan keterampilan matematika yang tinggi, tetapi kecakapan sosial rendah tidak dibutuhkan.

Hasil kajian penulis yang disajikan dalam Laporan ACDP-016 Balitbang Kemdikbud tahun 2015 menunjukkan bahwa ada pergeseran kecakapan di negara maju (OECD) sejak tahun 1960, di mana kebutuhan akan kecakapan non-rutin analitis dan kecakapan non-rutin interaktif meningkat terus. Sebaliknya, kecakapan rutin kognitif, non-rutin manual, dan rutin manual menurun terus kebutuhannya.

Dalam bidang teknik, negara anggota Washington Accord telah menyepakati profil lulusan pendidikan tinggi teknik sejumlah 12 atribut. Ke-12 atribut itu terdiri atas pengetahuan keteknisan (engineering knowledge), analis persoalan (problem analysis), perancang/pengembangan untuk solusi (design/development of solutions), investigasi (investigation), penggunaan perangkat mutakhir (modern tool usage), insinyur dan masyarakat (the engineer & society), lingkungan dan keberlanjutan (environment & sustainability), etika (ethics), kerja individu dan kerja bersama (individual & teamwork), komunikasi (communication), manajemen proyek dan keuangan (project management and finance), pembelajaran sepanjang hayat (lifelong learning). Dari 12 atribut tersebut, tujuh di antaranya termasuk kategori kecakapan (soft skills), sedangkan lainnya termasuk kategori keterampilan (hard skills). Kecakapan di sini termasuk kecakapan sosial dan kecakapan non-rutin.

Salah satu jenis pekerjaan yang akan langgeng adalah dokter dan dokter bedah karena kemampuannya menangani pasien (sebutan pasien seyogianya diganti menjadi mitra karena sejajar dengan dokter) yang unik dan kompleks. Setiap orang memiliki keunikan sehingga dokter harus mampu menangani mitra sesuai dengan keunikannya.

Terapi dan obat yang cocok untuk satu mitra belum tentu cocok untuk mitra lain dengan penyakit yang sama. Oleh karena itu, seperti halnya di bidang teknik, di bidang kedokteran perlu ditekankan pentingnya kecakapan (soft skills) sehingga peran dokter tidak tergantikan oleh teknologi informasi. Pada saat ini sudah sangat tersedia berbagai perangkat lunak untuk diagnosis penyakit dan alternatif penanggulangannya, seorang mitra dapat mendiagnosis dirinya kemudian mencari alternatif obat dan terapi yang tersedia.

Berdasarkan deskripsi di atas, jelas bahwa kecakapan era 4.0 adalah kemampuannya dalam menangani persoalan yang kompleks melalui kecakapan non-rutin dan kecakapan sosial. Program pengembangan kapasitas sumber daya manusia di era 4.0 harus dilakukan melalui pendidikan yang memberikan kecakapan non-rutin dan kecakapan sosial, sedangkan untuk kapasitas lainnya, seperti keterampilan dan kecakapan rutin, diberikan melalui pelatihan. Dengan demikian terdapat pembagian peran yang jelas antara pendidikan (non-rutin) dengan pelatihan (rutin), dan ini dapat menjadi rujukan dalam merancang sistem pembangunan sumber daya manusia era 4.0.

Satryo Soemantri Brodjonegoro Dirjen Dikti (1999-2007); Guru Besar Emeritus ITB; Wakil Ketua Konsil Kedokteran Indonesia

Sumber: Kompas, 14 Februari 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Menghapus Joki Scopus
Kubah Masjid dari Ferosemen
Paradigma Baru Pengendalian Hama Terpadu
Misteri “Java Man”
Empat Tahap Transformasi
Carlo Rubbia, Raja Pemecah Atom
Gelar Sarjana
Gelombang Radio
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 20 Agustus 2023 - 09:08 WIB

Menghapus Joki Scopus

Senin, 15 Mei 2023 - 11:28 WIB

Kubah Masjid dari Ferosemen

Jumat, 2 Desember 2022 - 15:13 WIB

Paradigma Baru Pengendalian Hama Terpadu

Jumat, 2 Desember 2022 - 14:59 WIB

Misteri “Java Man”

Kamis, 19 Mei 2022 - 23:15 WIB

Empat Tahap Transformasi

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB