Kawasan Chernobyl Dihuni Satwa Liar

- Editor

Minggu, 11 Oktober 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sejak pembangkit listrik tenaga nuklir di Chernobyl, Ukraina, meledak pada 1986, kota itu ditinggalkan ribuan penduduknya. Kini, Chernobyl, dilaporkan jurnal Current Biology edisi 5 Oktober 2015, lebih menyerupai suaka margasatwa dibandingkan dengan zona bencana. Beberapa jenis rusa, babi hutan, hingga serigala memenuhi kota yang ditinggalkan itu.

“Sepertinya, jumlah binatang liar di Chernobyl jauh lebih tinggi dibandingkan sebelum terjadi bencana,” kata Jim Smith, peneliti dari Univesity of Portsmouth, Inggris. “Tidak berarti bahwa kebocoran radiasi baik bagi pertumbuhan satwa liar, tetapi dampak keberadaan manusia, misalnya berburu, bertani, dan penebangan hutan lebih parah (terhadap keberadaan satwa liar).” Survei terdahulu yang dilakukan di Chernobyl Exclusion Zone seluas 4.200 kilometer persegi menunjukkan bahwa dampak radiasi telah mereduksi jumlah satwa liar, terutama mamalia, secara signifikan. Namun, bukti-bukti baru, melalui sensus jangka panjang, menunjukkan bahwa populasi mamalia di kawasan ini telah pulih. (SCIENCEDAILY.COM/AIK)

——————-
Populasi Lutung Jawa Muara Gembong Berkurang

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Populasi satwa lutung jawa (Trachypithecus auratus) di hutan mangrove Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, terus berkurang akibat sakit, dehidrasi, dan stres karena kepadatan penduduk. Daman, penjaga habitat lutung jawa di Muara Gembong, mengatakan, jumlah lutung jawa di hutan mangrove Muara Gembong saat ini 46 ekor. Padahal, pada tahun 2014 jumlah lutung jawa masih 51 ekor. “Tahun ini mati lima ekor. Dua ekor mati karena dehidrasi saat musim kemarau ini, sedangkan tiga ekor lagi karena stres,” ujar Daman, Jumat (9/10), di Jakarta. Menurut dia, aktivitas perburuan lutung jawa di Muara Gembong sudah berkurang dalam dua tahun terakhir. Sebelumnya, kebanyakan lutung mati karena diburu manusia. Selain ditinggali lutung jawa, hutan mangrove di Pantai Bahagia Muara Gembong juga dihuni 16 kera ekor panjang (Macaca fascicularis). Lutung dan kera ekor panjang, yang hidup secara liar di Muara Gembong, merupakan satwa Indonesia. Pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah diharapkan menetapkan habitat kedua primata tersebut di Muara Gembong sebagai kawasan konservasi. (ILO)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 10 Oktober 2015, di halaman 14 dengan judul “Kilas Iptek”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 6 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB