Ada 35 Sekolah di Papua Gelar Ujian Nasional Berbasis Komputer
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan meminta semua pihak menegakkan integritas selama pelaksanaan ujian nasional tingkat SMA dan sederajat yang mulai berlangsung Senin ini. Jangan ada praktik curang yang mengotori pelaksanaan ujian nasional.
“Mari berhenti membiarkan kecurangan dan berhenti berbuat curang. Mari kita tetapkan hati kita bahwa mereka yang berusaha mengotori proses pendidikan ini adalah pengkhianat bangsa,” kata Anies, Minggu (3/4), di Jakarta. Menurut dia, kecurangan itu adalah mengkhianati jutaan siswa lain yang belajar dengan serius serta ratusan ribu guru yang membimbing siswa dan bekerja dalam sunyi untuk menyiapkan penyelenggaraan ujian nasional (UN).
Anies mengharapkan siswa tidak tegang menghadapi UN karena kini tidak lagi menentukan kelulusan. Tidak perlu khawatir berlebihan dalam menjalani UN, tetapi tetap manfaatkan UN secara sungguh-sungguh sebagai kesempatan becermin tentang apa yang sudah diraih dan apa yang perlu dilakukan pada masa mendatang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Saya mengingatkan kepada semua untuk tidak melakukan cara-cara yang tidak terpuji sewaktu UN, seperti mencontek atau percaya kepada mereka yang menawarkan jawaban,” ujar Mendikbud.
Pelaksanaan UN dengan kertas atau komputer untuk SMA dilakukan Senin hingga Rabu (6/4). Khusus SMK, UN digelar sampai Kamis (7/4). Ujian susulan dilangsungkan pada 11-13 April untuk SMA dan 14 April untuk SMK.
Di Kota Tangerang, Banten, sebanyak 22.765 siswa yang tersebar di 200 SMA, MA, SMK, dan sederajat akan mengikuti UN. Dari jumlah itu, 1.813 siswa di antaranya mengikuti ujian nasional berbasis komputer (UNBK). Jumlah ini lebih banyak ketimbang peserta UNBK tahun sebelumnya.
“Ribuan naskah soal ujian telah didistribusikan ke enam subrayon dengan pengawalan polisi,” kata Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Amarullah, Minggu.
Di Papua, 35 sekolah yang tersebar di delapan kabupaten dan kota akan menggelar UNBK. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Papua Elias Wonda mengatakan, delapan daerah itu adalah Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kepulauan Yapen, Biak Numfor, Nabire, Keerom, Merauke, dan Mimika.
“Kami telah menyurati PLN dan Telkom Papua agar memberikan pelayanan maksimal selama UNBK berlangsung di delapan daerah ini,” kata Elias.
Ia menuturkan, tidak ada hambatan dalam mendistribusikan soal-soal ujian bagi 24.677 peserta UN di 531 sekolah di Papua. “Naskah soal ujian telah mencapai semua sekolah di daerah pedalaman. Kami berkoordinasi dengan kepolisian untuk mengamankan distribusi soal hingga pelaksanaan ujian,” ucap Elias.
Manajer Bidang Teknik PT PLN Wilayah Papua dan Papua Barat Edison Rajagukguk menjelaskan, pihaknya akan menggeser jadwal pemeliharaan mesin pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) untuk mengantisipasi terjadinya pemadaman saat pelaksanaan UNBK. “Kami memperkirakan, beban puncak saat pelaksanaan UNBK mencapai sekitar 60 megawatt. Karena itu, kami menyiapkan PLTD dengan kapasitas yang memadai sehingga pelaksanaan ujian tak mengalami kendala,” tuturnya.
Berusaha tak tegang
Rezty (18), siswa kelas XII-IPA SMA Negeri 1 Klaten, Jawa Tengah, mengatakan, dalam sepekan terakhir, dia mengingatkan diri sendiri agar tidak tegang dalam menghadapi UN. “Saya mengatur jadwal agar bisa tetap belajar dan mencari hiburan,” ujarnya ketika dihubungi Kompas dari Jakarta, Minggu.
Ia merasa tenang karena sudah dibekali pendalaman materi dan simulasi UNBK oleh sekolahnya. Setelah pendalaman materi dari sekolah berakhir, Kamis pekan lalu, dia menambah persiapan dengan mengerjakan soal latihan di rumah.
Elma Najriyana (17), siswa kelas XII jurusan Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Tanjung, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, merupakan satu dari 600 siswa yang akan menjalani UNBK di sekolah itu. Menurut dia, hasil try out yang diikutinya dalam pelajaran Matematika dan Bahasa Inggris masih di bawah nilai 6. “Saya tidak memaksakan diri lagi dan lebih memilih istirahat karena takut sakit,” tuturnya.(C02/C04/FLO/PIN/ELN)
————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 4 April 2016, di halaman 11 dengan judul “Jangan Kotori Ujian Nasional”.