Inovasi dari berbagai perguruan tinggi Tanah Air di banyak bidang seperti kesehatan dan ekonomi yang bisa dimanfaatkan publik secara langsung selalu dinanti.
Perguruan tinggi terus mendorong riset yang melahirkan inovasi. Semakin banyak perguruan tinggi yang menghasilkan produk inovasi yang sudah dimanfaatkan masyarakat dan dunia usaha/industri bahkan beberapa di antaranya telah mendapat penghargaan.
Guna memperkenalkan hasil karya inovasi anak bangsa ke masyarakat luas, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) Kemdikbudristek menggelar pameran inovasi perguruan tinggi di Gedung D Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi hingga Kamis (6/1/2022). Pameran ini diikuti oleh tujuh perguruan tinggi baik negeri maupun swasta, yakni Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Gunadarma, Binus University, Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), Universitas Budi Luhur, serta Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Koordinator Substansi Umum, Kerja Sama, dan Kepala Humas Sekretariat Ditjen Diktiristek Yayat Hendayana memaparkan, kegiatan pameran tersebut bertujuan menunjukkan kepada masyarakat bahwa perguruan tinggi Indonesia mampu menciptakan produk inovasi, terutama di bidang kesehatan guna membantu mengatasi dampak pandemi Covid-19 dan produk teknik. Pameran untuk mendukung program pemerintah Bangga Buatan Indonesia ini didukung banyak pihak mulai dari perguruan tinggi negeri, perguruan tinggi swasta, Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III, hingga Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT).
Sementara itu, Kepala Subbagian Tata Usaha Sekretariat Ditjen Diktiristek Didi Rustam mengatakan, tujuan dari kegiatan ini adalah terkait dengan Anugerah Ditjen Diktiristek untuk mengapresiasi kontribusi lembaga-lembaga pemangku kepentingan Ditjen Diktiristek. ”Sangat sayang jika kegiatan ini tidak disertai dengan pertunjukan dan publikasi hasil riset dan inovasi dari perguruan tinggi,” ujar Didi.
Terkait dengan pengembangan produk inovasi, Kepala Unit Komunikasi Publik ITS Anggra Ayu Rucitra berharap produk-produk inovasi ini dapat menjangkau masyarakat. ”Ke depannya, kami berharap agar bisa menghilirisasi produk sehingga produk ini tidak hanya berhenti di institusi pendidikan,” kata Ayu.
Widodo Budiharto dari Binus University menuturkan, kampus sangat membutuhkan dukungan, baik dari pemerintah maupun pihak lainnya agar karya anak bangsa mampu dikenal secara lebih luas. ”Harapannya, produk kami dapat diproduksi secara massal oleh pemerintah ataupun perusahaan yang ingin mewadahi inovasi karya anak bangsa guna menghasilkan produk dengan biaya terjangkau,” kata Widodo.
Bonita dari UGM Science TechnoCart mengatakan, perguruan tinggi membutuhkan hadirnya regulator atau pemangku kebijakan sebagai penunjang pendanaan kegiatan riset. Selain itu, perlu juga beberapa pertemuan seperti workshop yang tidak hanya mendatangkan sesama peneliti, tetapi juga bisa dihadiri pihak pembuat regulasi seperti kementerian yang lain agar dapat terjalin kolaborasi sehingga inovasi-inovasi di dalam negeri dapat terwujud dengan baik.
”Harapannya, produk ini tidak hanya sebatas ide yang tertuang dalam jurnal atau karya ilmiah namun dapat direalisasikan menjadi produk nyata sehingga dapat dimanfaatkan,” kata Bonita.
Hadirkan robot
Di ajang pameran inovasi ini, setiap kampus membawa produk inovasi yang sudah berhasil dikembangkan dan dimanfaatkan secara nyata oleh masyarakat. Bahkan, beberapa di antaranya telah mendapat penghargaan.
ITS, misalnya, memamerkan produk unggulan berupa Immersive ITS dan Robot Medical Assistant ITS (RAISA). Immersive ITS adalah suatu fasilitas di mana mahasiswa dan dosen dapat melaksanakan perkuliahan secara daring melalui suatu ruang kelas virtual. Adapun RAISA merupakan asisten medis untuk membantu tenaga kesehatan di rumah sakit merawat pasien, terutama pasien Covid-19. Untuk meminimalkan penyebaran Covid-19, RAISA menjembatani komunikasi antara dokter dan pasien di rumah sakit dari jarak yang jauh. Hingga saat ini, RAISA sudah dihilirisasi dan digunakan di berbagai rumah sakit di Indonesia dan juga Wisma Atlet Jakarta.
Inovasi berupa robot lainnya dibawa oleh Binus University dengan karya NAYAKALARA. Inovasi ini berbentuk robot yang bisa digunakan untuk mengantarkan makanan, memonitor, dan melakukan disinfeksi. Sampai saat ini robot-robot karya mahasiswa Binus University tersebut sudah diproduksi hingga 20 buah dan sudah didonasikan ke sembilan rumah sakit yang membutuhkan.
Universitas Gunadarma juga menghadirkan robot cerdas dengan nama Robot Vio Smart Robot UVC, Follow Me Smart Cart, dan Telemedicine Robot. Ketiga jenis robot tersebut mampu memberikan bantuan yang berbeda bagi penggunanya. Robot Vio Smart Robot UVC digunakan sebagai pembunuh kuman dan virus dengan cara memancarkan sinar UVC ke beberapa titik. Follow Me Smart Cart berfungsi sebagai keranjang belanja otomatis yang akan mengikuti gerakan penggunanya sehingga tidak kontak langsung dengan benda tersebut untuk meminimalkan penyebaran Covid-19. Adapun Telemedicine Robot merupakan robot interaktif dalam pertemuan virtual antardokter guna mempersingkat waktu dan jarak.
Inovasi untuk penanganan Covid-19 juga dihadirkan UI lewat inovasi Flocked Swab. Inovasi stik usap ini dipakai untuk mengambil sampel dengan dalam tes usap Covid-19 dari nasofaring. Selain itu, Covent-20 sebagai ventilator untuk memberikan bantuan pernapasan secara mekanis kepada pasien untuk mempertahankan oksigenasi.
Adapun UGM membawa produk-produk inovasi di bidang kesehatan, yakni beragam obat herbal yang beberapa di antaranya sudah memiliki izin dan sudah beredar luas di rumah sakit. Ada juga inovasi M-Treat, Ventilator ICU, dan Gemouth Aerosol Suction.
Sementara inovasi di bidang pertanian dan pangan dipersembahan IPB lewat One Village One CEO (OVOC), yakni pengembangan sumber daya manusia di beberapa titik desa yang nantinya akan langsung didanai oleh IPB dalam mengembangkan inovasi. Produk yang sudah berhasil dibuat pun beragam, mulai dari produk makanan seperti permen jahe, manisan jahe, sirup buah arbei, abon ikan, dan keripik. Selain itu, terdapat produk pertanian seperti pupuk organik dan tanaman hias.
Sementara itu, Universitas Budi Luhur menampilkan motor listrik BL-SEV01 buatan mahasiswa. Kendaraan roda dua ini memanfaatkan tenaga baterai sebagai daya utamanya. Jika baterai sudah habis dapat diisi ulang dengan memanfaatkan listrik yang ada di rumah setiap pengguna. Selain itu, juga sudah berhasil diuji coba dengan didatangkan langsung ke sirkuit Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
Oleh ESTER LINCE NAPITUPULU
Editor: ADHITYA RAMADHAN
Sumber: Kompas, 6 Januari 2022