Perkembangan perdagangan secara elektronik atau e-dagang melahirkan inovasi fitur layanan yang semakin memudahkan konsumen untuk berbelanja. Pengembangan fitur menyasar pengguna telepon seluler pintar.
Corporate Secretary PT Pos Indonesia (Persero) Amrizal, yang dihubungi Kompas, Selasa (1/12), di Jakarta, menyampaikan, pesatnya perkembangan e-dagang di Indonesia menyebabkan perusahaan membangun strategi baru. “Sejak tiga tahun terakhir, transaksi e-dagang berpengaruh terhadap kinerja kami. Hasil pengiriman surat dan paket menjadi kontributor penting dalam pendapatan perusahaan. Persentase kontribusinya saat ini mencapai 20-30 persen,” ujar Amrizal. Fitur inovasi layanan penunjang e-dagang pun jadi bagian dari perencanaan.
Menurut Amrizal, PT Pos Indonesia (Persero) tengah mememperkuat fitur baru Pos Pay, layanan jasa keuangan yang bisa digunakan untuk membayar tagihan dan angsuran. Sebelumnya, layanan berbasis dalam jaringan ini dapat diakses oleh masyarakat di seluruh kantor dan mitra pos. Contoh ragam bentuk tagihan dan angsuran adalah air minum, listrik, pajak, dan asuransi. Sistem pembayaran dilakukan secara tunai di lokasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kemudian, konsep kerja Pos Pay diperluas. “Pembayaran tagihan dan angsuran melalui layanan jasa keuangan itu dapat dilakukan secara nontunai. Arah pengembangannya adalah menyerupai dompet elektronik atau e-wallet. Jadi, konsumen bisa menggunakan dana miliknya di dalam dompet tersebut untuk membayar,” kata Amrizal.
Konsep baru itu kelak dapat dimanfaatkan selama bertransaksi e-dagang. Dia mengungkapkan, pihaknya tengah menjajaki kemungkinan kerja sama dengan perbankan. Tujuannya adalah merealisasikan proses memindahkan uang tunai ke bentuk virtual. Implementasi Pos Pay nontunai akan dimulai pada triwulan I-2016.
Lebih jauh, kata Amrizal, PT Pos Indonesia berupaya memperkuat jaringan hingga ke desa. Hingga sekarang, perusahaan telah mempunyai 4.154 kantor pos di seluruh Indonesia dan 3.746 unit di antaranya sudah melayani konsumen dalam jaringan. Jumlah tempat layanan mencapai 24.410 yang berbentuk kantor pos. Ada pula 25.000 agen pos.
Direktur Pelaksana Zalora Indonesia Anthony Fung mengatakan, pihaknya telah memiliki e-wallet yang berfungsi sebagai penampung uang pengembalian (refund) barang. Fitur ini dikembangkan sejak 2013. Keamanan bertransaksi diutamakan.
Head of Group Bisnis Consumer Card BCA Santoso menyebutkan, ada 400 pedagang bergabung di Sakuku, dompet elektronik yang dapat digunakan bertransaksi lewat aplikasi di ponsel pintar. Dia mengungkapkan, Sakuku dapat digunakan para pelaku usaha e-dagang.
Chief Executive Officer Shopee, Christ Feng, menyampaikan, inovasi e-dagang pada masa mendatang akan lebih menyasar pengguna ponsel pintar. Shopee adalah laman pemasaran yang dikembangkan khusus di ponsel dan telah diluncurkan di tujuh negara ASEAN. Fitur utama yang ditawarkan, yaitu kemudahan berkomunikasi dengan penjual dan integrasi media jejaring sosial. (MED)
——————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 2 Desember 2015, di halaman 20 dengan judul “Inovasi E-Dagang Sasar Pemakai Telepon Pintar”.