Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) yang tahun ini berlangsung di Universitas Negeri Padang, Sumatera Barat diharapkan tidak sekedar sebagai ajang lomba inovasi semata. Peserta berharap, pemerintah mendorong hilirisasi kegiatan itu ke dunia industri. Upaya pemerintah terkait hal itu dinilai belum maksimal.
Ketua Tim Sapuangin ITS Fito Hanif Kamis, (29/11/2018) mengatakan, pihaknya berharap inovasi yang dihasilkan bisa berguna untuk Indonesia. Pihaknya berharap inovasi yang telah diciptakan bisa diaplikasikan. “Kami di sini bukan untuk lomba saja. Melainkan juga ingin (temuan) diaplikasikan,” kata Fito.
Fito mengatakan, meski sudah bertemu dengan pihak Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan termasuk juga Kementerian Pemuda dan Olahraga, namun belum ada tindak lanjut. “Respon ( apresiasi terhadap prestasi) sudah cukup baik. Tetapi hanya sebatas itu. Belum ada yang ke arah komersialisasi,” kata Fito.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
KOMPAS/ISMAIL ZAKARIA–Para peserta Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) 2018 mengikuti parade usai pembukaan kontes tersebut di Universitas Negeri Padang, Padang, Sumatera Barat, Rabu (28/11/2018). KMHE dilaksanakan tiap tahun untuk memperlombakan mobil kreasi mahasiswa dari berbagai lembaga perguruan tinggi dengan berorientasi pada efisiensi energi. Pada KMHE 2018 yang berlangsung dari 27 November-1 Desember, sebanyak 71 tim dari 43 perguruan tinggi di Indonesia akan berlomba pada dua kategori kendaraan yakni urban dan prototipe.
KMHE adalah kegiatan tahun yang diselenggarakan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi untuk memperlombakan mobil kreasi mahasiswa dari berbagai lembaga pendidikan tinggi.
Kontes efisiensi energi mobil rancangan peserta tersebut dibagi dalam dua kategori kendaraan yakni urban dan prototipe. Ada empat kelas yang dilombakan berdasarkan motor penggerak yakni motor penggerak dalam (MPD) gasoline, etanol, diesel, dan listrik.
Penyelenggaraan KMHE di UNP merupakan yang pertama di luar jawa. Selama beberapa hari dari 27 November-1 Desember 2018, selain uji mobil di lintasan yang di buat di jalan-jalan di dalam kampus UNP, juga akan ada seminar dan lokakarya. Total ada 71 tim dari 43 universitas.
Inovasi yang dihasilkan peserta cukup mengesankan. Uji coba terakhir, tim Sapuangin dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya yang Juli 2018 menjuarai kompetisi Drivers’ World Championship (DWC) Grand Finale di London, misalnya, menunjukkan kendaraan hemat energi ciptaan mereka mampu menempuh jarak 500 kilometer hanya dengan satu liter pertamax.
Adapun mobil tim Semar Urban Universitas Gadjah Mada, yang juga mengikuti kompetisi di London, bisa menempuh jarak 300 km dengan 1 liter bahan bakar.
Ketua Tim Semar Urban UGM Wildan Chairuzzein mengatakan saat ini pihaknya memang belum melakukan riset ke tahap industri . Hal itu karena masih banyak yang harus dikembangkan untuk produksi secara massal. Meski demikian, menurut Wildan, mereka tentu siap jika kesempatan itu diberikan.
Direktur Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Didin Wahidin saat membuka KMHE 2018 mengatakan, hilirisasi hasil kontes memang akan menjadi prioritas Kemenristek Dikti.
“Itu yang harus dibicarakan bersama. Karena sebetulnya, apa yang dihasilkan dari lomba-lomba seperti ini adalah inovasi dalam bidang teknologi otomotif, yang sebetulnya diharapkan bisa dipakai dunia industri,” kata Didin.
Saat ini, lanjut Didin, hilirisasi belum dilakukan. Namun, kelak harus ada hilirisasi. Hal yang dilakukan di kampus harus bermanfaat untuk masyarakat. “Ini memerlukan langkah bersama, political will dari pemerintah, industri, dan dunia kampus,” kata Didin.–ISMAIL ZAKARIA
Sumber: Kompas, 30 November 2018