Industri Kehutanan; Ketergantungan pada Kayu Alam Menurun

- Editor

Kamis, 18 September 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ketergantungan pada kayu alam untuk pemenuhan industri pulp and paper cenderung menurun. Namun, target pengembangan 15 juta hektar hutan monokultur kayu dan pembangunan industri pulp and paper tanpa mengefektifkan luasan penanaman akan kembali meningkatkan ketergantungan pada kayu alam.

Ini mengemuka pada konferensi pers ”Hasil Investigasi Hutan Tanaman Industri” oleh Forest Watch Indonesia, Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari), Walhi Jambi, dan Wahana Bumi Hijau Sumatera Selatan, Rabu (17/9), di Jakarta. Berbagai aktivitas pembukaan area serta industri pulp and paper disinyalir tak didukung pasokan kayu dari penanaman.

”Lonjakan penggunaan kayu alam dimulai tahun 2010,” kata Juru Kampanye Forest Watch Indonesia Abu Meridian, kemarin. Mengutip data Kementerian Kehutanan, dari 32 juta meter kubik yang dihasilkan hutan tanaman industri (HTI), sekitar 30,7 persen (13,5 juta meter kubik) berasal dari kayu alam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Persentase penggunaan kayu alam terus menurun hingga 11,2 persen (5,6 juta) dari total 35 juta lebih meter kubik kayu HTI.

Menurut Abu, kecenderungan itu seharusnya bisa diteruskan hingga HTI bisa sepenuhnya menghasilkan kayu hasil penanaman, bukan dari alam. Hingga tahun 2013, sekitar 10 juta hektar hutan telah dibebani izin konsesi HTI oleh Kemhut. Hingga 2015, Kemhut menargetkan pengembangan HTI hingga 15 juta ha.

Dari luasan konsesi, pada 1989-2012 baru 3,8 juta ha-5,7 juta ha ditanami tanaman penghasil kayu, seperti akasia dan eukaliptus. Dengan luasan itu, seharusnya bisa didapat pasokan kayu hasil penanaman tanpa mengganggu hutan alam.

Muslim Rasyid dari Jikalahari mengatakan, lonjakan penggunaan kayu alam tahun 2010 disebabkan perizinan HTI yang kembali dilakukan Kemhut, sementara pemerintah daerah hanya bertugas mengawasi. Ini membuat pengawasan di lapangan kendur.

Ia menunjuk kasus Pulau Padang, Riau, yang mengemuka karena warga berbulan-bulan berdemonstrasi dan tinggal di pelataran DPR dan Kemhut.

Menurut Deddy Permana, Direktur Wahana Bumi Hijau, ketergantungan pada hutan alam terindikasi menguat di Sumsel. Ini karena pembangunan industri pulp and paper skala besar (2 juta ton per tahun) dan kertas tisu (500.000 per tahun). (Oleh: ich)

Sumber: Kompas, 18 September 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi
Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Berita ini 9 kali dibaca

Informasi terkait

Selasa, 15 Juli 2025 - 08:43 WIB

Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Juli 2025 - 10:21 WIB

Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Berita Terbaru

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Anak-anak Sinar

Selasa, 15 Jul 2025 - 08:30 WIB

Fiksi Ilmiah

Kapal yang Ditelan Kuda Laut

Senin, 14 Jul 2025 - 15:17 WIB

fiksi

Pohon yang Menolak Berbunga

Sabtu, 12 Jul 2025 - 06:37 WIB