Aplikasi buatan perusahaan rintisan berbasis teknologi lokal berpeluang besar di pasar nasional dan regional. Aplikasi untuk perdagangan secara elektronik atau e-dagang, misalnya, pertumbuhan industrinya terus meningkat dua digit selama kurun waktu tiga tahun terakhir.
Director Ideosource Andy Surja Boediman mengatakan, pangsa pasar e-dagang di Indonesia masih 1 persen?. “Ini terus bertumbuh. Ketika ritel konvensional mengalami penurunan penjualan, pelaku usaha rintisan berbasis teknologi (startup) malah mengeruk keuntungan. Apalagi, mereka tengah aktif mengembangkan aplikasi bergerak atau mobile agar lebih memudahkan orang berbelanja,” tutur Andy, Senin (7/9), di Jakarta.
Penjualan produk e-dagang memberi efek berlipat kepada rantai bisnis yang lain, misalnya logistik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO–“Customer service” online mall Blibli.com melayani calon pembeli melalui saluran telepon di kantor mereka di kawasan Slipi, Jakarta, Jumat (16/1). Prospek pasar perdagangan berkonsep mal dalam jaringan semakin cerah karena ditopang faktor kepercayaan dan keamanan dalam pembayaran.
Dari kacamata investor, menurut Andy, para pelaku usaha justru tengah mengantre masuk Indonesia. Apabila pemerintahan sebelumnya kurang menciptakan iklim kondusif, kini era pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla memberi dorongan bagi e-dagang. Hal ini terlihat dari upaya pemerintah untuk mempertimbangkan kembali daftar negatif investasi bidang e-dagang.
“Arah usaha rintisan berbasis teknologi bidang e-dagang semakin kreatif. Mereka kian mengembangkan jenis bisnis vertikal, seperti produk seni kreatif. Meski begitu, pemerintah terlihat belum serius dalam menyusun kebijakan peta jalan e-dagang,” kata Andy.
Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, misalnya, berupaya menetapkan pajak tetapi konsep pengaturannya belum jelas.
Ideosource adalah perusahaan yang bergerak di bidang pembiayaan bagi startup. Sebanyak 20 usaha telah dibiayai Ideosource. Kategori beragam mulai dari ritel hingga agen perjalanan. Konsep pendanaan menyasar kepada perusahaan yang sudah memiliki pasar dan catatan perilaku bisnis yang bagus.
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN–Aktivitas karyawan mendata dan mengepak barang pesanan untuk dikirimkan kepada pembeli di gudang toko daring Lazada di kawasan Cakung, Jakarta Timur, Rabu (8/4).
“Kendala utama ada di perilaku para startup. Produk kreatif buatan pengusaha lokal tidak kalah dengan asing, tetapi konsistensi produksi kurang,” ungkap Andy.
Chief Executive Officer Shopdeca Andreas Thamrin berpendapat, upaya mengembangkan aplikasi bergerak harus diikuti dengan strategi pemasaran yang tepat. Ada perbedaan memasarkan barang secara elektronik antara di laman komputer dan telepon seluler.
“Meski pertumbuhan industri ini besar, saya melihat pemerataan belum di seluruh Indonesia. Infrastruktur menjadi kendala utama. Selain itu, kesadaran masyarakat juga masih rendah,” kata Andreas.
MEDIANA
Sumber: Kompas Siang | 7 September 2015