Ilmuwan Diaspora Dilibatkan

- Editor

Selasa, 20 Agustus 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sebanyak 47 ilmuwan diaspora dari berbagai negara membuka peluang kolaborasi dengan perguruan tinggi dan institusi di Indonesia. Ini upaya mereka untuk ikut berkontribusi dalam mempercepat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengembangan sumber daya manusia.

ARSIP KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
13-08-2018

Sebanyak 47 ilmuwan diaspora dari berbagai negara membuka peluang kolaborasi dengan perguruan tinggi dan institusi di Indonesia. Ini upaya mereka untuk ikut berkontribusi dalam mempercepat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengembangan sumber daya manusia. ARSIP KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI 13-08-2018

Para ilmuwan yang tinggal dan bekerja di luar negeri memiliki pengetahuan, pengalaman, dan jejaring yang sangat berguna untuk pengembangan sumber daya manusia Indonesia.

Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk melaksanakan pembangunan sumber daya manusia secara besar-besaran yang dimulai tahun ini. Tidak hanya memprioritaskan APBN untuk pembangunan sumber daya manusia, pemerintah juga akan melibatkan kalangan diaspora dalam pengembangan sumber daya manusia.

Pelibatan diaspora dalam pembangunan SDM merupakan respons pemerintah terhadap keinginan para diaspora, yaitu mereka yang tinggal dan berkarya di luar negeri. Senin (19/8/2019), 35 perwakilan diaspora Indonesia yang tergabung dalam Inovator 4.0 menemui Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dalam pertemuan tertutup yang juga dihadiri Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi M Nasir, Presiden menyampaikan keinginannya agar para diaspora turut berperan dalam pengembangan riset, inovasi, dan pendidikan tinggi di Tanah Air.

“Dosen-dosen diaspora bisa membantu perguruan tinggi. Jadi, tidak hanya geger masalah rektor asing, tetapi bagaimana hal ini harus didorong bisa berkolaborasi untuk pendidikan tinggi Indonesia agar menjadi lebih baik, masuk kelas dunia,” kata Nasir sesuai pertemuan.

Budiman Sudjatmiko yang memimpin para diaspora dalam pertemuan dengan presiden tersebut mengatakan, anggota Inovator 4.0, merupakan warga negara Indonesia yang memiliki kepakaran dan bekerja di luar negeri. Mereka merupakan doktor di bidang robotik, ahli kecerdasan buatan, bioteknologi, rekayasa genetik, ahli saraf, dan lainnya. Selama ini para pakar diaspora tersebut sudah membantu pengembangan inovasi teknologi di desa-desa.

Kemristek dan Dikti bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri, Akademi Ilmuwan Muda Indonesia, dan Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional mengundang 52 ilmuwan diaspora untuk mengikuti Simposium Cendekiawan Kelas Dunia di Jakarta. Simposium yang dibuka Wakil Presiden Jusuf Kalla di Istana Wapres pada Senin siang itu akan berlangsung hingga 25 Agustus.

Berbagi pengetahuan
Kalla mengatakan, para ilmuwan diaspora merupakan bagian dari kemajuan bangsa. Karena itu, mereka perlu berperan mendorong kemajuan bangsa dengan cara berbagi pengetahuan, pengalaman, dan jejaring yang dimiliki. Mereka juga bisa menularkan budaya
maju di luar negeri ke Indonesia.

Kalla mencontohkan diaspora warga China sehingga di setiap negara bisa ditemui Chinatown. India juga menjadi contoh baik karena sangat banyak ilmuwan India, terutama di bidang teknologi informatika di perusahaan-perusahaan besar dunia. Filipina pun menjadi
contoh karena 20 persen produk domestik brutonya disumbang dari diaspora.

Kalla tidak meminta para diaspora meninggalkan pekerjaan mereka di sejumlah negara dan kembali ke Indonesia. Sebab, ujarnya, gaji di Indonesia mungkin hanya 10 persen dari yang diperoleh di luar negeri. Namun, apabila ada yang ingin mengabdi, seperti Sri Mulyani,
yang meninggalkan pekerjaannya di Bank Dunia dan mengabdi di Indonesia, negara akan menyambut gembira.

Deden Rukmana, perwakilan ilmuwan diaspora, mengatakan, berapa tahun pun ilmuwan diaspora tinggal dan bekerja di luar negeri, kecintaan terhadap Tanah Air tidak akan hilang. “Kapan pun negara memanggil, kami akan datang,” kata pengajar Urban Studies and Planning di Savannah State University, Amerika Serikat, ini.

Nasir mengatakan, pemerintah juga akan melibatkan para ilmuwan diaspora dalam berbagai riset. Apalagi, Presiden sudah mengisyaratkan membentuk Dewan Riset Nasional.

Untuk kepentingan itu, Kemistek dan Dikti sudah mengajukan tambahan dana abadi Rp 6 triliun. Dana ini untuk mengembangkan riset pangan dan pertanian, kesehatan dan obat-obatan, teknologi informasi dan komunikasi, transportasi, teknologi pertahanan, energi terbarukan, maritim, manajemen bencana, sosial, serta kebudayaan dan pendidikan. (NTA/INA)

Sumber: Kompas, 20 Agustus 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB