Identifikasi Minat Bakat Siswa untuk Studi yang Optimal

- Editor

Kamis, 6 Februari 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jika siswa belajar tidak sesuai dengan minatnya, proses belajarnya tidak akan optimal. Ini juga akan berpengaruh pada lamanya waktu yang ditempuh untuk menyelesaikan studi.

Identifikasi minat dan bakat pada siswa dinilai penting untuk optimalisasi hasil studi. Hal ini juga dapat meminimalkan potensi siswa salah memilih program studi di perguruan tinggi.

KOMPAS/SEKAR GANDHAWANGI–Peluncuran tes minat dan bakat oleh PT Melintas Cakrawala Indonesia di Jakarta, Rabu (5/2/2020). Tes minat dan bakat siswa dinilai penting untuk optimalisasi hasil belajar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut hasil studi Indonesia Career Center Network pada 2017, sebanyak 87 persen mahasiswa Indonesia salah memilih jurusan saat kuliah.

Chief Executive Officer PT Melintas Cakrawala Indonesia (MCI) Ari Kunwidodo mengatakan, masalah tersebut akan berdampak pada proses dan hasil belajar siswa maupun mahasiswa. PT MCI adalah perusahaan yang bergerak di bidang pendidikan.

”Jika siswa belajar tidak sesuai dengan minatnya, proses belajarnya tidak akan optimal. Ini juga akan berpengaruh pada lamanya waktu yang ditempuh untuk menyelesaikan studi. Pencarian jurusan belajar yang tepat itu tidak sederhana,” kata Ari di Jakarta, Rabu (5/2/2020).

Menanggapi hal itu, PT MCI meluncurkan Tes Bakat Minat AJT bagi anak berusia 5-18 tahun. Tes ini diklaim dapat menggambarkan kemampuan kognitif dan karakteristik minat seorang siswa. Tes ini juga memberi gambaran akan sifat siswa.

Menurut Ari, tes ini penting dilakukan di luar kebutuhan akademis. Tujuannya agar orangtua dapat mengamati bakat bawaan anak dan faktor-faktor eksternal yang memengaruhi potensi anak.

Chief Technology Officer dan Direktur Research-Development PT MCI Abi Jabar menambahkan, ada tiga komponen yang diuji pada tes minat bakat, yaitu minat, bakat, dan kepribadian.

Tes ini baik dilakukan pada anak berusia minimal 14 tahun atau setara kelas VIII SMP. Tes kedua disarankan dilakukan pada siswa kelas XI SMA. Tujuannya agar siswa dapat mempertimbangkan program studi yang cocok dengannya di jenjang pendidikan selanjutnya.

Kendati tes telah dilakukan, Abi menekankan bahwa hasil studi yang optimal hanya bisa dicapai jika hasil tes diikuti dengan strategi belajar yang sesuai.

”Menurut penelitian yang kami lakukan, anak-anak mulanya memiliki kepandaian yang variatif. Begitu masuk sekolah, kepandaian anak-anak menjadi average (sedang/biasa). Sistem pendidikan (di negara) kita belum memberi stimulus kognitif yang baik bagi anak,” kata Abi.

Psikolog Diana Lie menyampaikan, kesalahan siswa dalam memilih jurusan studi masih menjadi momok di Indonesia. Hal ini terjadi antara lain karena anak-anak tidak mengetahui minat belajarnya. Adapun minat anak tidak sesuai dengan bakatnya, begitu pula sebaliknya.

Menurut Diana, interaksi antara anak dan orangtua diperlukan untuk menjembatani hal tersebut. Kemampuan guru untuk mengarahkan murid juga dibutuhkan dalam proses belajar dan mengajar.

Pada Desember 2019, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mendorong para guru untuk membangun optimisme siswa akan kemampuan masing-masing. Hal ini dipandang bisa menumbuhkan kepercayaan diri dan mendorong keberanian untuk belajar secara eksploratif.

”Guru jangan takut dengan teknologi. Literasi digital membuat guru bisa memiliki rasa penasaran untuk menjelajah pengetahuan baru dan mengembangkan diri,” kata Nadiem (Kompas, 4/12/2019).

Oleh SEKAR GANDHAWANGI

Editor: PASCAL S BIN SAJU

Sumber: Kompas, 5 Februari 2020

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer
Berita ini 15 kali dibaca

Informasi terkait

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Rabu, 2 Juli 2025 - 18:46 WIB

Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Sabtu, 14 Juni 2025 - 06:58 WIB

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?

Berita Terbaru

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB

Artikel

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Jun 2025 - 14:32 WIB