Potensi Hujan Diprediksi Naik Pekan Depan
Meski mayoritas wilayah Indonesia sedang musim hujan, dampak El Nino masih menekan potensi hujan di Indonesia bagian selatan, termasuk Jawa. Peluang hujan diperkirakan meningkat pekan depan, sedangkan intensitas El Nino diprediksi berakhir Maret atau April.
“Beberapa hari ke belakang, memang hujan agak kurang. Secara umum, bisa dikatakan masih ada dampak El Nino,” kata Kepala Bidang Informasi Meteorologi Publik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) A Fachri Radjab, Jumat (15/1) di Jakarta. El Nino mengganggu angin muson yang memengaruhi musim Indonesia.
El Nino adalah fenomena menghangatnya suhu muka laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur di sekitar garis khatulistiwa. Bagi Indonesia, itu memicu kekeringan panjang sehingga awal musim hujan terlambat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Musim hujan ditandai dominannya angin baratan, yakni angin muson dari Benua Asia ke arah Benua Australia. Karena terganggu El Nino, sistem angin muson Asia tak cukup kuat dan angin timuran dari Australia yang kering mendominasi Jawa.
Potensi hujan bagi Jawa makin tertekan jika ada gangguan lain, misalnya kemunculan pusat tekanan rendah di barat Kalimantan atau di Selat Karimata, yang disebut Borneo Vortex. Pusat tekanan rendah ini menarik angin dari Asia sehingga tak sampai Jawa, seperti beberapa hari lalu.
Pada sisi lain, aliran angin dari utara belum kuat. Aliran bisa kuat jika seruak dingin terjadi saat selisih tekanan udara antara Gushi di Tiongkok dan Hongkong melebihi 10 milibar. Menurut Fachri, kondisi ini juga mungkin akibat El Nino karena dampaknya bersifat global.
Sepekan mendatang
Saat ini, El Nino terus meluruh dan diprediksi berakhir pada Maret atau April. Data Bureau of Meteorology (BOM) Australia, indeks El Nino sempat mencapai 2,48 derajat celsius dalam sepekan pada November 2015. Namun, indeks terakhir tercatat 2,16 derajat celsius dalam sepekan. Indeks lebih dari 2 derajat celsius berarti El Nino kuat.
BMKG melihat potensi hujan menguat sepekan mendatang karena angin baratan mulai masuk Jawa. “Potensi kuat untuk Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) awal pekan depan,” ujar Fachri.
Daerah lain yang berpotensi kuat hujan sepekan mendatang adalah Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara. Potensi hujan juga diperkuat adanya Osilasi Madden Julian (MJO) yang bisa terjadi akhir Januari.
Kepala Bidang Informasi Iklim BMKG Evi Lutfiati menuturkan, puncak musim hujan sebagian besar wilayah Indonesia tetap diprediksi akhir Januari hingga awal Februari. Itu ditunjukkan peta prakiraan curah hujan lebih dari 100 milimeter per dasarian (sepuluh hari) untuk dasarian ketiga Januari dan dasarian pertama Februari.
Sebagian besar Indonesia pun diprediksi masih dalam musim hujan pada Maret karena menerima curah hujan lebih dari 150 mm per bulan, nilai yang setimbang antara penguapan dan hujan. Pada April, Jawa bagian timur kemungkinan berangsur kering. (JOG)
—————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 16 Januari 2016, di halaman 13 dengan judul “Hujan Tertekan El Nino”.