Hari Ozon International, Bahan Perusak Ozon Dibatasi

- Editor

Senin, 17 September 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penggunaan refrigeran atau zat pendingin yang merusak lapisan ozon dibatasi di Indonesia. Hal ini dilakukan guna membantu menyelamatkan dunia dari menipisnya lapisan ozon. Tantangan selanjutnya adalah menemukan teknologi yang tidak merusak ozon sekaligus tidak menimbulkan gas rumah kaca.

Impor zat pendingin HCFC-22 yang digunakan untuk lemari pendingin dan pendingin ruangan dilarang oleh pemerintah sejak 2015. Zat itu digantikan dengan Hydrofluorocarbon (HFC) yang dianggap tidak merusak ozon.

SUCIPTO UNTUK KOMPAS–Orang yang ada di kawasan Car Free Day Jalan Imam Bonjol, Jakarta, menandatangani dukungan untuk menjaga lapisan ozon pada perayaan Hari Ozon Internasional, Minggu (16/9/2018).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Saat ini HFC yang diimpor ke Indonesia karena dianggap memiliki potensi bahaya yang sedikit bagi lapisan ozon,” kata Direktur Mitigasi Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Emma Rachmawaty, saat ditemui dalam peringatan Hari Ozon Internasional di Jakarta, Minggu (16/9/2018).

SUCIPTO UNTUK KOMPAS–Masyarakat berfoto di salah satu booth Hari Ozon Internasional 2018 saat Car Free Day di Jalan Imam Bonjol, Jakarta, Minggu (16/9/2018).

Hal ini dilakukan untuk memenuhi perjanjian internasional, yakni Protokol Montreal tahun 1999 untuk mengurangi penggunaan bahan perusak ozon tahap demi tahap. Protokol Montreal terakhir diamandemen tahun 2016 yang mengatur pengurangan penggunaan HFC karena emisi zat tersebut berkontribusi menimbulkan gas rumah kaca. Gas rumah kaca berdampak pada perubahan iklim.

Untuk negara berkembang seperti Indonesia, HFC ditargetkan dikurangi konsumsinya per 1 januari 2029, tetapi belum ada teknologi yang lebih ramah terhadap ozon. Sebelum tahun 2029, tekhnologi terbaru yang ramah ozon dan tidak menimbulkan gas rumah kaca terus dikembangkan negara-negara di dunia.

“Indonesia menyiapkan ratifikasi terhadap amandemen tersebut kalau industri di Indonesia sudah siap. Tetapi target kita untuk mengurangi penggunaan HCFC sudah tercapai. Tahun 2015 berkurang 10 persen. Targetnya tahun 2020 berkurang 20 persen. Indikatornya dari data impor barang tersebut dan laporan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional,” ujar Emma.

Untuk menunjang pengurangan penggunaan zat pendingin, pemerintah juga memberi pelatihan kepada teknisi refrigeran. Para teknisi dilatih memperbaiki lemari pendingin dan pendingin udara produksi lama yang masih menggunakan HCFC-22. Masyarakat disarankan menggunakan jasa teknisi yang memiliki sertifikat kompetensi tersebut.

Gaya hidup
Menyelamatkan lapisan ozon bisa dilakukan dengan membeli dan menggunakan produk ramah ozon. Kemasan produk ramah ozon ditandai dengan logo Non CFC, yakni logo bola dunia yang ditopang oleh dua tangan.

Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, Ruandha Agung Sugardiman, mengatakan, memilih produk yang tidak mengandung bahan perusak ozon adalah bentuk sederhana yang bisa dilakukan individu demi atmosfer yang sehat. Hal tersebut antara lain mematikan pendingin ruangan ketika tidak digunakan dan tidak menggunakan produk yang menggunakan sistem spray seperti parfum, obat serangga, dan spray rambut.

Jika banyak orang melakukan hal tersebut, ozon akan terjaga fungsinya sebagai penyaring radiasi ultraviolet-B ke bumi. Ini penting karena paparan berlebih ultraviolet-B menyebabkan kanker pada hewan, menghambat proses pertumbuhan tanaman, kanker kulit pada manusia, serta merusak kornea dan mata manusia. (SUCIPTO)–YOVITA ARIKA

Sumber: Kompas, 17 September 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer
James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta
Harta Terpendam di Air Panas Ie Seum: Perburuan Mikroba Penghasil Enzim Masa Depan
Haroun Tazieff: Sang Legenda Vulkanologi yang Mengubah Cara Kita Memahami Gunung Berapi
BJ Habibie dan Teori Retakan: Warisan Sains Indonesia yang Menggetarkan Dunia Dirgantara
Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Sabtu, 14 Juni 2025 - 06:58 WIB

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?

Jumat, 13 Juni 2025 - 13:30 WIB

Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia

Jumat, 13 Juni 2025 - 11:05 WIB

Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer

Jumat, 13 Juni 2025 - 08:07 WIB

James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta

Rabu, 11 Juni 2025 - 20:47 WIB

Harta Terpendam di Air Panas Ie Seum: Perburuan Mikroba Penghasil Enzim Masa Depan

Berita Terbaru

Artikel

James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta

Jumat, 13 Jun 2025 - 08:07 WIB