Habibie Award 2018, Riset untuk Kemaslahatan Masyarakat

- Editor

Rabu, 14 November 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Potensi riset di Indonesia sangat besar. Di tengah sejumlah keterbatasan, seperti biaya, peneliti harus memanfatkan potensi itu dan menghasilkan riset untuk kemaslahatan masyarakat.

Keterbatasan biaya, sarana, dan fasilitas masih dijumpai oleh para peneliti dan ilmuwan di Indonesia. Namun, persoalan ini nyatanya tidak menjadi hambatan bagi tiga ilmuwan yang menerima penghargaan Habibie Award 2018 untuk menghasilkan riset dan penelitian yang bermanfaat bagi masyarakat.

Ketiga ilmuwan yang mendapatkan Habibie Award 2018 tersebut, pertama, Mikrajuddin Abdullah, ahli fisika nanomaterial yang juga Guru Besar Institut Teknologi Bandung. Dia mendapatkan penghargaan di bidang ilmu dasar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

KOMPAS/DEONISIA ARLINTA–Ketua Dewan Pengurus Yayasan Sumber Daya Manusia dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SDM-IPTEK) Wardiman Djojonegoro (dua dari kanan) memberikan piagam Habibie Award kepada Edvin Adrian, penerima penghargaan di bidang ilmu rekayasa pada penganugerahan Habibie Award 2018 di Jakarta, Selasa (13/11/2018). Selain itu, ada dua ilmuwan lain yang uga mendapatkan perhargaan itu, yaitu Mikrajuddin Abdullah untuk penghargaan di bidang ilmu dasar (paling kiri) dan Rovina Ruslami di bidang ilmu kedokteran (kedua dari kiri).

Kedua, Rovina Ruslami, ahli penyakit tuberkulosis (TB) khususnya pengobatan meningistis TB. Guru Besar Ilmu Farmokologi dan Terapi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran ini mendapatkan penghargaan di bidang ilmu kedokteran.

Ketiga, Edvin Aldrian, ilmuwan di bidang meteorologi dan klimatologi pada Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Dia mendapatkan penghargaan di bidang ilmu rekayasa.

Peraih Habibie Award mendapat hadiah berupa uang 25.000 dollar AS, medali, dan sertifikat. Melalui penghargaan ini diharapkan dapat mendorong semangat para ilmuwan dan peneliti di Indonesia agar lebih berkarya di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

“Indonesia adalah negara dengan potensi riset yang sangat besar, mulai dari alam, sumber daya manusia, hingga lingkungan. Sayangnya, sebagian peneliti masih berkaca pada topik-topik di luar negeri, bukan pada masalah bangsa ini. Padahal yang penting dari hasil riset adalah menyelesaikan masalah bangsa,” kata Mikrajuddin seusai acara penganugerahan Habibie Award di Jakarta, Selasa (13/11/2018). Ia saat ini sudah menghasilkan 44 buku dan 89 makalah ilmiah internasional.

Dukungan pemerintah
Hal tersebut senada diungkapkan oleh Rovina. Menurutnya, berbekal dari hal sederhana, seorang ilmuwan mampu menghasilkan karya yang berguna bagi masyarakat. Peneliti harus memiliki semangat menghasilkan riset untuk kemaslahatan masyarakat. Meski begitu, ia tidak memungkiri dukungan pemerintah berupa dana hibah menjadi nilai tambah yang diperlukan untuk pengembangan riset di Indonesia.

KOMPAS/DEONISIA ARLINTA–Wardiman Djojonegoro

Ketua Dewan Pengurus Yayasan Sumber Daya Manusia dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SDM-IPTEK) Wardiman Djojonegoro menyatakan, setidaknya dibutuhkan tiga komponen utama dalam pengembangan riset dan penelitian di suatu negara. Tiga hal itu adalah sumber daya manusia, program penelitian yang terintegrasi, serta institusi atau lembaga yang dapat mengkonversi hasil riset para peneliti.

“Untuk sumber daya manusia, Indonesia sudah tidak perlu diragukan. Tetapi, masalah program dan institusi yang bertugas untuk mengkonversi hasil penelitian ini yang belum ada. Seharusnya negara berperan di aspek itu,” katanya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan, peningkatkan kualitas sumber daya manusia saat ini menjadi priotias pemerintah, termasuk kualitas para ilmuwan dan peneliti di Indonesia.

Selain melalui peningkatan anggaran pendidikan, pemerintah pun telah mengalokasikan dana abadi penelitian sebesar Rp 1 triliun dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2019. Kolaborasi antara pemerintah, institusi pendidikan, dan swasta juga terus diperkuat agar peningkatan kualitas sumber daya manusia bisa terwujud secara efektif dan cepat.–DEONISIA ARLINTA

Sumber: Kompas, 14 November 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 0 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB