Aktivitas Gunung Agung di Bali terus meningkat, ditandai dengan lonjakan frekuensi gempa vulkanik sepanjang Jumat (15/9). Tim Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi intensif memantau aktivitas gunung ini karena ada indikasi pergerakan magma ke permukaan.
Gunung Agung dinaikkan statusnya dari Normal menjadi Waspada sejak Kamis. Masyarakat diimbau tidak mendekat dalam radius tiga kilometer dari puncak.
“Pantauan kami pada Jumat pukul 00.00 Wita hingga 18.00 Wita, terekam 19 gempa vulkanik dalam dan 6 gempa vulkanik dangkal. Sehari sebelumnya hanya 7 gempa vulkanik dalam dan 3 vulkanik dangkal. Kekuatan gempanya ada yang mencapai M 2,9. Ini menandakan pergerakan magma dari kedalaman ke permukaan,” kata Kepala Subbidang Pemantauan Gunung Api Wilayah Timur Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Devi Kamil Syahbana.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Status Gunung Agung bisa dinaikkan menjadi Awas jika aktivitasnya terus meningkat. Jika itu terjadi, kemungkinan harus ada evakuasi ribuan jiwa yang saat ini tinggal di kawasan rawan bencana Gunung Agung.
Ketua Badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) Bali, Dewa Indra, mengatakan, pendakian masih diperbolehkan asal tidak masuk dalam radius 3 km. “Tidak ada penutupan pendakian dan masyarakat tak perlu panik atau khawatir,” katanya.
Kepala Pusat Pengendalian Operasi BPBD Bali Gde Made Jaya Serata mengatakan, BPBD Bali dan Kabupaten Karangasem bersiap-siap mengantisipasi kemungkinan peningkatan aktivitas gunung ini. “Kalau rekomendasi saat ini radius bahaya 3 kilometer tidak ada penduduk di dalamnya. Tapi, jika dinaikkan statusnya, akan ada ribuan orang yang diungsikan. Banyak sekali desa yang dulu hancur terkena letusan tahun 1963 sudah dihuni kembali,” katanya.
Bupati Klungkung Nyoman Suwirta mengerahkan sejumlah petugas bekerja sama dengan BPBD Klungkung untuk sosialisasi kebencanaan gunung berapi. Sosialisasi ini bertujuan mengurangi kepanikan warga sekitar gunung dan menyiapkan warga yang tanggap darurat.
Intensif dipantau
Devi mengatakan, kini timnya intensif memantau aktivitas Gunung Agung mengingat sejarah letusan gunung ini yang sangat besar pada masa lalu. Berdasarkan data PVMBG, letusan terakhir gunung berketinggian 3.031 meter dari permukaan laut itu terjadi pada 1963. Letusan itu menewaskan lebih dari 1.549 orang. “Jangkauan awan panas mencapai sekitar 10 kilometer, hampir mendekati pantai. Belum lagi setelah awan panas waktu itu juga ada banjir lahar hujan,” katanya.
Jika letusan Gunung Merapi pada 2010 memiliki skala intensitas letusan gunung api (volcanic explosivity index/VEI) 4, letusan Gunung Agung pada 1963 memiliki VEI 5. “Gunung Agung termasuk salah satu gunung api yang paling kami khawatirkan letusannya. Apalagi gunung ini memang sudah lama tidak meletus,” kata Devi.
Di Jawa Tengah, aktivitas Kawah Sileri di Dieng meningkat tiga hari terakhir. Statusnya pun ditingkatkan dari Normal menjadi Waspada. (AIK/AYS/DKA)
—————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 16 September 2017, di halaman 14 dengan judul “Aktivitas Terus Meningkat, Ada Pergerakan Magma”.