Gempa Beruntun di Zona Subduksi Selatan Sumba

- Editor

Rabu, 23 Januari 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gempa-gempa berkekuatan menengah dan kuat melanda zona subduksi di selatan Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur, pada Selasa (22/1/2019). Dari pagi hingga tengah hari telah terjadi dua gempa berkekuatan di atas M 6 dan tiga gempa di atas M 5.

Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa pertama berkekuatan M 6,2 terjadi pada pukul 06.59 WIB, disusul gempa berkekuatan M 5,2 pukul 07.08 WIB, M 5,2 pada pukul 08.56, dan M 6,4 pada pukul 12.10 WIB. Berikutnya gempa kembali terjadi berkekuatan M 5 pada pukul 12.35 WIB.

Sumber: BMKG, 2019

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kepala Bidang Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono mengatakan, gempa-gempa ini bersumber di zona subduksi atau penunjaman lempeng. Episenter gempa-gempa ini ada di bawah laut dengan jarak sekitar 70 km-120 km sebelah barat daya Sumba Barat.

”Gempa-gempa ini sumbernya dangkal. Gempa M 6,4 kedalaman sumbernya 15 kilometer,” kata Daryono. ”Gempa ini akibat deformasi batuan tepat di bidang kontak antarlempeng Indo-Australia dan Eurasia. Namanya gempa interplate.”

Sekalipun cukup kuat dan sumbernya cukup dangkal, menurut Daryono, gempa ini tidak memicu tsunami.

Oleh AHMAD ARIF

Sumber: Kompas, 22 Januari 2019
——————–
Sudah 37 Gempa Guncang Sumba

Gempa bumi terus melanda Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur sepanjang Selasa (22/1/2019). Sejak gempa gempa pertama di pagi hari hingga pukul 19.47 WIB, total sudah 32 gempa yang melanda. Gempa terkuat terjadi pada pukul 12.10 WIB dengan kekuatan M 6,4.

Data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa pertama berkekuatan M 6,2 terjadi pada pukul 06.59 WIB, disusul gempa berkekuatan M 5,2 pukul 07.08 WIB, M 5,2 pada pukul 08.56, dan M 6,4 pada pukul 12.10 WIB. Berikutnya gempa kembali terjadi berkekuatan M 5 pada pukul 12.35 WIB.

“Gempa-gempa maish terus terjadi di selatan Sumba, sudah puluhan kali,” kata Kepala Bidang Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono.

Data BMKG, sampai pukul 21.14 WIB sudah terjadi 37 gempa bumi. Gempa-gempa ini bersumber di zona subduksi atau penunjaman lempeng. Episenter gempa-gempa ini ada di bawah laut dengan jarak sekitar 70 km – 120 km sebelah barat daya Sumba Barat.

–Rentetan gempa bumi di Sumba yang terekam BMKG sejak Selasa (22/1) pagi.

“Gempa-gempa ini sumbernya dangkal. Gempa M 6,4 kedalaman sumbernya 15 kilometer,” kata Daryono. “Gempa ini akibat deformasi batuan tepat di bidang kontak antar lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Namanya gempa interplate.”

Menurut Daryono, kawasan sekitar Pulau Sumba merupakan zona seismik aktif dan kompleks. Sekalipun cukup kuat dan sumbernya cukup dangkal, menurut Daryono, gempa kali ini tidak memicu tsunami.
Namun demikian, menurut Daryono, kewaspadaan perlu dilakukan karena zona subduksi di selatan Sumba tergolong seismic gap, yang berpotensi dilanda gempa besar. Sumba juga memiliki catatan pernah dilanda gempa dan tsunami dahsyat saat terjadinya gempa bumi pada 19 Agustus 1977.

“Saat itu gempa terjadi di selatan subduksi, di zona outer rise. Gempa kali ini jaraknya sekitar 100 km dari gempa 1977,” kata dia.

Menurut kajian Aditya R Gusman yang dipublikasikan di jurnal Bulletin of the Seismological Society of America tahun 2009, tsunami yang dipicu oleh gempa M 8,3 saat itu melanda Sumba, Sumbawa, Lombok dan Bali. Laporan International Tsunami Informarion Center tahun 1977, tsunami tertinggi saat itu tercatat di Pantai Lunyuk, Sumbawa yang mencapai 5,8 meter dan di Leterua, Sumba denga ketinggian 5,5 meter.

Oleh AHMAD ARIF

Sumber: Kompas, 22 Januari 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Biometrik dan AI, Tubuh dalam Cengkeraman Algoritma
Habibie Award: Api Intelektual yang Menyala di Tengah Bangsa
Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap
Di Balik Lembar Jawaban: Ketika Psikotes Menentukan Jalan — Antara Harapan, Risiko, dan Tanggung Jawab
Tabel Periodik: Peta Rahasia Kehidupan
Kincir Angin: Dari Ladang Belanda Hingga Pesisir Nusantara
Surat Panjang dari Pinggir Tata Surya
Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi
Berita ini 12 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 12 November 2025 - 20:57 WIB

Biometrik dan AI, Tubuh dalam Cengkeraman Algoritma

Sabtu, 1 November 2025 - 13:01 WIB

Habibie Award: Api Intelektual yang Menyala di Tengah Bangsa

Kamis, 16 Oktober 2025 - 10:46 WIB

Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap

Rabu, 1 Oktober 2025 - 19:43 WIB

Tabel Periodik: Peta Rahasia Kehidupan

Minggu, 27 Juli 2025 - 21:58 WIB

Kincir Angin: Dari Ladang Belanda Hingga Pesisir Nusantara

Berita Terbaru

Artikel

Biometrik dan AI, Tubuh dalam Cengkeraman Algoritma

Rabu, 12 Nov 2025 - 20:57 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tarian Terakhir Merpati Hutan

Sabtu, 18 Okt 2025 - 13:23 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Hutan yang Menolak Mati

Sabtu, 18 Okt 2025 - 12:10 WIB

etika

Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap

Kamis, 16 Okt 2025 - 10:46 WIB