Hari ini, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia dan China meresmikan rencana besar pembangunan kereta cepat (High Speed Railway/HSR) Jakarta-Bandung berkecepatan 250 kilometer (km) per jam. HSR direncanakan mulai dibangun awal 2016 dan selesai triwulan I-2019.
Saat diluncurkan, Duta Besar China untuk Indonesia Xie Feng menyebut, proyek ini sebagai momen penting kerjasama ekonomi antara China dan Indonesia. Tidak hanya itu, kereta cepat ini diklaim sebagai pertama di Asia Tenggara.
“Bagi Indonesia, kereta cepat Jakarta-Bandung merupakan kereta cepat pertama dengan kecepatan lebih dari 250 km/jam di Indonesia, bahkan kawasan Asia Tenggara,” kata Xie Feng, saat saat acara Joint Venture Agreement Kereta Cepat Jakarta-Bandung, di Hotel Pullman, Jakarta, Jumat (16/10/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain itu, Xie Feng menyebut, kereta cepat ini sebagai produk pertama yang dirancang, dibangun, dan dioperasikan oleh China bersama BUMN Indonesia di luar China. Teknologi kereta cepat ini, kata Xie Feng, menggunakan 100% teknik, standar dan perlengkapan China.
“Jika dipandang dari sudut kerjasama pragmatis, proyek ini akan menjadi proyek kerjasama dengan nilai investasi terbesar selama ini sekaligus penting dalam mensinergikan strategi perkembangan China dan Indonesia,” tuturnya.
Meski teknologi kereta cepat dan pembiayaan mayoritas datang dari China, Xie Feng menyebut, bahan baku, fasilitas, dan perlengkapan mayoritas akan dipasok dari industri dalam negeri.
China juga akan membantu Indonesia untuk melatih tim teknis kereta cepat agar bisa mengoperasikan hingga mengembangkan pabrik kereta cepat di tanah air.
“Kami juga akan bekerja seoptimal mungkin untuk merintis pasar pihak ketiga produk kereta cepat, khususnya di negara Asia Tenggara,” ujarnya.
(feb/dnl) Feby Dwi Sutianto
Sumber: detikfinance, Jumat, 16/10/2015
———–
Dibangun 2016, Kereta Cepat Jakarta-Bandung Beroperasi 2019
Proyek kereta cepat (High Speed Railways/HSR) mulai dikerjakan 2016. Sebelum groundbreaking alias peletakan baru pertama, PT Kereta Cepat Indonesia China akan memperkenalkan kereta cepat ke publik pada 9 November 2019 di daerah Walini, Bandung Barat.
Setelah proyek dimulai, maka konsorsium RI-China itu butuh waktu 3 tahun untuk menyelesaikan jalur dan stasiun kereta cepat. Artinya, kereta anyar ini sudah bisa meluncur mulai kuartal I-2019 atau sebelum berakhirnya Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) periode 2014-2019.
“Selesai jangka waktu akhir 2018 dan beroperasi secara komersial triwulan I-2019,” kata Staf Khusus Menteri BUMN, Sahala Lumban Gaol saat acara join Venture Agreement Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Hotel Pullman, Jakarta, Jumat (16/10/2015).
Di tempat yang sama, Direktur Utama PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), Bintang Perbowo menyebut pekerjaan konstruksi, rel hingga persinyalan akan dilakukan oleh Indonesia sedangkan pengadaan rolling stock atau kereta dipasok dari China.
“Banyak engineer RI terlibat. 60% local content, 40% impor terutama rolling stock dan material belum bisa dibikin di Indonesia. Kalau pekerjaan sipil seperti jalur, jembatan, rel sampai sinyal dikerjakan kita,” tuturnya.
WIKA merupakan ketua konsorsium BUMN Indonesia dalam kereta cepat, memimpin 3 BUMN lain yang membentuk perusahaan patungan PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI).
Untuk pembiayaan proyek, Bintang menyebut 75% dari total investasi US$ 5,5 miliar dibiayai oleh China Development Bank (CDB) sisanya disokong modal sendiri dari konsorsium BUMN China-Indonesia yakni PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).
(feb/ang)
Feby Dwi Sutianto – detikfinance
Jumat, 16/10/2015
—————–
Sah, BUMN RI-China Bikin Usaha Patungan Garap Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Pengembangan kereta cepat (High Speed Railway/HSR) Jakarta-Bandung memasuki babak baru. Hari ini, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia dan BUMN China membentuk anak usaha patungan bernama PT Kereta Cepat Indonesia China.
Kerjasama ini dilakukan melalui anak usaha BUMN, PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan China Railway International Co. Ltd.
“Karena pada hari yang bahagia dan indah kita bisa kumpul saksikan anda tangan joint venture agreement juga, deed establishment PT Kereta Cepat Indonesia China,” kata Chairman PSBI dan Staf Khusus Menteri BUMN, Sahala Lumban Gaol, saat acara Joint Venture Agreement Signing di Hotel Pullman, Jakarta, Jumat (16/10/2015).
Melalui kerjasama ini, Sahala menyebut, pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung akan terlaksana, sebagai wujud dan model pengembangan infrastruktur transportasi yang layak secara komersial, tanpa perlu dukungan pemerintah.
“Dengan demikian pembangunan infrastruktur di Indonesia pelabuhan jalan, tol, dan lain-lain yang bisa dikomersialisasi nggak perlu ditunda, karena bisa dikerjakan B to B (business to business). Dilakukan BUMN, BUMN kerjasama local private, atau kerjasama BUMN dengan perusahaan asing atau gabungan ketiga-tiganya,” tutur Sahala.
Pada anak usaha ini, BUMN INdonesia keroyokan menaruh saham 60%, sedangkan China menaruh porsi 40%. PSBI merupakan perusahaan patungan dari sejumlah BUMN Indonesiam yang terdiri dari PT KAI (Persero), PT Wijaya Karya Tbk, PT Jasa Marga Tbk, dan PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero).
Hadir pada kerjasama ini, Duta Besar China untuk Indonesia, Xie Feng, Dirut PSBI Dwi Windarto, Chairman China Railway International Yang Zhong Min, Dirut Wijaya Karya Bintang Perbowo, Dirut KAI Edi Sukmoro, Dirut Jasa Marga Adityawarman, dan Dirut PTPN VIII Dadi Sunardi. (feb/dnl)
Feby Dwi Sutianto – detikfinance
Jumat, 16/10/2015
——————
Media Jepang Pantau Acara Kerja Sama Kereta Cepat RI dan China
Hari ini, Indonesia dan China menandatangani Joint Venture Agreement (JVA) dan deed of Establishment pendirian anak usaha patungan kereta cepat (High Speed Railway/HSR) Jakarta-Bandung.
Perusahaan baru itu bernama, PT Kereta Cepat Indonesia China. Ada hal menarik pada kerjasama pengembangan HSR berkecepatan 250 kilometer per jam ini.
Tampak belasan wartawan media online, cetak, hingga televisi asal Jepang meliput proses pengembangan kereta cepat pertama di Indonesia dan Asia Tenggara ini.
Mereka mengikuti setiap proses kerja sama ini, padahal Jepang tidak ikut pada pembangunan HSR. Media asal Jepang tersebut di antaranya Asahi Shimbun, Yomiuri Shimbun, Mainichi Shimbun, Kyodo News, Jiji News, NHK TV, hingga Nikkei.
“Kita disuruh untuk mengikuti ini,” ujar salah satu awak media Jepang kepada detikFinance di Hotel Pullman, Jakarta, Jumat (16/10/2015).
Hadir pula media asal China seperti CCTV dan belasan media asal Indonesia. Jepang dan China sebelumnya memang bersaing sengit memperebutkan proyek bergengsi ini.
Pada keputusan final, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemudian menyerahkan pengembangan HSR ke BUMN RI. Selanjutnya BUMN RI memilih menggandeng China melalui China Railway International Co. Ltd sebagai mitra.
Akibat keputusan ini, Jepang pun sempat menyatakan kekecewaannya. Indonesia pun mengirim Menteri PPN/Kepala Bappenas Sofyan Djalil dalam misi diplomatik ke Jepang.
Pada pengembangan kereta cepat ini, BUMN RI dan China tidak meminta jaminan dan suntikan dana pemerintah Indonesia. Bahkan, kedua pihak sepakat untuk membidik pembangunan kereta cepat tidak hanya di Indonesia, tapi juga ke Asia Tenggara hingga Timur Tengah.
“Perusahaan yang baru juga nantinya ikut bertanding di luar Indonesia yang terkait HSR. Kami harapkan PT Kereta Cepat Indonesia China terbentuk ambil peran HSR di Timur Tengah, terutama MEA (Asia Tenggara),” ujar Chairman PSBI dan Staf Khusus Menteri BUMN, Sahala Lumban Gaol, (feb/ang)
Feby Dwi Sutianto – detikfinance
Jumat, 16/10/2015