Dua Gedung Monumental di Kampus UGM

- Editor

Senin, 26 Desember 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gedung Rancangan Bung Karno Itu Tak Lagi Sendirian
Dengan diresmikannya Gedung Auditorium UGM seharga Rp 10 miliar oleh Presiden Soeharto kemarin berarti universitas perjuangan itu kini memiliki dua gedung monumental. Sebelumnya, UGM memiliki gedung yang dirancang khusus oleh presiden pertama RI, Ir Soekarno. Gedung itu sampai kini, disebut Gedung Pusat UGM. Apa keistimewaan dua gedung monumental yang sama-sama diresmikan presiden RI tersebut?

SELAIN meresmikan Auditorium Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Presiden Soeharto kemarin sekaligus juga memberikan nama gedung tersebut, Graha Sabha Pramana, demikian Pak Harto memberikan nama untuk Auditorium UGM yang dibangun di atas tanah seluas 11,7 hektar dari bekas Lapangah Pancasila itu.

Graha Sabha Pramana sendiri berasal dari Bahasa Sansekerta yang berarti tempat berkumpulnya orang-orang bertukar pikiran. “Nama itu memang murni pemberian dari Bapak Presiden,” ungkap Rektor UGM, Prof Dr Sukanto Reksohadiprodjo M Com, kepada wartawan seusai acara itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pemberian dan peresmian nama oleh Pak Harto ditandai dengan penandatanganan prasasti pada sebuah batu marmer. Hadir dalam acara ini, Mendikbud Prof Dr Ing Wardiman Djojonegoro, Gubernur DIY Sri Paku Alam VIII, Sri Sultan HB X beserta permaisuri GKR Hemas dan sejumlah tamu undangan.

Terhadap Auditorium Graha Sabha Pramana UGM, menurut Prof Sukanto, Pak Harto sempat menyatakan kekagumannya. “Wah… cukup megah,” komentar Pak Harto ketika meIihat bangunan auditorium sebagaimana dikutip Rektor UGM. Ada kesan khusus? “Sepertinya tidak ada. Pak Harto hanya bilang begitu,”kata Sukanto.

Presiden dalam amanatnya juga menyinggung keberadaan auditorium ini. Menurut Pak Harto, wajar jika universitas perjuangan yang terkemuka ini mempunyai ruang pertemuan yang memadai, tempat berlangsungnya demikian banyak kegiatan akademik maupun non akademik.

Dengan diresmikan Auditorium Graha Sabha Pramana maka kampus PTN negeri tertua di Indonesia in mempunyai dua gedung monumental. Gedung monumental yang Sudah berdiri terlebih dahulu adalah Gedun Pusat yang diarsiteki oleh presiden pertama RI, Ir Soekarno.

Gedung Pusat atau lebih dikenal dengan Balairung itu sendiri terletak di sebelah utara Auditorium Graha Sabha Pramana. Persamaan dengan auditorium ini, yakni sama-sama diresmikan penggunaannya oleh Presiden RI. Gedung Pusat diresmikan Presiden Soekarno, sementara Auditorium UGM oleh Presiden Soeharto.


Gedung Pusat ini tampak megah dan menjadi pusat dari berbagai bangunan di kampus Bulaksumur dengan banyaknya pilar-pilar besar. Gedung ini terdiri atas tiga lantai. Sebagai gedung yang dibangun di awal kemerdekaan, Gedung Pusat ini tergolong mewah dan desainnya cukup anggun.

Menilik bangunan Auditorium,UGM yang berbentuk Joglo Sinom, dari jauh memang tampak megah, dan kokoh dengan warna dasar kuning dan coklat. Gunung Merapi yang baru saja berulah dan merenggut puluhan korban jiwa, seakan tampak menjadi background dari kemegahan gedung itu.

Belum lagi taman cukup luas yang hijau oleh pepohonan dan rerumputan, juga menambah sejuk dan asrinya auditorium berlantai tiga tersebut. Jika malam hari, taman ini tampak lebih hidup lagi karena diterangi ratusan lampu taman yang berderat rapi di hampir semua penjuru.

Jika masuk ke dalam dari Auditorium UGM yang dibangun oleh PT Waskita Karya Cabang VII Jawa Tengah selama 16 bulan (1 Mei 1993 sampai 8 September 1994) ini, kemegahannya semakin terlihat
elemen hias dan hiasan pada bangunan serta langit-langit auditorium terasa menonjol.

Gedung yang pembangunannya menelan biaya hampir Rp 10 miliar, tepatnya Rp 9.550.000.000, mampu menampung 5.000 orang, meliputi ruang auditorium 1.508 Orang, balkon 1.342 orang, sayap kiri 1.081 orang, dan sayap kanan 1.081 orang.

Fungsi gedung untuk menampung kegiatan intern UGM, wisuda dan pertemuan.

Ditinjau dari perancangan arsiteknya, Auditorium UGM ini secara filosofi juga memiliki nilai monumental. Pendaerahan (zoning), tampak disesuaikan dengan urutan arah Selatan ke Utara. Alun-alun berupa lapangan dan pelataran upacara dengan bentuk lingkaran dan pusat tiang bendera.

Dan yang penting, Gedung Pusat yang selama ini jadi kebanggaan masyarakat UGM karena dirancang dan diresmikan presiden pertama RI itu kini tak lagi sendirian. Sekarang ada gedung monumental lainnya yang diresmikan presiden kedua RI, H Soeharto.(adib lazwar/ arief santosa)

Sumber: Jawa Pos, September 1994

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer
Berita ini 260 kali dibaca

Informasi terkait

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Rabu, 2 Juli 2025 - 18:46 WIB

Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Sabtu, 14 Juni 2025 - 06:58 WIB

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?

Berita Terbaru

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB

Artikel

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Jun 2025 - 14:32 WIB