Ditemukan Manusia Hibrida Neandertal-Denisova

- Editor

Senin, 27 Agustus 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Analisis genetik terhadap fosil manusia purba di dalam goa di Siberia, Rusia menyingkap bukti-bukti penting tentang pembauran manusia sejak zaman purba. Peneliti menemukan fosil manusia hibrida yang memiliki DNA separuh Neandertal dan Denisova, dua jenis manusia yang terpisah evolusinya sejak 360.000 tahun lalu.

?Temuan ini dipublikasikan di jurnal internasional Nature pada 22 Agustus 2018 oleh Viviane Slon dari Max Planck Institute for Evolutionary Anthropology, Jerman dan tim.

?Disebutkan dalam paper tersebut, fosil tulang tersebut berasal dari gadis yang diperkirakan berumur 13 tahun yang telah meninggal dan terperam di goa itu selama 90.000 tahun. Pada periode kehidupan hingga kematian gadis ini, manusia modern (Homo sapiens) diperkirakan masih tinggal di Afrika.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

?Analisis DNA yang dilakukan para ahli terhadap fosil ini menemukan bahwa, genome gadis ini memiliki komposisi separuh Neandertal dan separuhnya Denisova. Analisis terhadap mitokrondia kemudian memastikan bahwa, dia merupakan keturunan pertama dari hibrid atau bauran ayah Denisovan dan ibu Neandertal.

VIVIANE SLON, DKK. NATURE, 2018–Lokasi sebaran dan interaksi antara Neandertal, Denisova dan leluhur manusia modern sekitar 40.000 tahun lalu.

?Neandertal dan Denisova merupakan dua manusia purba yang terpisah proses evolusinya dengan manusia modern sejak sekitar 500.000 tahun lalu. Kedua manusia purba ini kemudian juga saling terpisah cabang evolusinya sejak 360.000 tahun lalu.

?Mereka diperkirakan telah keluar dari Afrika dan menjelajah hingga Eropa dan Asia jauh lebih awal, sebelum Homo sapiens akhirnya keluar dari Afrika sekitar 70.000 tahun lalu. Jejak Neandertal diketahui telah menghuni Eropa sejak ratusan ribu tahun lalu, sebelum kemudian punah sekitar 30.000 tahun lalu.

?Keberadaan Denisova sebagai entitas manusia yang berbeda dari Neandertal baru diketahui temukan fosilnya sejak 2010, juga dari goa di Siberia. Seperti Neandertal, Denisova kemudian juga musnah. Salah satu hipotesis sebelumnya menyebutkan bahwa musnahnya Neandertal dan Denisova karena kalah bersaing dengan Sapien.

?Namun, beberapa penelitian terkahir menunjukkan bahwa manusia modern atau Homo sapiensyang di luar Afrika ternyata juga bauran DNA Neandertal dan Denisova. Orang Papua dan Aborigin di Australia, termasuk yang memiliki komposisi Neandertal dan Denisova tertinggi, yaitu masing-masing sekitar 4 persen.

Menjadi bukti
?Temuan manusia hibrid Neandertal dan Denisova ini semakin membuktikan bahwa proses pembauran antar manusia yang memiliki percabangan evolusi berbeda ternyata telah terjadi sejak zaman purba.

?Peneliti genetika Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Pradiptajati Kusuma, yang tidak ikut dalam publikasi ini., ketika dimintai pendapatnya, Jumat (24/8/2018), di Jakarta, mengatakan, temuan ini sangat penting untuk mempelajari evolusi manusia. “Di manuskrip penelitian kami yang terbaru ada temuan menarik soal pembauran Neandertal dan Denisova pada orang Papua, tapi kami belum berani interpretasi jauh tentang di mana lokasi pembaurannya terjadi,” kata dia.

?Leluhur Papua merupakan kelompok migrasi awal Homo sapiens yang keluar dari Afrika. Mereka diperkirakan tiba di Nusantara sebelum 50.000 tahun lalu. Pembauran mereka dengan Neandertal dan Denisovan diperkirakan terjadi di perjalanan menuju Papua.

?Temuan tentang pembauran Neandertal, Denisova, dan Sapiens ini bisa mengubah hipotesa sebelumnya. Bisa jadi, Neandertal dan Denisova tidak musnah akibat desakan Sapiens. Namun sebaliknya, mereka berbaur dan terserap dalam DNA manusia modern saat ini.–AHMAD ARIF

Sumber: Kompas, 25 Agustus 2018

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan
UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum
3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum
Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023
Tiga Ilmuwan Penemu Quantum Dots Raih Nobel Kimia 2023
Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023
Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023
Berita ini 4 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Senin, 13 November 2023 - 13:46 WIB

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 November 2023 - 13:42 WIB

3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum

Senin, 13 November 2023 - 13:37 WIB

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 November 2023 - 05:01 WIB

Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:52 WIB

Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:42 WIB

Teliti Dinamika Elektron, Trio Ilmuwan Menang Hadiah Nobel Fisika

Berita Terbaru

Berita

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 Nov 2023 - 13:46 WIB

Berita

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 Nov 2023 - 13:37 WIB