Dicari, Mereka yang Mau Terus Menerus Belajar

- Editor

Selasa, 11 Juni 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri telah dimulai pada Senin (10/6/2019). Pendaftaran akan berakhir pada 24 Juni, atau berlangsung dua pekan. Dengan demikian, calon mahasiswa memiliki waktu memadai untuk berpikir masak-masak mengenai program studi yang dipilih. Fenomena mahasiswa salah pilih jurusan pun diharapkan tak terjadi lagi.

Namun, tantangan perkembangan zaman kian kompleks. Hanya fokus pada disiplin ilmu yang diambil dinilai tak lagi cukup karena zaman sekarang membutuhkan individu yang tak hanya pandai secara akademis, tetapi juga inovatif serta terampil. Kemampuan ini tidak akan tercapai tanpa mental gigih dan mau terus belajar.

KOMPAS/LARASWATI ARIADNE ANWAR–Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir sesuai halal bihalal kementerian di Jakarta, Senin (10/6/2019), mengimbau mahasiswa yang mengikuti Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri untuk memiliki mental mau belajar seumur hidup dan kreatif agar bisa mengembangkan kemampuan sesuai kebutuhan zaman.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Prinsip tersebut mematahkan anggapan bahwa hal terpenting dari lulusan SMA dan sederajat adalah nilai rapor serta skor pada Ujian Tulis Berbasis Komputer untuk masuk perguruan tinggi. ”Tujuan pendidikan nasional jelas, yaitu generasi unggul dan nasionalis. Unggul tak hanya bermakna pandai teori dan praktik ilmu yang dipelajari, tetapi juga berwawasan luas,” kata Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Ismunandar seusai halal bihalal kementerian di Jakarta, Senin.

KOMPAS/LARASWATI ARIADNE ANWAR–Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Ismunandar dalam sosialisasi Hari Kesiapsiagaan Bencana, di Jakarta, 18 April 2019).

Lembaga penyelenggara pendidikan tinggi hendaknya mengembangkan karakter mahasiswa yang mau untuk terus belajar. Dengan demikian, mahasiswa dituntut mengetahui wawasan di luar bidang yang dipelajari.

Ismunandar menjelaskan, kebutuhan zaman sekarang dan masa depan adalah pemelajaran multidisipliner. Meski demikian, dalam jejaring profesional, tetap dibutuhkan kepakaran pada bidang spesifik. ”Skemanya bisa seperti huruf T, yaitu individu mendalami bidangnya hingga mencapai kemampuan pakar sekaligus memiliki wawasan pada bidang-bidang lainnya,” ujarnya.

Adapun skema yang lebih kompleks, menurut Ismunandar, adalah menyerupai huruf M. Seorang individu memiliki keahlian pada beberapa bidang pada saat bersamaan.

Ia menambahkan, pengembangan wawasan umum berskala lokal, nasional, dan global selalu diperlukan. Tanpa hal ini, orang akan sukar mencari celah untuk menerapkan secara nyata ilmu yang dipelajarinya. Pengembangan inovasi, menurut dia, berlandaskan pada kesadaran tentang masalah di sekitar.

Berkembang
Pentingnya pengembangan diri secara terus-menerus dikemukakan pula oleh Direktur Politeknik Negeri Jakarta Abdillah. Menurut dia, meskipun mengajar ilmu terapan sesuai spesifikasi industri, politeknik tetap membutuhkan mahasiswa berkarakter pemelajar.

”Faktor penting dalam pendidikan vokasi adalah mengambil sertifikasi kompetensi. Lulusan D-4 Teknik Sipil, misalnya, selain memahami teori seperti layaknya sarjana, ia juga harus memiliki keterampilan praktis mencampur bahan bangunan, menggambar cetak biru, dan mengawasi proyek,” ucap Abdillah.

Namun, kompetensi pada dunia industri, menurut dia, terus berkembang. Oleh sebab itu, sarjana vokasi apabila ingin terus terpakai oleh dunia kerja, secara berkala harus memutakhirkan ilmunya dengan mengambil ujian sertifikasi.

Ismunandar menambahkan, karakteristik pemelajar seumur hidup hendaknya ditanamkan sejak usia dini. Kemampuan membaca materi di luar silabus, menganalisis masalah, menyimpulkan, merumuskan, dan mengambil keputusan harus dibiasakan sejak pendidikan dasar dan di rumah.

”Jangan mengharapkan hal tersebut bisa dipelajari dari nol di perguruan tinggi. Justru, masa kuliah menuntut kemampuan mahasiswa mempraktikkan keterampilan tersebut,” ujarnya.–LARASWATI ARIADNE ANWAR

Sumber: Kompas, 11 Juni 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB