Daerah yang dilanda banjir serta longsor di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (18/6), telah dipetakan secara cepat oleh Badan Informasi Geospasial memakai drone atau wahana tanpa awak. Pemetaan itu dilakukan berbasis peta batas administrasi.
“Peta itu diperiksa silang dengan Peta Rawan Bencana yang dibuat Pusat Pemetaan dan Integrasi Tematik Badan Informasi Geospasial (BIG),” kata Kepala Parangtritis Geomaritime Science Park BIG Theresia Retno Wulan, Jumat (24/6), di Jakarta.
Drone itu bertipe quadcoper dengan empat baling-baling vertikal. Drone yang disebut DJI phantom 3 professional tersebut berkecepatan 16 meter per detik. “Untuk foto udara, drone dilengkapi kamera kapasitas 12 megapiksel untuk menghasilkan gambar ukuran 4.000 x 3.000 piksel dengan format gambar JPEG dan DNG,” kata Retno.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pemetaan kawasan itu dilakukan drone selama 15 menit untuk meliput kawasan seluas 2 hektar. Data dari drone ditransmisi secara remote sampai jarak 3 kilometer. “Hasil pemotretan bisa untuk skala rinci, resolusi 2,5 sentimeter,” ujarnya.
Dalam pemetaan itu ditetapkan tiga tingkatan bencana banjir dan longsor, yakni tinggi, sedang, dan rendah. Klasifikasi itu didasari kerugian materi dan kerusakan. “Kulon Progo ialah daerah dengan kerusakan terparah akibat banjir dan longsor,” kata Retno. Longsor juga melanda Kabupaten Purworejo.
Sebagai contoh, foto udara yang diambil dari drone di Desa Kulur, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, menunjukkan pembelokan alur Sungai Seling jadi titik awal debit air sungai menerobos tanggul badan sungai. Air yang semula bergerak lurus melimpas ke alur sungai yang berbelok. Akibatnya, air sungai menggerus alur badan sungai.
Peta yang dihasilkan BIG bisa dipakai pemda dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk melaksanakan penanggulangan, evakuasi, serta rehabilitasi wilayah terdampak.
Peringatan dini
Peringatan dini ada potensi hujan lebat, 17-20 Juni 2016, di wilayah tengah Pulau Jawa, termasuk Daerah Istimewa Yogyakarta, dikeluarkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Hujan disertai petir dan angin kencang lebih dari 8 jam, Sabtu, 18 Juni 2016, membuat sedikitnya 12 kecamatan di 4 kabupaten/kota DIY terdampak banjir dan kerusakan.
Menurut Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho, banjir dan longsor di DIY, Sabtu lalu, meliputi Kabupaten Gunung Kidul, Kulon Progo, Kota Yogyakarta, dan Bantul. Lokasi longsor di Jawa Tengah adalah Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Kebumen, Purworejo, Magelang, dan Sragen. (YUN)
————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 25 Juni 2016, di halaman 14 dengan judul “Dampak Banjir dan Longsor Dipetakan”.