Pemerintah pusat akan bersungguh-sungguh memberi hak kelola bagi pemerintah daerah dalam kelanjutan operasi Blok Mahakam di Kalimantan Timur. Saat ini, besarnya hak kelola pemerintah daerah berupa saham partisipasi masih dalam pembicaraan.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengemukakan hal itu dalam pidato pembukaannya pada diskusi berjudul “Penyelamatan Sumber Daya Alam Migas di Indonesia”, Senin (13/4), di Jakarta. Sebagai narasumber adalah Ketua DPD Irman Gusman, Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek, Kepala Unit Pengendali Kinerja Kementerian ESDM Widhyawan Prawiraatmadja, Direktur Hulu PT Pertamina (Persero) Syamsu Alam, dan anggota Dewan Energi Nasional Andang Bachtiar.
Sudirman mengatakan, dalam kelanjutan operasi Blok Mahakam yang bakal habis masa kontraknya pada 2017, banyak sekali permasalahan yang harus diselesaikan. Karena itu, kata dia, perlu duduk bersama antarpemangku kepentingan untuk mencapai kesepakatan.
“Pemerintah pusat sangat serius memberi tempat kepada pemerintah daerah agar mendapatkan hak kelola. Perlu pembahasan lebih lanjut mengenai besaran hak kelola atau saham partisipasi itu,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sudirman memastikan bahwa pemerintah menunjuk Pertamina selaku operator Blok Mahakam nanti. Saat ini tengah berlangsung proses transisi dari pengelola Blok Mahakam, yaitu Total Exploration & Production Indonesie dan Inpex Coorporation, kepada Pertamina.
“Pemerintah juga siap memfasilitasi segala hal soal hak kelola daerah berupa saham partisipasi di Blok Mahakam nanti,” ujarnya.
Peran aktif pemerintah
Sementara itu Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies Marwan Batubara mengatakan, pihaknya mengapresiasi pemerintah yang sudah berkomitmen memberikan hak kelola Blok Mahakam kepada Pertamina. Ia meminta pemerintah berperan aktif menjamin penyerahan saham partisipasi 10 persen kepada Provinsi Kalimantan Timur dan Kabupaten Kutai.
“Pemerintah harus menyerahkan sepenuhnya Blok Mahakam kepada Pertamina dan pemerintah daerah tanpa ada keterlibatan pihak asing. Ini penting bahwa sumber daya alam kita memang untuk kemakmuran rakyat Indonesia,” kata Marwan.
Blok Mahakam saat ini dikelola Total (perusahaan migas asal Perancis) dan Inpex (Jepang) dengan besaran saham masing-masing 50 persen. Kontrak blok itu bakal berakhir pada 2017 dan pada 1 Januari 2018 hak kelola Blok Mahakam akan diserahkan kepada Pertamina.
Cadangan migas saat blok tersebut dikelola sejak tahun 1967 sekitar 1,68 miliar barrel minyak bumi dan 21,2 triliun kaki kubik gas bumi. Pengurasan besar-besaran pada masa lalu membuat Indonesia menjadi eksportir gas alam cair terbesar di dunia pada periode 1980-2000. ——Aris Prasetyo
Sumber: Kompas Siang | 13 April 2015