Co-Working Space (ruang kerja bersama) Koridor, di Gedung Siola, Surabaya, Jawa Timur, diresmikan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Jumat (10/11). Keberadaan fasilitas itu diharapkan dimanfaatkan pemuda ”Kota Pahlawan” untuk mengembangkan usaha rintisan.
Co-Working Space Koridor berada di pusat Kota Surabaya, tepatnya di Jalan Genteng. Gedung ini menjadi satu bagian dengan Mall Perizinan Kota Surabaya. Fasilitas yang tersedia, seperti Wi-Fi, ruang kerja, dan komputer bisa diakses warga selama 24 jam tanpa dipungut biaya. Tempat itu dibangun Pemerintah Kota Surabaya untuk mengembangkan ide dan kreativitas warga yang ingin mengembangkan usaha rintisan.
Sebelum diresmikan, ruang kerja bersama sebenarnya sudah beroperasi sejak pertengahan Agustus 2017. Namun, baru tiga ruangan yang bisa dimanfaatkan warga. Kini, dengan diresmikannya fasilitas itu, sebanyak tujuh ruangan dengan luas total 3.000 meter persegi bisa diakses oleh warga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dengan keberadaan co-working space ini, saya mendorong pemuda Surabaya untuk mengembangkan usaha rintisan atau menciptakan produk, baik itu software (perangkat lunak) ataupun hardware (perangkat keras).
”Dengan keberadaan co-working space ini, saya mendorong pemuda Surabaya untuk mengembangkan usaha rintisan atau menciptakan produk, baik itu software (perangkat lunak) atau pun hardware (perangkat keras),” ujar Risma.
Peresmian itu dihadiri ratusan pemuda Surabaya. Selain itu, turut hadir Chairman CTCorp Chairul Tanjung, Chief Executive KIBAR Yansen Kamto, pendiri Layaria Dennis Adishwara, dan pendiri KROWD.id Vidi Aldiano.
Pada setiap Sabtu-Minggu, pukul 10.00-17.00, pengunjung Koridor bisa memperoleh pelatihan terkait usaha rintisan dari Google. Beberapa pelatihan yang ditawarkan di antaranya penggunaan website, strategi pemasaran secara daring, dan pengemasan yang menarik.
Chairul menuturkan, keberadaan fasilitas ruang kerja bersama di Surabaya merupakan wujud dukungan dari Pemkot Surabaya kepada generasi muda. ”Anak muda harus menyiapkan diri dalam menghadapi persaingan dengan negara lain, termasuk negara tetangga. Generasi muda harus mampu memenangkan persaingan dengan negara lain,” katanya.
Adapun Dennis menyampaikan, keberadaan Koridor harus dimanfaatkan secara maksimal oleh pemuda Surabaya. ”Sering kali saya melihat semangat generasi muda di kota lain surut karena kurang memadainya fasilitas dan informasi,” ujar Dennis.–RYAN RINALDY
Sumber: Kompas, 10 November 2017