Tim dokter dari Rumah Sakit Mohammad Hoesin atau RSMH Palembang dan Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo Jakarta menyelesaikan operasi cangkok ginjal perdana di Sumtera Selatan, Kamis (7/1). Itu menjadi harapan bagi penderita gagal ginjal di Sumsel.
Reskiana (29) ialah pasien yang mendapat fasilitas gratis itu, melalui operasi dengan ginjal dari ibunya, Maimunah (54). Keduanya tampak tergolek lemas seusai menjalani operasi yang berlangsung sekitar 4 jam itu. Kondisi Reskiana cukup stabil.
Abas Suni (54), ayah Reskiana, memerhatikan tiap tahapan operasi yang ditayangkan langsung di depan para dokter dan awak media. Pria yang mencari nafkah sebagai pedagang kopi itu terharu mendapat kesempatan itu dan bisa melihat anaknya kembali sehat. “Reskiana tak harus menjalani cuci darah lagi,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ketua Tim Transplantasi Ginjal RSMH Palembang Ian Effendi mengatakan, operasi termasuk sukses. “Kami menunggu hasil tiga hari ke depan. Jika stabil, pasien bisa beraktivitas seperti biasa,” ujarnya.
Menurut Ian, tak ada kesulitan berarti dalam melaksanakan operasi itu. Sebab, sebelumnya tim dokter sudah memeriksa pasien secara intensif selama satu bulan. Pemeriksaan itu terdiri atas pemeriksaan bentuk dan posisi pembuluh darah yang mengalir ke ginjal, termasuk kesiapan dari donor dan penerima ginjal.
Bagian tersulit ialah mencari donor yang tepat agar ginjal dapat diterima pasien. Ginjal yang diberikan harus berasal dari orang sehat, yaitu orang yang tak punya riwayat penyakit ginjal, golongan darah cocok, dan tak pernah menderita diabetes. “Biasanya, donor yang tepat adalah keluarga dekat,” ucapnya.
Biaya operasi
Selain sulit mendapat donor, biaya operasi yang tinggi jadi penghalang bagi penderita untuk melakukan pencangkokan. Untuk satu kali operasi, termasuk segala persiapannya, butuh dana sekitar Rp 500 juta. Khusus untuk operasi ini, biaya Rp 250 juta ditanggung Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan karena pasien adalah peserta, sisanya ditanggung RSMH.
Ian menjelaskan, fasilitas pencangkokan ginjal terkonsentrasi di wilayah Jawa, yakni Jakarta, Bandung, Semarang, Solo, dan Malang, serta di Bali. Adapun di Sumatera, hanya ada di Palembang dan Padang. Padahal jumlah penderita gagal ginjal banyak.
Berdasarkan survei tahun 2007-2010, penderita gagal ginjal di Palembang mencapai 160-270 penderita per 1 juta penduduk per tahun. Untuk skala nasional, rata-rata penderita 400 orang per 1 juta penduduk per tahun. Karena itu, RSMH jadi rujukan bagi pasien gagal ginjal di Bengkulu, Jambi, Lampung, Sumatera Selatan, dan Bangka Belitung.
Gagal ginjal menimbulkan kerugian bagi penderita karena produktivitas kerja jauh menurun. Dalam seminggu, setidaknya dua kali cuci darah. Selain harganya tinggi, yakni Rp 1,3 juta sekali cuci darah, kegiatan itu akan mengurangi produktivitas kerja penderita. “Karena itu, butuh peran pemerintah agar membantu masyarakat keluar dari permasalahan ini,” ucap Ian. (RAM)
—————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 9 Januari 2016, di halaman 14 dengan judul “Cangkok Ginjal Perdana di Sumatera Selatan Dilakukan”.